BAB 3

1.7K 183 3
                                    

Sinar matahari memancar menyambut pagi yang cerah.

Seperti biasa Namjoon selalu ceria menyambut paginya itu sambil bersenandung riang melewati koridor sekolah menuju kelasnya. Terlihat masih belum banyak orang yang datang, jadi masih terlihat sepi.

"Woii, Namjoon cebe-cebean penuh kuman." panggil seseorang yang membuat Namjoon menghentikan langkahnya.

Namjoon dengan melotot melihat Jungkook yang sedang berlari menghampirinya.

"Apa? Ngapain lo panggil-panggil gue? Pakai ngatain cabe-cabe penuh kuman lagi." bentak Namjoon

Jungkook menghela napas berat dan berdecak kesal menatap orang di depannya. "Kemarin lo nyopot ban motor gue, terus lo gantung ke pohon pasti itu kerjaan lo."

Namjoon tersenyum sinis menatap Jungkook. "Kalau iya emang kenapa? Lo mau apa?"

Jungkook menghembuskan napas kasarnya. "Lo benar-benar cari masalah ya"

"Namjoon!" teriak Jimin keras.

Namjoon dan Jungkook menoleh kebelakang dimana Jimin dan Hoseok berlari menuju mereka berdua.

"Heh, lo kutub utara berjalan ngapain lo ada di sini?" tanya Jimin.

"Gue-" ucapan Jungkook terpotong.

"Pasti lo nuduh Namjoon yang gantung ban motor kesayangan lo itu kan? Itu bukan salah Namjoon, itu salah kita berdua juga yang bantuin." Jelas Hoseok dengan senyum lebarnya sambil merangkul bahu Namjoon.

"Jadi, itu bukan benar-benar salah Namjoon" ucap Jimin

Jungkook menghela napas mencoba mengatur emosinya. "Terserah." sahut Jungkook dan berlalu pergi meninggalkan Namjoon dan kawanannya.

Lihat aja, Kim Namjoon cabe-cabean penuh kuman bakalan gue balas apa yang udah lo lakuin pada motor kesayangan gue. batin Jungkook dengan senyum liciknya.

"Udahlah ayo kita ke kelas." ucap Hoseok dan di anggukan oleh yang lain.

*****

Bel pulang berbunyi...

Saat Namjoon sedang berjalan sendirian di koridor sekolah, tidak sengaja Namjoon menendang ember hingga isi air yang berada di dalam ember tumpah dan mengenai sepatunya.

Ia membelalakkan mata kaget sambil menunduk ke arah sepatunya yang basah, pandangannya beralih pada laki-laki yang berada di sampingnya tengah menahan sebuah senyum untuknya. Adik kelas tengil yang ia kenal betul sebagai teman dekat Jungkook. Namjoon mengeram kesal.

"Ngapain lo naruh ember di sini," bentak Namjoon.

Jongin membalas sambil menahan tawa. "Lah, lo sendiri ngapain lewat. Udah tahu temen gue lagi piket ngepel nih koridor kelas sepuluh," balasnya.

"Lo pasti disuruh si makhluk purba dari kutub kan?" Jongin jelas tahu siapa yang dimaksud oleh Namjoon.

Ia segera menggeleng, "Kagak ah, kan yang salah lo."

Namjoon mengumpat kesal melihat tingkah Jongin yang sebelas-dua belas dengan Jungkook, adik kelas didikkan Jungkook banget nih anak, songong minta diceburin di Sungai Musi.

"Gara-gara lo nih, sepatu gue basah semua," maki Namjoon.

"Dikeringin lah,"

Namjoon mengepalkan tangan, menahan emosinya yang meledak. Namjoon cepat-cepat melanjutkan langkahnya dari pada ia tambah sakit kepala meladeni adik kelas seperti Jongin.

Gara-gara Jongin, ia harus berhenti dulu di toilet kelas sepuluh untuk membersihkan sepatunya. Sepeninggal Namjoon, Jongin meledakkan tawanya yang sudah ia tahan sejak tadi. Jungkook datang sambil menepuk bahu Jongin.

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang