"Hari ini kau akan ke kampus?" tanya mimi pada rendy
"Heem, ada kelas hari ini. Kenapa?" rendy
"Pukul berapa? Aku akan berangkat pukul 10. Kau?" tanya mimi lagi
"Sama, aku ada kelas pukul 10. Dan pulangnya aku akan ke kantor" jawab rendy
"Ehemm, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini. Tapi aku sedang tidak ingin bawa mobil. Apa aku boleh ikut denganmu? Aku akan pulang naik taksi" jelas mimi sambil menghampiri rendy yang sedang memasangkan dasinya
"Boleh, tapi dengan satu syarat" rendy
"Seperti dukun aja minta syarat" mimi mengalihkan pandangannya
"Aku minta jatahku nanti malam" rendy berbisik ditelinga mimi
"Apaa..? Ah kau ini benar2. Yasudah aku tidak jadi ikut denganmu. Aku akan menyetir sendiri" mimi pergi meninggalkan rendy kearah bagasi yang langsung disusul oleh rendy
"Heyy dengerin aku dulu, sayang.. Sayangg.." rendy
"Ah sudahlah, aku tidak ingin berbicara denganmu" mimi terus berjalan
Rendy berhasil memegang tangan mimi dan langsung menarik tangan mimi membuat mimi berbalik dan jatuh dipelukan rendy. Rendy memeluknya cukup erat.
"Apa yang kau lakukan?" mimi
"Mau sampai kapan? Tanya rendy
"Apanya?" mimi bingung
"Mau sampai kapan kau buat aku menunggu? Apa aku tidak berhak mendapatkan hak ku? Mii, jangan buat aku terus2an menggila. Aku butuh hak ku" ucap rendy lirih dan menatap dalam2 mata mimi
"Aku belum siap, tolong kamu ngerti" mimi berusaha mengalihkan pandangannya
"Aku butuh tubuh kamu" ucap rendy yang disusul dengan ciuman lembut dibibir mimi.
Mimi tidak menolak ciuman rendy, mimi terhanyut dan mulai memainkan lidahnya. Fikiran mimi benar2 kacau "apa ini waktunya?" batin mimi
Sedikit demi sedikit rendy berjalan maju dan mimi yang berjalan mundur hingga tubuh mimi menempel pada dinding. Setelah cukup lama berciuman bibir, kini ciuman rendy turun ke bawah tepat dileher mulus mimi. Melumat, menghisap dan menggigit leher mimi hingga menghasilkan kissmark disana.
Sambil satu tangannya membuka kancing baju mimi. Mimi benar2 tak bisa berkutik, ia menikmati perlakuan lembut rendy padanya. Setelah dirasa semua kancing terbuka, ciuman rendy turun hingga ke belahan dada mimi. Menjilat dan menghisapnya lembut. Tidak berakhir disitu, tangan rendy juga mulai meremas payudara mimi. Dan tangan satunya lagi mencoba melepaskan kaitan bra mimi. Mimi tersadar dan mendorong rendy."Jangan sekarang" mimi menutupi payudaranya dengan kedua tangannya
"Lalu kapan? Aku sudah tidak tahan. Aku mohon sekali ini saja" rendy mendekat lagi hingga tubuh nya menempel pada mimi dan langsung mengunci tubuh mimi agar tak bisa berkutik
Rendy berhasil melepaskan kaitan bra nya dan dengan cepat melepaskan bra milik mimi. Mimi benar2 tidak bisa bergerak, kedua tangannya digenggam oleh rendy. Kini mimi benar2 talanjang dada, menampilkan payudara yang besar dan padat karna tubuh mimi memang montok.
"Besar sekali sayang ahh.." ucap rendy sambil meremas payudara mimi
"Jangan sekarang ren.. Ahhh.." mimi mendesah saat mulut rendy melahap payudara mimi dengan lembut. Satu tangan rendy bermain di payudara mimi yang satunya lagi. Setelah sekian lama mimi selalu kegelian saat diremas payudaranya. Kini mimi mendesah tak beraturan. Mimi menikmati setiap sentuhan rendy. Setelah cukup lama bermain di payudara, rendy mencoba melepaskan kancing celana jeans milik mimi. Belum sempat dibuka, suara dering terdengar.
Triiinggggg.. Triiinggggg.. Triiingggg...
"Suara apa itu?" tanya rendy
"Ahh itu suara alarm ku, artinya aku harus berangkat ke kampus" ucap mimi sambil nyengir terpaksa karna gugup
"Memangnya sekarang jam berapa?" tanya rendy
"Jam 9.30 ya ampun aku belum siap2" mimi sibuk memasangkan bra serta bajunya dan berlari ke kamar
"Heyy tunggu aku, aaa shitt!! Kebiasaan sekaliii. Tinggal sedikit lagiii" rendy kesal sambil mengepalkan tangannya, setelahnya ia pun bersiap untuk ke kampus nya
.
"Nanti akan aku panggilkan supir untuk menjemputmu. Kamu telfon aku saat mau pulang" ucap rendy sambil mengendarai mobilnya. Sungguh tampilan sempurna. Pakaian yang rapih, dasi yang rapih dan kacamata hitam yang melindungi matanya. Sungguh mempesona. Tapi mimi tidak kalah menarik, dengan pakaian simple nya dan rambut yang selalu terikat serta kacamata hitam yang melindungi matanya. Membuat semua pria memanjakan pandangannya saat melihat mimi.
"Tidak usah. Aku akan pulang naik taksi" seru mimi
"Aku tidak suka dibantah, kamu harus pulang dengan supirku" rendy
"Ah baiklah terserah kau saja" simple mimi
Setelah cukup lama diperjalanan akhirnya mereka sampai dikampus. Benar saja, semua pasang mata memperhatikan mereka.
"Ah benar2 menyebalkan" mimi
"Kenapa?" tanya rendy sambil menutup pintu mobilnya
"Selalu jadi bahan penglihatan. Aku akan berjalan sendiri. Sampai nan.." terpotong saat tangan mimi ditarik oleh rendy dan jatuh dipelukan rendy
"Aku akan menemanimu jalan. Tetaplah disampingku" rendy menggandeng mimi dan berjalan bersama
Semua wanita sangat iri pada mimi. Dan semua pria sangat takut melihat mimi saat bersama rendy.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wife
RomanceMenjadi seorang istri dari pria yang kadar ketampanannya itu melebihi dewa. Bagaimana rasanya? . .