Part 41

3.3K 129 3
                                    

"Kamu mau kemana hari ini?" tanya mamih refan

"Ada urusan mih. Ada meeting juga hari ini" jawab refan seolah tidak ada masalah

"Yasudah. Kamu hati2 dijalan ya nak, jangan lupa makan. Jangan telat pulangnya" cerocos mamih refan

"Aku bakalan pulang ke apartemen malam ini. Mamih gausah khawatir. Aku baik2 aja" ucap refan meyakinkan mamihnya

"Yasudah. Mamih percaya sama kamu. Semangat ya sayang" ucap mamih menyemangati refan yang mencoba untuk terlihat baik2 saja

.

Refan benar2 berangkat ke kantor. Ia mengerjakan tugas kantor dengan baik dan tidak ada raut kesedihan di muka refan. Apa refan sudah melupakan bella?

"Are you oke?" tanya rendy saat memasuki ruangan refan yang mendapati refan sedang berkutat dengan laptopnya

"Yaa seperti yang kakak lihat. Aku baik2 saja" refan masih sibuk dengan laptopnya

"Kau bisa ambil cuti untuk beberapa hari" rendy

"Untuk apa?" tanya refan, kali ini matanya menatap rendy yang tengah duduk di sofa

"Istirahatlah. Kau terlalu lelah" rendy bangun dari duduknya dan menghampiri refan

"Aku sudah melupakannya" jawab refan singkat

"Melupakannya? Bella? Ko bisa? Maksudnya, ko bisa secepat itu?" tanya rendy benar2 dibuat penasaran oleh refan

"Bukannya kita harus mengikhlaskan apa2 yang bukan milik kita?" jelas refan

"Ah yang benar saja. Kau jauh dari dugaan. Apa kau sedang mabuk?" tanya rendy

"Bagaimana kabar kakak ipar ku? Apa dia baik2 saja? Apa dia sudah mengandung anakmu?" refan mencoba mengalihkan pembicaraan

"Berhentilah mengalihkan pembicaraan. Aku tau hati mu tidak se baik2 tingkahmu" rendy

"Apa kau belum berhasil meniduri kakak ipar? Ah bodoh sekali" refan beranjak dari duduknya dan menyelipkan dokumen di rak yang ada di sebelahnya

"Kau yang bodoh, melepaskan perempuan yang luar biasa hanya karna egomu. Lebih bodoh dari orang bodoh" ucap rendy dengan nada sedikit meninggi

"Kalau aku bodoh, gaakan aku duduk ditempat ini. Udahlah, pergi sana. Kau mengganggu saja. Aku harus menyelesaikan semua kerjaanku" refan mendorong rendy untuk keluar dari ruangannya

.

Sudah selesai semua pekerjaan, refan pun pulang ke apartemennya dan langsung tidur karna jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Entah kerasukan setan mana, refan benar2 tenang. Seakan tidak ada masalah.
Keesokan hari nya pun refan menjalani harinya seperti biasanya. Tidak ada kesedihan diraut wajahnya.

"Apa kau akan datang ke acara pernikahan bella besok?" tanya rendy kepada refan yang sedang berkutat dengan dokumen2 nya

"Entahlah" singkat

"Aku akan menghadirinya bersama mimi. Kalau kau tidak datang juga tidak apa2. Aku akan menyampaikan salam pada bella" ucap rendy hati2

"Baiklah, memang seharusnya seperti itu" acuh refan

"Apa kau akan cuti?" tanya rendy

"Dari kemarin2 kau menyuruhku cuti terus? Kenapa? Apa kau tidak suka aku disini?" tanya refan serius

"Ahh kau ini, aku hanya menawarkan saja. Mungkin saja kau butuh istirahat. Jangan berprasangka buruk terus lah" rendy

"Kau yang menilai ku salah. Aku baik2 saja. Kau perhatikan saja istrimu" ucap refan santai

Rendy memang khawatir dengan keadaan refan. Rendy takut refan nekat dan melakukan hal2 yang buruk. Rendy selalu mengawasi refan. Meskipun terlihat cuek, rendy sangat perduli pada refan.

.

.

.

Crazy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang