BAB 6

1.5K 162 4
                                    

Namjoon mengendarai mobilnya dalam kecepatan sedang, sekarang dia dalam perjalanan pulang.

Yoongi membujuknya untuk mengantarkannya pulang, tapi ia bersikeras untuk pulang sendirian. Mereka tidak perlu mengkhawatirkan Namjoon karena ia masih kuat mengendarai mobilnya sampai rumah, meskipun ia harus menahan pusing yang melanda kepalanya, sekarang ia merasa sangat mual.

Ia memutuskan untuk menepikan mobilnya kemudian dengan langkah gontai ia mencoba berjalan, membuang isi perut yang sedari tadi membuatnya merasa tidak nyaman.

"Lo gak apa-apa?" Namjoon yang tengah membungkuk sambil memegangi perutnya perlahan mendongak, matanya menyipit dengan senyum yang perlahan melebar di wajahnya.

"Malaikat itu keluarnya kalau malam ya?" mengabaikan rasa pusing di kepalanya Namjoon tersenyum lebar, sedangkan lawan bicaranya terlihat mengerutkan dahinya.

"Malaikat apa maksudnya?"

Namjoon makin cengengesan, jari telunjuknya mengayun tepat di hadapan orang itu. "Iya, lo Jeon Jungkook malaikat penolong gue."

"Lo mabuk?"

Jari tangan Namjoon yang tadi menunjuk wajah Jungkook kembali menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Mabuk? Ya enggak lah."

Jungkook menghembuskan nafas kasar, di liriknya mobil dengan keadaan mesin menyala, lalu menoleh pada Namjoon dengan tatapan tajam. "Lo mabuk, tapi nyetir sendiri?"

"Aku gak mabuk sayang, uhh perhatian banget sama aku." senyumnya kini makin lebar, namun membuat Jungkook berdecak kesal. Tidak menyangka di tengah malam seperti ini bertemu dengan Namjoon teman sekelasnya yang ia benci, ia rasa Namjoon sedikit tidak waras karena sejak tadi ia melihat Namjoon hanya cengengesan.

"Sinting!" umpat Jungkook.

Meskipun kesal setengah mati, tapi tidak mungkin ia tega membiarkan cowok itu menyetir mobil dalam keadaan mabuk. "Rumah lo dimana?"

"Ciee... Kepo" ledek Namjoon sambil terkekeh.

Jungkook mengusap wajahnya kasar, tahu begini ia tadi tidak perlu repot-repot menepi membantu Namjoon. "Terserah, tapi seenggaknya berfikirlah waras, lo mabuk dan nyetir itu bahaya."

Namjoon memekik senang. "Ciee.. Perhatian."

"Najis!" Jungkook mergidik ngeri menatap Namjoon dengan raut wajah tak nyaman.

"Nggak usah khawatir, rumah aku dekat dari sini dan aku juga bisa nyetir sendiri." jelasnya

Jungkook memutar matanya malas, ia tidak khawatir sungguh. Siapa saja bisa melakukan hal yang sama jika menemukan seseorang tengah membungkuk di pinggir jalan, apalagi ini sudah pukul satu dini hari.

Cup!

Jungkook menelan salivanya kasar saat ada benda kenyal yang menempel di pipinya, matanya melotot saat menyadari bibir cowok sinting menempel di pipinya. Bagaimana tidak sinting? Setelah mencium pipinya Namjoon tersenyum tanpa dosa.

"Bye kookie, aku mau pulang dulu jangan khawatir aku baik-baik saja."

Sedangkan Jungkook masih membeku di tempat, tanganya terulur memegangi pipinya dengan tatapan kosong.

"Sampai rumah jangan cuci muka yaa. Daaah sayang"

Mobil Namjoon perlahan melaju cepat mengunjungi rumah yang lebih nyaman di banding rumah yang selama ini ia tempati, sedangkan Jungkook tersadar sesuatu yang salah baru saja terjadi.

"AMIT-AMIT DASAR COWOK SINTING, CABE-CABEAN PENUH KUMAN PIPI GUE JADI KENA KUMAN!" teriaknya frustrasi.

*****

Sedangkan di kediaman Kim, sedari tadi Seok Jin menunggu Namjoon di ruang keluarga. Seok Jin belum melihat Namjoon sejak tadi pulang sekolah. Taehyung yang duduk di samping Seok Jin sambil memainkan ponselnya.


"Hyung gak usah nungguin Namjoon Hyung." Seok Jin menoleh ke arah Taehyung dengan manaikan alisnya bingung.

"Kenapa? Dia adik hyung, harusnya kamu juga khawatir kalau dia belum pulang jam segini sebagai adiknya."

Perkataan Seok Jin membuat Taehyung terkekeh. "Hampir setiap hari Namjoon Hyung pulangnya malam, apalagi sekarang ini malam Minggu. Biasanya kalau malam Minggu Namjoon Hyung gak pulang." Seok Jin terkejut dengan apa yang di bilang Taehyung.

"Memang appa sama eomma gak marahin Namjoon gitu?" tanya Seok Jin.

"Marahin? Hyung bercanda, ngobrol aja aku gak pernah lihat."

Lagi dan lagi Seok Jin terkejut dengan ucapan Taehyung. "Bercanda mu gak lucu Tae, gak mungkin Namjoon gak pernah ngobrol sama appa dan eomma." geram Seok Jin agak marah dengan ucapan Taehyung.

"Aku gak bercanda, aku aja lebih tahu tentang Seok Jin Hyung dari pada Namjoon Hyung, Seok Jin Hyung yang tinggal di luar negeri aja aku tahu orangnya seperti apa dari pada Namjoon Hyung yang tinggal di sini aku gak tahu orangnya seperti apa." Seok Jin tidak percaya dengan apa yang dikatakan Taehyung.

"Tapi sebelum hyung tinggal di Jerman, Namjoon itu anaknya ceria terus terbuka bukan kaya gini." gumam Seok Jin.

"Kamu mau tahu alasan hyung balik ke sini setelah sekian lama?" tanya Seok Jin, Taehyung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Namjoon, dia adalah satu-satunya alasan hyung balik ke sini. Tadinya hyung pikir, hyung bakal di sambut seperti janji Namjoon dulu." Seok Jin mengingat jelas janji yang Namjoon ucapkan.

"Dulu sebelum hyung pergi, Namjoon janji akan nungguin hyung di depan pintu saat tahu hyung bakal pulang kesini. Hyung kesini bawa kabar baik dan rencananya orang yang pertama kali yang bakal hyung kasih tahu Namjoon." jelas Seok Jin panjang lebar sambil memandang benda pipih di tanganya.

"Hyung tahu gak? Selama ini gak ada satupun foto keluarga yang bareng Namjoon Hyung. Coba perhatikan baik-baik setiap foto di rumah ini, selama ini gak ada yang tahu kalo Namjoon Hyung itu bagian dari keluarga Kim. Ya walaupun masih ada yang tahu itupun cuma beberapa saja."

Seok Jin menatap Taehyung dengan pandangan sulit di artikan. "Kenapa gak ada yang tahu?"

"Karena Namjoon Hyung terkadang gak pake marga Kim di belakang namanya, dan juga Namjoon Hyung jarang keluar saat teman-teman appa maupun eomma datang. Jadi, jarang yang tahu Namjoon Hyung bagian dari keluarga Kim." Seok Jin berfikir kenapa Namjoon berubah 180° dengan sifatnya sewaktu kecil.

"Hyung" panggil Taehyung membuat Seok Jin menatapnya.

Taehyung mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Seok Jin, "Hyung jangan kasih tahu siapa-siapa dulu waktu aku masih kecil aku sempat dengar pembicaraan eomma sama appa tentang penyakit Namjoon Hyung terus juga kecacatanya"

Seok Jin menatap Taehyung dengan bingung, "Maksud kamu? Namjoon cacat sama punya penyakit?"

Taehyung menggelengkan kepalanya, "Enggak tahu, itu yang aku dengar" Seok Jin menghela napas.

"Ini, kamu orang pertama yang tahu kabar baik ini." ucap Seok Jin sembari memberikan benda pipih yang sejak tadi ia pegang. Seok Jin langsung naik ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Taehyung membuka benda itu dan terbelalak kaget melihat tulisan di benda itu.

Kim Seok Jin dan Kim Jisoo.

Itulah tulisan yang ada di undangan tersebut, Seok Jin memang memberikan undanganya pada Taehyung. Undangan pernikahannya dengan Kim Jisoo.

*****

Jan lupa vote, komen, dan share ke temen temen kalian y. Maaf klo ada typo..

See yu♡

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang