BAB 29

1.1K 153 2
                                    

Sekarang Jungkook dan Namjoon sedang berada di cafe dekat sekolah.

"Lo gak apa bolos? Lo, kan gak pernah bolos. Kalau eomma lo tahu gimana?" tanya Namjoon lirih, namun masih bisa di dengar Jungkook.

Jungkook tersenyum tipis menatap Namjoon yang menundukkan kepalanya, "Gak apa-apa, santai aja. Anggap aja kalau gue lagi cari pengalaman baru."

Namjoon mendongak menatap Jungkook, "Dengan cara bolos?"

"Hem."

Jungkook menatap Namjoon serius, "Jadi, berita di mading itu bener? Kalau lo-"

"Buta warna?" potong Namjoon cepat sambil menatap Jungkook.

Jungkook berdeham pelan dan mengangguk dengan canggung.

"Ya. Itu bener, sekarang lo mau apa? Lo mau bully gue karena gue buta warna? Atau lo mau ngejek gue? Silahkan aja gue gak peduli." ucap Namjoon menatap Jungkook dengan tatapan tak terbaca.

Jungkook mengerutkan dahinya dan menatap Namjoon tak terima, "Lo kenapa bilang gitu? Gue bully lo? Ya gak mungkin lah ngapain gue bully lo. Lo masih gak percaya sama gue?"

"Buat apa gue percaya sama lo? Sekarang mereka sudah tahu tentang kelemahan gue, pasti mereka semua bakalan jauhin gue." Namjoon mendengus kesal.

"Gak mungkin lah mereka jauhin lo"

"Itu cuma menurut lo aja, lihat aja nanti pasti berita itu bakal di gosipin sama semuanya, terus mereka bakalan jauhin gue karena ngerasa jijik. Ya, siapa sih yang mau temenan sama orang yang buta warna?"

"Jimin sama Hoseok tahu kalau lo buta warna?"

"Tahu."

"Ada yang masih mau temenan sama lo buktinya jimin sama Hoseok gak jauhin lo, kan saat tahu lo punya penyakit ini."

"Tapi, kan mereka beda sama anak yang lainnya. Udahlah gak usah di bahas lagi."

"Udah deh percaya aja, gak bakal ada yang jauhin lo." ucap Jungkook santai, sedangkan Namjoon cemberut menatap Jungkook.

*****

Hari ini Hoseok tidak masuk sekolah lagi ia terus berada di rumah sakit, menemani ibunya masih terbaring dengan lemah di ranjang rumah sakit.

Juga belum ada tanda-tanda akan segera bangun membuat Hoseok khawatir sekaligus merasa pusing mengetahui biaya rumah sakit yang mahal membuatnya bingung mencari uang.

Harusnya di saat begini sahabatnya ada, tapi dia tidak menyalahkan siapapun. Hoseok tahu mereka mempunyai masalah masing-masing. Terlebih tentang Jimin yang memusuhi Namjoon tiba-tiba membuatnya terkejut.

"Hoseok." panggil Chanyeol membuat Hoseok mendongak menatap Chanyeol yang menatapnya khawatir.

"Kenapa kamu melamun? Gak suka sama makanannya?"

Hoseok tersenyum tipis. Dokter Chanyeol ini selalu menemaninya dan memberi semangat ketika dirinya merasa terpuruk dan kesepian.

Tadinya Chanyeol membawakan makanan untuk Hoseok karena dia pikir Hoseok belum makan dan mengajaknya makan bersama di kantin, namun melihat Hoseok yang melamun sambil memainkan makanannya membuatnya merasa khawatir jika Hoseok sakit.

Hoseok menggelengkan kepalanya, "Enggak kok hyung, makanannya enak. Aku suka."

"Terus kenapa gak di makan?"

"Ini aku makan," Hoseok langsung makan makanannya dan tersenyum menatap Chanyeol membuat Chanyeol terkekeh pelan.

Chanyeol tiba-tiba memegang tangan Hoseok yang masih menggenggam sendok membuat Hoseok segera melepaskan sendok dan mentap Chanyeol yang tersenyum tampan.

"Udah, kalau gak nafsu makan gak usah di makan."

Hoseok tersenyum kikuk, menatap Chanyeol yang entah kenapa tiba-tiba terlihat gugup dan mengeluarkan cincin. Terlihat indah. Hoseok tahu harga cincin itu tidak murah.

"Hoseok, aku tahu ini tiba-tiba banget buat kamu, juga enggak romantis. Kamu mau gak menikah dengan saya?"

Hoseok tersenyum menatap Chanyeol yang juga menatapnya penuh harap. Jantungnya berdebar kencang.

"Tapi, aku masih sekolah, hyung."

"Ya, kita tunangan aja dulu. Kalau kamu lulus baru menikah."

"Tapi, aku maunya kuliah dulu hyung. Aku gak mau buru-buru menikah."

Chanyeol menghela napas, "Ya, setelah kuliah."

"Tapi, setelah kuliah aku mau kerja hyung, mau cari uang dulu yang banyak buat eomma."

Chanyeol menatap Hoseok dengan tidak percaya yang cengengesan menatapnya, "Itu bisa kita pikirkan nanti, kita tunangan dulu aja. Jadi, kamu mau gak menjadi tunangan saya?"

Hoseok tersenyum lalu mengangguk, "Iya, aku mau."

Chanyeol tersenyum senang, lalu memasangkan cincin ke jari manis Hoseok. Sekarang Hoseok menjadi miliknya!

*****

Jangan lupa vote+komen..
See yu^^

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang