BAB 37

1.1K 132 0
                                    

Chanyeol tercengang menatap ponselnya yang telah menghitam, Jungkook sialan!  Makinya dalam hati.

Gue ikutin aja kali ya ucapan Jungkook, selidikin sendiri? Tapi, kan gue sibuk ngurusin pasien.

"Pikirin besok aja deh, pusing." gumam Chanyeol sambil merapikan barang-barangnya, lalu pulang.

*****

Hari ini Hoseok tidak masuk sekolah, ia pergi ke rumah sakit mengunjungi ibunya lalu berjalan pergi menuju cafe tempat ia akan bertemu wanita itu.

Chanyeol yang baru memarkirkan mobilnya, melihat Hoseok yang berjalan keluar dengan terburu-buru dan menghentikan taxi membuatnya mengerutkan dahinya bingung.

Tunggu. Tadi, Hoseok kenapa pakai baju ketat? Terus dia dandan?

Chanyeol diam sesaat, lalu memutuskan untuk mengikutinya dari belakang.

*****

Chanyeol memarkirkan mobilnya dan masuk ke cafe mengikuti Hoseok, duduk di pojok supaya Hoseok tidak melihatnya. Ia melihat Hoseok yang bertemu dengan wanita cantik.

Jadi Hoseok gak masuk sekolah cuma buat ketemu wanita itu? Chanyeol meremas tangannya geram.

Setelah beberapa menit menunggu, Chanyeol melihat wanita itu mengajak pergi Hoseok dengan mobilnya. Dengan cepat Chanyeol pergi menuju mobilnya dan mengikuti mereka.

*****

Chanyeol menatap hotel dengan bingung, melihat Hoseok yang masuk ke dalam hotel.

Chanyeol segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke hotel mengikuti Hoseok.

Sampai di lantai tiga, Chanyeol melihat Hoseok yang mengetuk pintu dan di sambut oleh bapak hidung belang membuat wajah Chanyeol menggelap.

Chanyeol segera bergegas menghampiri Hoseok, belum sempat Hoseok masuk ia sudah di tarik Chanyeol membuatnya tersentak kaget.

Hoseok mendongak melihat Chanyeol yang menatapnya tajam, "Chanyeol.."

"Ikut aku," Chanyeol menarik tangan Hoseok.

"Hei, apa yang kamu lakukan. Saya sudah pesan gigolo ini mahal-mahal dan kamu ingin melakukan dengannya? Jika kamu ingin dia, harusnya kamu pesan setelah saya."

ucapan bapak itu membuat Chanyeol menghentikan langkahnya, tangannya mengepal. Berbalik menatap bapak itu.

Bugh!

Chanyeol melayangkan pukulannya menatap tajam bapak itu, "Jangan pernah panggil tunangan saya gigolo. Saya akan kembalikan uang kamu dua kali lipat."

Chanyeol mengambil uang di sakunya, tanpa menghitung maupun melihat ia langsung melemparkannya pada bapak itu.

Chanyeol berbalik dan keluar dari hotel. Membawa Hoseok ke apartemennya.

*****

Di sepanjang perjalanan Hoseok diam melihat Chanyeol yang terlihat marah besar.

Chanyeol menarik tangan Hoseok ke kamarnya, mengunci pintu dan mendorong Hoseok ke kasur empuknya.

Chanyeol menatap tajam Hoseok yang juga menatapnya takut, "Jadi, ini alasan kamu mutusin aku?"

Hoseok, "..."

Chanyeol tersenyum sinis, merobek pakaian Hoseok hinggal menampilkan kulit putihnya.

Hoseok berontak, berusaha mendorong Chanyeol yang menindihnya.

"Chan, j-jangan." air mata telah mengalir di pipi mulus Hoseok.

Chanyeol seakan tuli tidak mendengarkan ucapan Hoseok, menatapnya tajam. "Bukankah ini yang kamu inginkan? Kerja menjadi gigolo? Hm? Baliklah, aku akan mewujudkannya untuk mu. Menjadikan mu gigolo ku."

Chanyeol mencium bibir Hoseok, tangannya memilin dan meremas dada Hoseok membuat Hoseok semakin ketakutan.

"Ber-berhenti!"

Chanyeol berhenti, menatap Hoseok yang menangis ketakutan. "M-maaf, maafin aku Hoseok. Aku terlalu emosi tadi." Chanyeol menunduk dan memeluk Hoseok yang masih terisak.

"Chanyeol, m-maafin aku.. Hiks.."

Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya, sesekali ia mengecup puncuk kepala Hoseok.

"Enggak, kamu gak salah. Yang salah aku, aku salah. Maaf"

Chanyeol melepas pelukannya, mengelus pipi Hoseok penuh sayang, "Kenapa kamu kerja jadi gigolo?"

Hoseok menggigit bibir bawahnya dan menatap Chanyeol, "Aku gak ada uang buat bayar biaya rumah sakit."

Chanyeol diam sesaat, menatap penuh sayang pada Hoseok. "Biar aku yang bayar, oke?"

"Tapi-"

"Gak ada tapi. Sekarang kamu balikan lagi?"

Hoseok mendongak menatap Chanyeol, "Kamu gak jijik sama aku?"

"Kenapa harus jijik?"

"Karena aku kerja-"

"Gak, aku gak akan pernah jijik sama kamu. Jadi?"

Hoseok mengangguk menatap Chanyeol, lalu memeluknya erat. "Ya."

"Jangan kayak gini lagi kalau ada masalah cerita, jangan sungkan."

"Maaf,"

*****

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang