Part 49

2.6K 154 2
                                    

Rendy tampak terlelap setelah meminum obat. Dan mimi masih terpaku memandangi rendy. Mimi masih tidak habis pikir menjadi seorang istri dari pria yang benar2 diperebutkan oleh banyak wanita. Pria yang benar2 populer dikampusnya. Dan mimi menyadari dirinya yang memang lain dari yang lain. Wanita yang terlalu banyak kekurangan. Terlalu banyak melawan namun selalu mendapatkan perlakuan menyenangkan dari suaminya. Tidak pernah dibentak atau dimarahi. Tidak pernah ditunda keinginannya. Selalu diprioritaskan. Separah apapun mimi, mimi punya hati menilai perlakuan seseorang padanya.
"Kau bahkan terlalu baik" ~ batin mimi.

Setelah merenung cukup lama, mimi bangun dari duduknya dan mengambil jaket serta tas kecil yang ada di meja kamarnya. Ia berjalan keluar rumah dan menemui supir nya.

"Pak, tolong masuk kerumah. Jaga rendy sebentar, ada yang harus saya beli" mimi

"Biar saya saja yang beli nyonya, saya takut tuan nanti marah kalau tau nyonya pergi sendiri" supir

"Saya yang tanggung jawab. Saya hanya pergi sebentar" mimi berlalu kearah mobil dan mengendarainya

Mimi pergi ke supermarket, ia membeli bahan untuk membuat sayur dan bubur untuk rendy. Mimi melihat resep masakan dan bahan apa saja yang diperlukan lewat internet diponselnya.

"Ahh sepertinya ini bagus, atau yang ini? Ah yang ini saja" mimi kebingungan sendiri saat memilih bahan untuk masakannya

Setelah dirasa cukup, mimi kembali pulang kerumahnya. Benar saja, rendy sudah bangun. Rendy memarahi supirnya karna membiarkan mimi pergi sendiri.

"Ah kau sudah bangun" tanya mimi saat memasuki kamarnya. Rendy yang terduduk diranjang, dan supir yang berdiri tak jauh dari pintu kamar mimi sedang menunduk saat rendy memarahinya.

"Dari mana kau?" tanya rendy

"Pak makasih yaa, bapak boleh pergi" ucap mimi pada supir yang terpatung dikamarnya

"Aku tanya kau dari mana?" rendy

"Kau cepat sekali bangun. Aku habis beli bahan makanan" mimi menyimpan tas dan jaketnya disofa kamarnya

"Aku udah bilang, jangan keluar tanpa seizin aku. Sekalipun keluar harus dengan supir. Aku sudah memperingatkan berulang kali sayang" rendy menahan amarahnya

"Untung saja masih dipanggil sayang" batin mimi

"Akan aku buatkan sayur. Tunggu sebentar" mimi melengos keluar

"Ahh kau ini, selalu seperti itu" rendy kesal

.

Mimi bergelut dengan masakannya. Kali ini dapur benar2 berantakan dibuatkan mimi. Maklum, mimi belum pernah memasak sebelumnya. Rendy keluar dari kamar dan duduk dimeja makan yang tak jauh dari dapur tempat mimi masak. Ia memperhatikan mimi yang berantakan dengan masakannya. Ia tak yakin rasanya akan seperti apa. Rendy tersenyum saat mimi melihat kearahnya.

"Ah kau mengagetkan ku saja" mimi

"Tidak usah memaksakan, kita bisa beli makanan siap saji" rendy

"Aku hanya mencoba" mimi

"Baiklah, aku tidak sabar mencobanya" rendy

"Tunggu saja" mimi

Setelah cukup lama memasak akhirnya sayur buatan mimi beres dan siap disantap.
Mimi membuka celemeknya dan menyeka keringat nya.

"Makanlah, aku tidak yakin ini enak. Tapi cobalah" mimi memberikan semangkuk sayur pada rendy

"Kalau ini tidak enak, bagaimana?" tanya rendy

"Kau boleh membuangnya" mimi

"Kalau enak?" rendy

"Sisakan untukku" ucap mimi yang berhasil membuat rendy tertawa

"Haha baiklah baiklah, sekarang kita coba masakan istriku" rendy mencoba mencicipi sayur itu dan terdiam sesaat

"Jangan memaksakan" mimi tau rasanya akan aneh dan jauh dari kata enak

Rendy kembali memakan sayurnya.

"Kau boleh membuangnya. Tenang saja, aku akan pesankan bu.." terpotong

"Enak" ucap rendy dan kembali menyantap sayur yang mimi buatkan untuknya

"Yang benar" tanya mimi kaget

"Apa aku terlihat bercanda?" rendy memperlihatkan mukanya yang serius

"Coba minta sedikit, aku ingin tau rasanya" mimi

Rendy memberikan satu suapan pada mimi. Benar saja, rasanya enak. Tidak sia2 ia melihat resep di internet.

"Enakkan?" tanya rendy

"He'em. Sisakan sedikit untukku yaa" mimi masih memajukan wajahnya pada rendy

"Enak saja. Aku sakit, perlu makan banyak" rendy

"Hanya sedikit. Itu kan lumayan banyak" mimi masih dekat dengan rendy

"Banyak apanya? Ini cuma satu mangkuk" rendy bersikeras tidak ingin berbagi dengan mimi

"Kau pelit sekali" mimi melengos kedapur

"Kau marah? Haha aku cuma bercanda. Sini kita makan" rendy

Mimi kembali kemeja makan dengan semangat.

"Lain kali akan kumasakan yang enak lagi untukmu yaa" mimi

"Setiap hari, bukan lain kali" rendy

Begitulah percakapan saat mereka melangsungkan makan bersamanya.

.

.

.

Crazy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang