Part 34

3.6K 137 4
                                    

Bella kembali melihat layar ponselnya. Tidak ada notifikasi atau pesan dari siapapun. Ia keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan bersama orang tuanya.
Setelah kejadian kemarin, bella memilih pulang ke orang tuanya. Ia tau, refan pasti akan ke apartemennya.

"Kamu ada masalah?" tanya ibunya yang lebih peka dari ayahnya

"Ngga bu, aku hanya rindu makan disini. Masakan ibu" ucap bella sambil nyengir menampilkan sederet giginya

"Bagus, tinggalah disini. Agar ayah tidak khawatir lagi tentangmu" ujar ayahnya

"Sayang apartemen aku nanti dihuni hantu yahh" lagilagi nyengir

"Iya kamu hantunya, udah ah ayah berangkat kerja dulu" ucap ayahnya dan berlalu meninggalkan bella dan ibunya

"Nak, ada apa?" tanya ibunya perlahan

Bella terdiam dengan mata yang berbinar, menatap dalam pada ibunya.

"Bu maafkan aku" kali ini bella menggenggam tangan ibunya dan menangis, kepalanya menunduk diatas meja dan tangan ibunya yang berada diatas meja

"Ceritakan pada ibu mu ini nak" ibu mulai mengelus pucuk kepala bella dengan lembut

"Bu, maafkan aku karna belum bisa menemukan laki2 untuk menikahiku, sesuai keinginanmu" lagi lagi menangis. Kali ini tangisannya cukup kencang membuat ibunya menjatuhkan air mata

"Ada apa? Apa refan tidak akan menikahimu? Apa kalian putus?" tanya ibu

"Entahlah bu, setiap aku meminta untuk dinikahi dia selalu menghindar tanpa alasan yang jelas" bella masih menangis sambil menunduk

"Sayang, apa kamu udah tanyakan baik2 pada refan masalah ini?" tanya ibu

"Udah bu, berulang kali, tapi tetap sama. Dia selalu bilang belum siap tanpa alasan.. Buu, apa aku tidak cantik? Apa aku tidak cocok dengan refan? Apa aku seburuk itu sampai refan tidak ingin menikahiku?" tangisannya menjadi saat ibunya memeluk bella

"Ngga sayangg, kamu cantik. Sangat cantik, sekalipun ada lelaki yang lebih dari refan, kamu pantas. Tidak ada alasan yang membuat kamu tidak pantas dengan siapapun" ucap ibu dengan lirih namun berhasil membuat bella tambah menangis

"Aku akan mundur bu, aku akan pergi dari refan" bella

"Kalau itu yang terbaik untukmu, lakukanlah sayang. I'm happy for you" ucap ibu dan kembali memeluk bella

.

Sudah satu minggu berlalu. Bella dan refan benar2 tidak bertemu. Refan sesekali menelfon bella, namun tidak ada jawaban dari bella. Dan bella mulai menyibukkan diri di perusahaan ayahnya. Bahkan saat ini bella tinggal di villa dimana refan tidak tau villa tersebut.

"Sudah bertemu dengan bella?" tanya rendy

"Belum. Dia tidak mengangkat telfon ku" balas refan

"Kapan terakhir menghubunginya?" tanya rendy

"3 hari yang lalu" jawab refan

"Hah? Kau tidak menghubunginya setiap hari?" lagilagi rendy bertanya

"Tidak, 3 hari yang lalu. Itupun hanya sekali" jawab refan lemas

"Ah sudahlah. Sekalipun aku nasehati, kau tidak akan menurutinya" ucap rendy

"Aku akan mencarinya (menggantung) nanti"

"Iya nanti, setelah bella nikah dengan orang lain" tegas rendy

Refan hanya diam.

1 bulan berlalu, bella sama sekali tidak bertemu dengan refan. Refan seperti orang yang kehilangan arah. Sering melamun. Begitupun dengan bella, ia benar2 sangat terpukul. Namun ia selalu punya tekad untuk melupakan refan.

Refan menemui teman bella, putri namanya. Refan berniat menanyakan keberadaan bella.

"Putri.. Maaf, apa kau tau bella ada dimana?" tanya refan kepada putri yang sedang pemotretan di studio milik perusahaan nya

"Setau aku sih dia kerja di perusahaan ayahnya. Coba Bapak cari disana" jawab putri

"Emm baiklah, terimakasih" refan pergi meninggalkan putri dan bergegas ke perusahaan ayah bella

Sesampainya di kantor ayah bella, refan meminta karyawan bella untuk menyampaikan pesan pada bella bahwa refan menunggu bella di taman perusahaan ayah bella.

Tidak lama menunggu akhirnya bella muncul dan berjalan mendekati refan yang tengah duduk di kursi taman.

"Ada apa?" tanya bella

"Aku merindukanmu" jawab refan dengan cepat

"Rindumu tidak ada artinya. Pergilah" santai bella sambil tetap berdiri, tidak melihat refan

"Aku mohon maafkan aku, aku janji akan menikahimu. Tapi tidak sekarang. Aku mohon tunggulah sebentar lagi" ucap refan dan berdiri menyamai bella

"Sampai kapan aku harus menunggu? Sampai aku tua dan mati?" tanya bella dengan penuh penekanan

"Bertahanlah.." refan memelas

"Aku sudah bertahan sejauh ini, dan berusaha sebisa ku untuk memperjuangkanmu. Tapi sayang, yang diperjuangkan malah keenakan" bella mengalihkan pandangan dari refan

"Aku mohon" kali ini refan memegang tangan bella

"Aku tidak akan bertahan dengan orang yang sama sekali tidak memperjuangkanku" bella

"Aku memperjuangkanmu, buktinya aku mencarimu dan berjanji akan menikahimu" refan

"Kalau kamu memperjuangkan ku, kamu pasti menikahiku" jawab bella dengan cepat

"Aku akan menikahimu" refan

"Akan? Kapan?" bella

"Nanti, yang jelas aku janji akan menikahimu" refan

"Pergilah dan bawa janjimu. Aku tidak tertarik" ucap bella dan melangkah untuk meninggalkan refan. Namun refan menahannya

"Bella aku mohon"

"Izinkan aku membahagiakan diriku sepenuhnya. Aku mohon jangan temui aku lagi" bella melepaskan genggaman tangan refan

Refan terdiam. Kali ini refan benar2 tak berdaya. Apa yang harus dia lakukan? Jawabannya adalah "menikahi bella secepat mungkin" tapi refan pemikir, ia belum siap menikah.

.

.

.

Crazy WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang