BAB 28

1.2K 156 6
                                    

Jackson menghampiri Jimin yang bercanda dengan teman sekelasnya, Jackson langsung menarik tangan Jimin membuatnya terperanjat kaget.

"Ikut gue sekarang!" ucap Jackson menatap Jimin tajam.

Jimin dengan bingung mengikuti Jackson ke gudang sekolah. Jimin mengerutkan dahinya, menatap sekeliling. "Kenapa lo ngajakin gue ke sini?"

Jackson mengepalkan tanganya, rahangnya mengeras menatap pemuda di depannya. Menghela napas dia mulai menyudutkan Jimin ke dinding. Tangannya ada di kedua sisi dinding.

Jimin menatap Jackson gugup, melihat Jackson marah membuatnya bingung. Jelas dirinya tidak melakukan apapun yang menyinggung anak baru ini, tapi kenapa dia marah dengannya?

"Lo kenapa sih? Ngomong ya tinggal ngomong gak usah kayak gini juga." Jimin mulai berjuang mendorong Jackson.

"Lo yang udah masang berita ke mading tentang Namjoon, kan?" tanya Jackson datar.

Jimin mematung mendengarnya. Dia yakin saat dia datang ke sekolah masih sepi dan hanya ada tukang kebun. Tapi, dia tidak menyangka bahwa Jackson sudah datang dan melihatnya.

"Jawab!" bentak Jackson membuat Jimin terkejut.

"Gue, gue. Bukan gue kok, lo salah lihat kali," ucap Jimin gugup.

"Hem? Bukan lo? Terus siapa? Siapa yang berangkat sepagi itu? Jelas-jelas gue lihat sendiri lo masang sesuatu di mading, dan lo masih menyangkalnya? Gak mungkin lah tukang kebun yang masang."

Jimin meneguk salivanya kasar, "Itu, bisa aja tukang kebun yang lakuin."

Tangan Jackson di kedua sisi Jimin mengepal, Jackson mundur dua langkah, menutup wajahnya dan mendesah lelah. Jackson segera menoleh ke arah Jimin yang juga menatapnya, Jackson berjalan mendekati Jimin. Ekspresinya datar.

Jimin menahan napas, menatap Jackson dengan takut-takut.

"Lo bener-bener," Jackson menggelengkan kepalanya pelan.

"Gimana reaksi Namjoon kalau tahu sahabatnya kayak gini? Menusuknya dari belakang hm?" Jackson terus berjalan dengan tatapan tajamnya.

"Pembohong!" dengan tiba-tiba Jackson mengangkat kepalan tangannya dan memukul dinding tepat di samping wajah Jimin, membuat Jimin langsung memejamkan matanya takut.

Jimin membuka matanya melihat Jackson yang menatapnya dengan napas memburu. Awalnya ia pikir Jackson ingin memukulnya, namun dugaannya salah.

Jimin menoleh melihat tangan Jackson yang berdarah. Beralih menatap Jackson yang menatapnya tajam, "A-aku..."

"Jim, inget ya. Gue peringatin lo, jangan ganggu hubungan Namjoon sama Jungkook lagi. Atau lo berhadapan sama gue."

Jackson menatap wajah Jimin yang terpaku, setelah itu pergi meninggalkan Jimin.

Jimin menatap kepergian Jackson tajam, "Cih. Lo pikir lo siapa ngatur-ngatur gue, lihat aja nanti." gumam Jimin dan langsung pergi dari sana.

*****

Sedari tadi Jungkook mencari Namjoon dimana-mana, namun tetap saja tidak ketemu membuatnya khawatir.

Jungkook berhenti berjalan, mengingat dulu dia menemukan Namjoon di tampan belakang sekolah yang sepi dan tidak terawat.

Dengan segera dia berlari menuju taman belakang sekolah. Dan lihat, ada Namjoon yang sedang menunduk sambil memainkan ranting di tangannya. Sesekali Namjoon akan mengusap air matanya.

Jungkook berjalan mendekati Namjoon, "Namjoon." panggilnya.

Namjoon menoleh, menatap Jungkook dengan terkejut. Namjoon segera berdiri dan langsung lari mencoba menjauh dari Jungkook.

Jungkook yang melihat Namjoon lari darinya segera mengejar dan menarik tangannya. Membuat Namjoon bertabrakan dengan dada bidang Jungkook.

Jungkook dengan segera meletakan tanganya di pinggang Namjoon dan memeluknya.

Namjoon terpaku sesaat saat mengetahui Jungkook memeluknya, lalu dia dengan ragu membalas pelukan Jungkook.

"Nangis aja kalau mau nangis, gak usah di tahan. Lo masih ada gue, kan." ucap Jungkook sambil mengeratkan pelukannya.

Namjoon mulai terisak, mengeluarkan segala kesedihan yang terpendam dalam dadanya.

Melihat Namjoon terisak entah kenapa membuat Jungkook merasa sesak dalam hatinya.

*****

Uwu~
Kasian Namjoon:(
Semoga tetep suka yak 😉
Jangan lupa vote+komen!
See yu♡

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang