BAB 25

1.2K 156 4
                                    

Brak!

"Dimana anak itu? Pasti dia kabur!" bentak Joonmyeon mendapati kamar Namjoon yang kosong.

"Appa sabar" ucap Taehyung mencoba menenangkan ayahnya, ia tak menyangka kakaknya masih berani melarikan diri setelah apa yang ayahnya lakukan padanya.

"Bagaimana bisa sabar! Pasti dia kabur!" teriak Joonmyeon keras.

Taehyung hanya diam melihat kepergian ayahnya. Ia masih tak menyangka ayahnya berniat membunuh kakaknya. Oh ayolah, dimana ayahnya yang dulu lembut dan penuh kasih? Kenapa sekarang berubah menjadi seorang yang kasar dan keras?

Menghela napas Taehyung segera pergi ke kamarnya dan berbaring.

*****

"Joonie pulang," gumam Namjoon memasuki rumah besar dan mewah tersebut.

"Namjoon Oppa!" seru Jennie ketika melihat kakaknya kembali.

Namjoon mengerjap beberapa kali menatap Jennie yang berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.

"Oppa kok gak ke rumah sakit sih!" seru Jennie merajuk.

"Lupa," ucap Namjoon sambil tersenyum lebar.

"Ish, oppa jahat! Ayo ikut Jennie, Jennie bawa pizza," Jennie menarik kakaknya.

*****

Di depan TV ada Irene dan Joonmyeon yang sedang mengobrol, Taehyung yang sibuk dengan ponselnya, dan Seok Jin yang sibuk dengan bukunya.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, semua orang menoleh.

"Ayo oppa, tadi Jennie beli pizza" ucap Jennie riang mengabaikan beberapa mata yang menatap kakaknya sinis.

Jennie segera membawa kakaknya menuju sofa. Namjoom duduk paling kanan, di sebelahnya ada Jennie, Seok Jin, lalu Taehyung. Di depan mereka ada Irene dan Joonmyeon. Jennie segera membuka kardus pizza.

"Jennie lupa bawa garbu sama piring!" seru Jennie.

"Biar hyung aja yang ambil" ucap Seok Jin dan di balas anggukan semangat Jennie.

Seok Jin segera melangkah menuju dapur, saat kembali ia hanya membawa lima piring, pisau, dan garbu. Namjoon menghela napas pasrah, ia sudah biasa tidak di beri makan.

"Piringnya kok cuma lima, Namjoon oppa pakai piring Jennie aja. Jennie bisa ambil lagi" ucap Jennie penuh semangat.

"Jangan! Gak usah!" Seok Jin mencegah Jennie.

Jennie mengembungkan pipinya kesal menatap kakak pertamanya, "Terus Jennie gimana?"

"Kamu sama oppa aja," Namjoon hanya diam. Membiarkan semuanya terjadi, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya tak suka.

Ia hanya terus menunduk, mendengarkan candaan keluarganya. Mereka terlihat bahagia. Seok Jin terus menyuapi Jennie, terkadang ia juga membersihkan mulutnya yang kotor.

Menghela napas sekarang orang yang membencinya bertambah. Seok Jin juga membencinya setelah apa yang terjadi, Namjoon tentu saja sadar diri. Dia hanya orang asing di sini.

*****

Hoseok sedang duduk di samping ranjang ibunya, menghela napas dan terus menunduk, Darimana gue bisa dapat uang sebanyak ini?

"Hoseok," panggil seseorang membuat Hoseok terperanjat kaget.

Hoseok melihat seseorang yang memanggilnya, lalu tersenyum sopan, "Dokter Park"

Chanyeol tersenyum lebar menatap Hoseok, entahlah ia tidak tahu kenapa akhir-akhir ini wajah remaja di depannya selalu muncul di benaknya, saat remaja ini tersenyum ataupun sedih.

Apa mungkin...

Chanyeol segera menggelengkan kepalanya, mengusir pikiranya dan yakin bahwa itu di sebabkan karena rasa bersalahnya karena dirinya ibu remaja ini di rumah sakit.

"Dokter Park, ada apa?" tanya Hoseok melihat Chanyeol yang menggelengkan kepalanya.

"Bukan apa-apa. Jangan panggil saya Dokter Park, panggil saja Chanyeol," ucap Chanyeol dengan senyum menawannya, dan Hoseok mengangguk.

"Bagaimana keadaan ibu mu? Sudah sadar?" Hoseok menggelengkan kepalanya dengan sedih menatap ibunya yang masih setia memejamkan matanya.

Chanyeol dengan canggung berdiri di samping Hoseok, "Sudah makan?"

Hoseok menoleh dan mengangguk.

"Bagus."

Hoseok merasa heran pada dokter di sampingnya. Bukannya merawat pasien lainnya, tapi malah di sini, "Dokter gak ada pasien?"

Chanyeol menatap Hoseok, lalu menggeleng, "Istirahat." Hoseok hanya mengangguk mengerti.

Beberapa saat kemudian, Chanyeol melihat jam tangannya, lalu beralih menatap Hoseok.

"Saya pergi dulu. Ada urusan" Hoseok hanya mengangguk, melihat pria itu pergi melewati pintu dengan terburu-buru.

*****

Chanyeol berjalan dengan terburu-buru, tak sengaja dirinya menabrak seseorang.

Brak!

"Maaf, saya buru-buru"

"Dokter kalau jalan hati-hati dong," ucap orang yang ia tabrak dengan kesal.

"Maaf, saya-" ucapan Chanyeol terhenti saat ia melihat orang yang telah ia tabrak.

"Jackson?"

Jackson mendongak melihat dokter itu, "Chanyeol?"

*****

Luangkan waktu untuk vote ya...
See yu^^

MONOKROMASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang