BAB 47

1.5K 129 4
                                    

Seok Jin dan Taehyung mentap bingung Jennie yang duduk di samping pintu kamar kedua orangtuanya, pandanganya kosong menatap depan.

Seok Jin dan Taehyung menghampirinya, "Jennie, kau kenapa?" tanya Seok Jin bingung, namun tak ada jawaban Jennie masih diam.

Seok Jin mengalihkan pandanganya ke pintu kamar orangtuanya yang tak tertutup rapat, membuat pembicaraan mereka terdengar dari luar. Seok Jin dan Taehyung menajamkan pendengarannya.

"Kau.. Beraninya kau melakukan ini ibu macam apa kau ini, mencoba membunuh Namjoon, anak mu sendiri! Bahkan kau membuat ku membenci nya!" bentak Joonmyeon dari dalam kamar membuat Seok Jin dan Taehyung tersentak kaget.

Brak!

Taehyung membuka pintu dengan kasar, menatap Joonmyeon dan Irene yang tengah bertengkar.

"Jadi, yang di ucapin appa benar? Kenapa eomma setega ini? Tae tak menyangka." ucap Taehyung, lalu berlalu begitu saja.

"Menyedihkan, alasan Namjoon tak pulang karena ini? Jennie ayo pergi." ucap Seok Jin dan mengikuti adiknya pergi.

Jennie hanya menatap Joonmyeon dan Irene dalam diam, lalu menunduk dan pergi dari hadapan mereka.

Sejak saat itu semuanya berubah.

Jennie menjadi pemurung dan sering sakit-sakit, sedangkan Seok Jin tak pernah pulang, dan Taehyung bahkan tak pernah menatap maupun bicara dengan mereka.

*****

Hari ini adalah hari pemakaman Jungkook membuat keluarga Jungkook, Jongin, dan Namjoon merasa sakit sekaligus tak rela kehilangan sosoknya.

"Nak, ayo pergi, sudah mau sore, tak mungkin kan kau akan di sini semalaman." ucap Ibunya Jungkook menatap Namjoon sendu.

"Relakan Jungkook, nak." sahut Ayahnya Jungkook.

"Aku akan di sini sebentar lagi, kalian semua pulanglah tak apa, aku tahu kalian lelah." ucap Namjoon lirih menatap makam Jungkook sendu.

Orangtua Jungkook hanya mengangguk menatapnya dengan senyum tipis, lalu pergi dari sini.

"Hyung, aku pulang, segeralah pulang. Jangan terus bersedih." ucap Jongin lirih.

Namjoon hanya diam tak menjawab, air matanya bahkan terus mengalir seakan tak tahu caranya berhenti. Sekarang tinggalah dirinya sendiri bersama makam Jungkook.

"Namjoonie.." panggil Joonmyeon lirih.

Tubuh Namjoon seketika tegang, melihat dua orang yang tak ingin ia temui.

Kenapa mereka ada di sini?

"Joonie, ini appa sama eomma, nak. Kemarilah ku mohon, kembalilah pada kami. Kami janji tak akan lagi berbuat kasar padamu, kami janji tak akan membiarkan mu sendiri lagi. Kau pasti sangat menderita." ucap Joonmyeon menatap Namjoon sendu.

Namjoon masih diam, sekarang yang di pikirkannya hanya kenangan-kenangan ketika orangtuanya memperlakukannya layaknya sampah.

"Dasar anak pembawa sial..."

"Semenjak kamu menderita penyakit sialan itu, kamu memang sudah menjadi orang asing untuk keluarga saya!"

"Melahirkan mu adalah kesalahan terbesar ku."

"Tidak ada yang sudi menerima kehadiran mu di sini."

Namjoon berdiri, dan menatap datar Irene dan Joonmyeon.

"Joonie, eomma dan appa mohon, jangan pergi, eomma tahu eomma salah. Eomma membuat semua orang membenci mu, maafkan eomma, sayang."

Apa? Eomma dan appa? Batin Namjoon tak percaya apa yang baru saja di dengarnya. Pasalnya kedua orangtuanya bahkan tak suka mendengarnya memanggil mereka eomma dan appa.

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang