Part 40

3.2K 135 2
                                    

"Kamu baik2 aja?" tanya refan pada bella yang mengajak refan untuk bertemu di salah satu cafe dekat kantor refan

"Baik" bella menjawab dengan nada biasa dan raut muka datar namun sulit ditebak

"Ada apa?" tanya refan sambil memegang tangan bella

"Ini, jangan lupa datang yaa" bella memberikan sebuah undangan, dan itu adalah undangan pernikahan bella

DAMN!!

"Apa-apaan ini?" tanya refan sambil melempar undangan itu kemeja tempat mereka duduk

"Aku akan menikah" jawab bella singkat. Tidak ada raut kesedihan atau sekedar penyesalan dari wajah bella

"Menikah? Menikah sama siapa? Siapa yang akan menikahi kamu? Jangan bercanda bella. Kamu masih milik aku!!" ucap refan. Kali ini tangannya memegang erat tangan bella

"Aku serius. Aku juga sudah kasih undangan itu kepada kakak dan orang tua kamu. Aku tidak berharap kamu datang. Yang penting aku sudah memberi tahu kamu" tegar bella

"Ngga mungkin bella. Kau tau aku sangat mencintai kamu. Begitupun dengan kamu yang sebaliknya" refan memelas

"Iya, kamu benar. Tapi rasa cinta aku yang sangat besar ini menyakiti aku sendiri. Bukan tidak mungkin akan membunuh aku perlahan" tegas bella

"Jangan gegabah bel. Kita bisa omongin ini baik2. Dengerin akuu.." refan terpotong

"Selama ini bukannya aku selalu mendengarkan kamu? Selalu menuruti kemauan kamu? Lalu kapan kamu menuruti kemauan aku? Jika hanya kamu yang mau dituruti, maka menikahlah dengan pembantumu" ucap bella dan langsung pergi meninggalkan refan. Refan dengan sigap menyusul bella. Namun bella sangat cepat memasuki mobil dan melaju meninggalkan refan

Refan seperti kebakaran jenggot. Ia tidak ingin bella menikah dengan lelaki lain. Tapi dia juga belum siap untuk menikahi bella. Bagaimana ini? Batin refan

.

2 hari berlalu, refan mengunci dikamar sendiri. Tidak mau makan. Tidak ada yang bisa memaksa refan untuk makan. Refan benar2 hancur. Matanya sangat sembab karna terus menangis. Dia bingung harus bagaimana. Apa dia harus melepaskan bella?

"Refann.. Nakk, buka pintunya. Mami mau masuk" ucap mami dari luar

Merasa tidak ada jawaban akhirnya ibu refan mengambil kunci cadangan refan dan membukanya. Dilihatnya, kamar refan yang sangat berantakan. Dan refan yang terbaring lemah dilantai membuat ibu refan prihatin.

"Nak, bangun. Makan dulu yuu" ibu refan membangunkan refan dari baringnya

"Mih aku tidak apa2. Mamih keluar saja. Aku akan mandi dan makan setelah ini" ujar refan yang bangun dari tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi

Melihat anaknya seperti itu benar2 membuat ibu refan prihatin, tidak tega. Refan benar2 hancur. Tapi sehancur apapun refan, ia tidak ingin menampakkan nya di depan ibunya. Dia mencoba untuk tetap kuat.

Setelah selesai mandi refan bergegas ke meja makan dan duduk serta mengambil piring dan beberapa makanan yang ada disana.

"Kamu akan kemana hari ini?" tanya ibu refan saat melihat refan memakai pakaian yang rapih

.

.

.

Crazy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang