Namjoon berjalan menuju rumah Yoongi, karena ia tahu jika ia pulang ke rumahnya ralat rumah keluarga Kim, Namjoon sadar jika dirinya hanya 'menumpang' dan itu akan menjadi masalah jika ia pulang sekarang.
Namjoon berhenti berjalan, ia tertegun dengan ucapan Jackson, pikiranya melayang ke beberapa jam yang lalu.
FLASHBACK ON..
"Jadi, karena lo udah tahu semuanya. Gue mau lo jaga Jungkook, buat Jungkook bahagia."
Namjoon menatap Jackson bingung, "Kenapa? Kan ada lo"
Jackson tersenyum, "Gue gak bisa jaga dia kalau dia masih membenci gue, lagian lo juga selalu ada di samping Jungkook. Jadi, gue gak bisa pastiin sehatnya hati gue"
"Ha?"
Jackson menoleh menatap Namjoon sambil tersenyum, "Gue suka lo"
"A-apa?"
"Eh, langit udah mendung tu. Lo mau nginep di sini?"
Namjoon menatap langit yang mendung, lalu melihat Jackson. "Yaudah gue balik dulu, dahh"
FLASHBACK OFF..
Namjoon menggelengkan kepalanya, membuka pintu lalu masuk. Terlihan sepi, pasti Yoongi belum pulang pikirnya. Untungnya ia membawa kunci cadangan yang Yoongi kasih.
Yoongi takut jika Namjoon datang, sedangkan Yoongi tidak ada di rumah akhirnya Yoongi memberikan kunci cadangannya, agar Namjoon bisa masuk.
Namjoon berjalan menuju kulkas, mengambil snack dan juga minuman, lalu duduk di ruang tamu menyenderkan tubuhnya di sofa dengan remot TV di tangannya.
*****
Seok Jin baru saja sampai rumah, ia langsung pergi ke kamarnya. Membantingkan badanya ke atas kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan kosong.
Lagi-lagi ia teringat ucapan ibunya mengenai Namjoon.
Ia benar-benar tidak tahu, apa yang terjadi dengan adik kecilnya setelah ia pergi ke Jerman.
"Eomma selalu nganggep Joonie salah, jadi percuma kalau aku jelasin ke eomma. Di depan mata eomma aku selalu salah, eomma anggap aku apa si"
"Kamu itu cuma anak cacat gak berguna. Saya nyesel pernah besarin kamu"
"Apa segitunya Joonie gak diinginkan? Sampai eomma nyesel ngebesarin Joonie"
Seok Jin menghela napas, ia yakin ada yang tidak beres setelah ia pergi. Lalu ingatanya kembali ke beberapa hari, ketika ia membawa Namjoon bertemu dengan Jisoo.
"Hyung sudah kehilangan hak sebagai hyungnya Namjoon semenjak sepuluh tahun yang lalu"
"Hyung enak di cintai banyak orang, sedangkan aku? Aku sendirian. Aku juga mau di sayangi dan di cintai banyak orang, aku bahkan selalu berharap menjadi Taehyung ataupun Jennie, mereka selalu mendapatkan cinta dari semua orang. Terlebih eomma sama appa"
Seok Jin merubah posisi badanya menjadi duduk, mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Jisoo kita bisa ketemu sekarang?"
"..."
"Di dekat kafe rumah kamu aja"
"..."
"Ok, bye"
Seok Jin segera bersiap-siap, setelah itu mengambil mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju kafe.
*****
Seok Jin turun dari mobilnya dan berjalan masuk, ia melihat Jisoo yang sudah menunggunya.
"Hai, nunggu lama? Sorry ya"
Jisoo melihat Seok Jin yang duduk di depannya, lalu mengangguk, "Gak apa-apa, baru aja sampai"
Seok Jin menghela napas, memegang tangan Jisoo, "Aku boleh minta tolong?"
Jisoo menatapnya bingung, "Ya?"
"Tentang Namjoon"
"Namjoon kenapa? Dia baik-baik aja kan?"
Seok Jin menggeleng, "Aku yakin ada yang gak beres di rumah setelah aku pergi ke Jerman-" Seok Jin menatap Jisoo yang menatapnya bingung, "Aku mau kamu jadi temanya Namjoon, terus kamu suruh dia cerita yang sebenarnya, kamu mau?"
Jisoo mengerti, ia segera mengangguk menyetujuinya, "Ya"
Seok Jin tersenyum lebar, semuanya akan terungkap membuatnya senang akhirnya ia akan segera tahu apa yang sebenarnya terjadi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROMASI
De TodoDia Kim Namjoon si cowok misterius yang lebih mementingkan tawa orang lain daripada rasa sakitnya yang tersembunyi dalam topeng kebahagiaan, ternyata ada hidup yang penuh dengan ujian. Memiliki banyak rahasia yang tak terduga dan juga hidup yang pen...