Part 29

3.8K 146 2
                                    

Refan & Bella

Refan mengajak bella untuk mengunjungi rumah rendy. Sekalian berkenalan dengan mimi, bella sangat penasaran seperti apa wanita yang sering diceritakan refan padanya, yang membuat calon kaka iparnya gila karna tingkahnya.

(Dalam mobil)

"Aku ingin tau ka mimi, penasaran sekali" ujar bella

"Jangan bilang kakak, bilang mimi aja toh kalian seumuran" jawab refan

"Meskipun kita seumuran tapi dia istri dari calon kaka ipar aku. Masa iya aku panggil nama. Iyakan? Lagian gaada salah nya juga panggil ka pada seumuran. Menghormati juga kan" balas bella santai dengan pesonanya yang sangat luar biasa

"Iya sayang iyaa" refan mengelus rambut bella

Tidak lama kemudian mereka pun sampai dirumah rendy.

"Silahkan tuan, nyonya" seru pelayan seraya membukakan pintu dan menyuruh refan dan bella untuk masuk

"Kita udah ada janji dengan kak rendy" ucap refan

"Baik tuan, mau minum apa tuan dan nyonya?" tanya pelayan itu

"Kopi ada? Kalau bella buatkan saja jus" refan

"Ada tuan, baiklah" jawab pelayan dan berlalu ke dapur

"Ehh kalian sudah sampai" Ujar rendy

"Iya ka. Kemana mimi?" tanya refan

"Adaa, bentar. Miii mimiii, ada refan sama bella nih"teriak rendy

"Kau tidak perlu teriak, aku mendengarnya" jawab mimi sambil berjalan menuruni anak tangga

"Kirain ga denger" nyengir rendy

"Hai" sapa mimi dengan mengangkat telapak tangannya bukan menyalami mereka

Refan dan bella melongo tak berkedip, melihat tingkah mimi dan pakaiannya yang sedikit berantakan. Jauh dari kata anggun.

"Ahh iyaa haii" refan membuyarkan pandangan bella

"Kenalin kak, ini pacarku bella" ujar refan sambil mengarah pada bella

"Hai kak, aku bella" mengangkat tangannya untuk bersalaman dengan mimi dan menampakkan senyum khas nya yang sangat mempesona

"Hai, aku mimi" menyalami bella

"Ternyata kakak lebih cantik dari dugaan ku yaa" bella

"Janganlah berbohong. Kau yang sangat cantik" balas mimi, kini mimi duduk disamping rendy dengan sebelah kakinya dinaikan ke atas. Membuat refan menelan ludahnya. Rendy hanya menggelengkan kepalanya pelan

"Serius kak, kau lebih cantik. Apalagi kalau sedikit dipoles dengan make up" ucap bella sambil memperagakan tangannya ketika menyebutkan 'sedikit'

"Bagus, kau bisa kan dandanin dia?" rendy antusias

"Hey, kau fikir aku apaan kau suruh2. Jangan menyuruhku. Kau urus saja urusanmu" jawab mimi membuat bella lagi2 melongo

"Sudah biasa" bisik refan ditelinga bella

"Ahh iyaa, lucu" lirih bella

"Bukan begitu sayang, kau kan perempuan. Harus pakai make up. Minimal sedikit, atau pakai lipstik" ujar rendy hatihati

"Kau saja pakai lipstik" santai mimi

"(Tertawa kecil) kapan2 kita jalan yu ka?" ajak bella pada mimi

"Jalan? Ah melelahkan" jawab mimi

"Atau ngafe, atau makan, atau shopping. Gimana?" antusias bella

"Ngafe boleh" jawab mimi santai

Mereka pun berbincang2 sambil tertawa bersama. Tak terasa hari sudah gelap. Bella dan refan pamit untuk pulang.

Diperjalan pulang bella hanya diam. Tatapannya sangat kosong, sesekali refan memperhatikan raut wajah bella yang tak biasa.

"Kenapa?" tanya refan hati2

"Emm ngga, aku hanya memikirkan kita" jawab bella pelan

"Kita? Memangnya kenapa?" refan penasaran

"Kakak mu sudah menikah, terus kita kapan? Setiap kali aku meminta untuk dinikahi kau selalu beralasan kakak mu belum menikah. Sekarang kakak mu sudah menikah, apa kita bisa menikah secepatnya?" tanya bella, kini pandangannya tertuju pada refan

Refan terdiam, tak menjawab. Matanya beralih kedepan melihat jalanan.

"Jawab" bella

"Aku belum siap" sedikit, namun cukup membuat mata bella memerah seakan ingin menumpahkan air yang ada dikelopak matanya

"Belum siap? Trus kapan siapnya? Kita pacaran udah bertahun2. Kita sangat mengenal satu sama lain. Dan sekarang kamu bilang kamu belum siap? Dalam hal apa? Ekonomi? Kamu sekarang bekerja bahkan memegang salah satu perusahaan orang tua mu. Aku fikir bukan masalah ekonomi" cerocos bella masih dengan nada normal, bahkan merendah namun penuh penekanan

"Aku belum siap mental bella, masih banyak juga yang harus aku urus" jelas refan

"Mental? Mental apa? Apa aku menyebalkan sampai kamu tidak siap mengurusku? Banyak yang harus diurus? Apa? Apa yang harus kamu urus? Apa aku bukan salah satu dari apa yang harus kamu urus?" ucap bella dengan sejuta pertanyaan

Lagi lagi refan diam. Dia tidak tau apa yang harus ia katakan pada kekasihnya itu.

"Sekarang liat, kau hanya bisa diam. Kenapa? Apa kau tidak punya alasan untuk dikatakan lagi? Sekiranya kau hanya main2 dengan ku, sebaiknya kita berpisah. Aku tidak ingin berhubungan dengan lelaki yang tidak ingin berkomitmen sepertimu" ujar bella dan langsung mengalihkan pandangannya ke depan

"Bukan begitu sayang, aku hanya.." terpotong

"Berhentilah bicara dan lanjutkan saja menyetir lebih cepat. Aku lelah, ingin segera sampai apartemen ku" jelas bella membuat refan tidak bisa berkata2 lagi

Tidak lama merekapun sampai di apartemen bella.

"Maafkan aku, aku.." terpotong saat bella menepis tangan refan yang menggenggam tangannya dan turun dari mobil secepat kilat. Refan hanya diam tanpa berniat mengejar bella

"Memang selalu begitu, tanpa mau mengejar dan berusaha menjelaskan padaku" ucap bella pelan berbicara sendiri sambil terus berjalan cepat

.

.

.

Crazy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang