BAB 1

2.7K 215 5
                                    

Ada begitu banyak hal yang paling tidak disukai Kim Namjoon, salah satunya adalah diusik tidurnya. Namjoon akan berubah menjadi macan ngamuk apabila ada orang yang berani mengusiknya tidur.

Seperti kali ini. Jam kosong pelajaran matematika, Namjoon manfaatkan untuk tidur. Baru beberapa menit ia terlelap, saat teman-temannya malah membangunkannya dengan cara menempelkan batu es di wajahnya dan membidik foto Namjoon yang tidur sambil mangap. Namjoon langsung saja terbangun dan mengejar ketiga temannya itu.

"Jimin, jangan kabur!" pekiknya di sepanjang koridor. Memang hal sepele, tapi karena keisengan teman-temanya itu membuat ia gagal untuk beristirahat.

"Hoseok, woi!"

Di sepanjang koridor kelas IPA, Namjoon terus mengejar kedua temannya itu. Mereka berdua malah terus-terusan mengolok Namjoon.

Merasa sia-sia mengejar kedunya Namjoon berbalik untuk kembali ke dalam kelas. Tidak, sebenarnya itu hanya strategi agar kedua temannya itu mendekat. Dan benar saja, ketika ia berbalik seperti ingin kembali. Kedua temannya langsung mengejarnya, hal itu dimanfaatkan Namjoon untuk melemparkan sepatunya yang tidak dipasangkan dengan benar ke arah Hoseok.

Sayangnya, Hoseok terlalu mudah membaca apa yang akan Namjoon lakukan sehingga ia berhasil menunduk. Sialnya, sepatu yang dilemparkan oleh Namjoon malah mengenai kepala Jungkook.

"Aduh!" Jungkook menjerit, hingga membuat banyak orang yang berada di koridor menoleh.

Namjoon yang sadar bahwa sepatunya salah sasaran langsung menghampiri Jungkook.

"Jungkook, lo nggak apa?" tanya Namjoon sedikit khawatir melihat Jungkook yang memegang kepalanya seperti kesakitan.

Jungkook menepis tangan Namjoon yang berusaha memegang kepalanya. Dengan gerakan sepoyongan, Jungkook berjalan menuju UKS yang tidak jauh dari koridor IPA.

Namjoon diam di tempat, terus memperhatikan langkah Jungkook yang semakin menjauh. Kedua teman Namjoon ikut diam dan memperhatikkan punggung Jungkook yang menjauh.

"Joon," panggil Jimin mendekat.

Namjoon masih diam, kini beralih memperhatikan jemari tangganya yang tadi ditepis oleh Jungkook. Ia menarik nafas dalam, menoleh ke arah ketiga temannya.

"Gara-gara kalian, gue mesti berurusan sama makhluk purba dari kutub." Ketiganya hanya mengaruk leher tidak enak. Namjoon mengerutu lantas langsung berlari untuk menyusul Jungkook.

*****

Jungkook memijat kepalanya yang biru akibat terkena lemparan sepatu Namjoon, tubuhnya ia baringkan di atas ranjang UKS. Entahlah, akhir-akhir ini memang kondisi mudah sekali sakit. Sambil memijit kepalanya yang sudah diolesi minyak kayu putih oleh petugas UKS tadi.

Jungkook mencoba memejamkan matanya, berusaha megurangi rasa sakit di kepalanya. Saat sebuah suara terdegar begitu dekat denganya.

"Jungkook" panggil seseorang.

Jungkook membuka matanya perlahan dan melihat sosok penyebab kepalanya biru, tengah duduk di kursi sebelah tempat tidurnya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Jungkook sinis.

Namjoon meneguk air ludahnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Jungkook. "Gue mau minta maaf, serius gue nggak sengaja. Tadi itu gue beneran mau-" ucapannya terpotong.

"Berisik," sela Jungkook.

Jungkook memandang Namjoon lekat. "Maaf itu nggak guna, menurut lo kata maaf bisa bikin kejadian tadi nggak terjadi. Gitu?"

Namjoon membelakan mata. "Lo kok gitu sih, Kook"

"Gue kenapa? Ucapan gue benar kan, lo minta maaf itu nggak guna," jelasnya.

Kali ini membuat Namjoon menjadi naik darah. "Gue bela-belain lari buat ngejar lo ke sini buat minta maaf," ucap Namjoon setelah ia berdiri.

Jungkook mengubah posisinya menjadi duduk, lantas tubuhnya berhadapan dengan Namjoon. "Cowok semacam lo nggak mungkin bisa minta maaf tulus dari hati dan gue nggak butuh permintaan maaf dari lo. Nggak penting," bisik Jungkook mendekat ke arah Namjoon.

Namjoon segera mendorong tubuh Jungkook. "Gue itu niatnya baik ya ke sini. Lo belagu amat jadi orang. Gue juga nggak butuh ngemis maaf dari lo, gue cuma ngerasa nggak enak sama lo tadi. Ah, buang waktu aja gue nyamperin lo ke sini!" ketus Namjoon.

"Mending lo pergi aja, kepala gue jadi tambah pusing setiap ngelihat muka lo," usir Jungkook.

Namjoon mengepal tangannya, andai saja ia tidak ingat tempat pasti laki-laki yang ada di hadapannya ini sudah ia pukul. "Tanpa lo suruh pun gue dengan senang hati bakal pergi!" balasnya.

Namjoon langsung berbalik meninggalkan Jungkook sambil terus mengumpat di sepanjang jalan. Jungkook tersenyum sinis, kembali pada posisinya berbaring.

Sejak itu, keduanya tahu bahwa mereka tidak akan pernah bisa berbicara secara baik-baik, tidak akan pernah bisa menyukai satu sama lain dan yang terpenting semenjak kejadian itu keduanya tahu bahwa keduanya selalu ingin menjatuhkan satu sama lain.

Namjoon yang membenci Jungkook, Jungkook yang membeci Namjoon. Keduanya terlalu bertolak belakang.

*****

Hai.. Haii..
Sorry kalo banyak typonya.. Jgn lupa buat vote, komen, dan share ke temen temen kalian, terus kalian suruh vote biar aku cepet update nya.

Ok see yu♡

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang