Beberapa tahun kemudian.
Namjoon hidup dengan tenang dan nyaman di keluarganya, semuanya rukun dan melupakan masa lalu. Sahabat-sahabatnya juga sudah kembali seperti dulu, mendukungnya dan tanpa ada kesalahpahaman lagi.
Dalam beberapa tahun ini perusahaan yang Namjoon kembangkan menjadi besar dan semakin besar, membuat dia menjadi sibuk dan lebih sibuk. Namun, menurut Namjoon tak apa untuk menjadi sibuk, karena jika sedang sibuk ia tidak akan punya banyak waktu untuk memikirkan hal-hal lain.
Rapat, penandatanganan dokumen, bertemu klien, satu demi satu tanpa henti. Ia sibuk pada malam hari, pada saat ini biasanya anak-anaknya mengiriminya pesan.
Daddy, kita sudah sampai di rumah dan akan tidur terlebih dulu, jangan bekerja terlalu keras.
Oke. Jawab Namjoon.
Namjoon menghela napas, menatap ponsel itu dengan tatapan kosong, latar belakang ponsel itu adalah foto. Foto Jungkook saat berada di rumah sakit.
Memikirkan itu membuat Namjoon semakin merindukannya meskipun telah bertahun-tahun lamanya.
Namjoon tersenyum, senyum yang mengartikan duka. Sudah bertahun-tahun lamanya, namun ia masih tak bisa melupakannya.
Namjoon menghela napas panjang menatap langit-langit ruangannya dengan kosong, Seperti yang pernah kamu bilang, aku harus tetap lanjutin hidup dan aku berjanji akan mengadopsi dua anak dan memelihara hewan. Aku udah melakukannya seperti kata-kata ku dulu, aku akan membantu mu mewujudkan impian mu.
Namjoon melihat dan melihat, matanya di penuhi dengan kehangatan lembut dan kasih sayang melalui fotonya, sekali lagi ia melihat orang itu.
Orang itu berdiri di depannya, tersenyum cerah menatapnya.
Namjoon mengulurkan tangannya ke udara, seolah ia bisa menyentuh orang itu lagi, seolah cincin mereka bisa saling menyentuh lagi seperti dulu.
"Aku sudah melakukan hal yang ku janjikan pada mu, bisakah kau melihat?" ucap Namjoon lirih.
"Kau sangat malas, kau menyerahkan semuanya untuk ku urus sendiri... tidakkah kau melihat betapa lelahnya aku?"
"Setelah itu, jika kita bertemu lagi... bagaimana caranya kau menebusnya untuk ku?"
Namjoon berbicara pada dirinya sendiri untuk beberapa waktu, ia tampak lelah, menyenderkan tubuhnya dan menutup mata.
Apakah kau tahu, betapa aku sangat merindukan mu?
Apakah kau benar-benar di sisi ku? Mengawasi ku?
Jungkook?
Saat itu juga, hujan turun dengan derasnya. Membasahi jalanan, namun tak mampu mencairkan hati yang telah lama beku. Tak mampu menghilangkan luka yang telah lama tinggal.
END
*****
Akhirnya selesai juga ini cerita, mwheehhehe..
Aku mau ngucapin terimakasih buat kalian yg udah baca+vote+ngasih komentar. Meskipun aku gak bales komentar2 kalian, aku tetep baca kok. Kadang aku ketawa2 sendiri pas baca, wkwkwk.
Maaf juga karena sudah buat kalian kesel and nangis baca cerita gaje ini.
Ini end ya maaf nggak nyambung atau gimana:(
See yu!
![](https://img.wattpad.com/cover/203405178-288-k46604.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROMASI
RandomDia Kim Namjoon si cowok misterius yang lebih mementingkan tawa orang lain daripada rasa sakitnya yang tersembunyi dalam topeng kebahagiaan, ternyata ada hidup yang penuh dengan ujian. Memiliki banyak rahasia yang tak terduga dan juga hidup yang pen...