Chapter 10

13K 2.3K 336
                                    

Sekala Bagaskara itu Casanova nomor satu.

Hampir seluruh fakultas dari tingkat satu sampai tingkat akhir tahu itu. Bukan hal yang tabu lagi untuk mengatakan kalau Kala seratus persen pemain Cinta.  Rasa-rasanya mungkin hampir sebagian mahasiswa di kampus mereka pernah menjadi teman kencan Kala meski hanya untuk satu minggu. 

Awalnya, Dylan heran kenapa cewek-cewek itu masih mau saja menjadi teman kencan Kala meski tahu reputasi buruk Kala yang dicap sebagai playboy.  Tapi sore itu agaknya dia tahu kenapa cewek-cewek itu tidak masalah meski hanya menjadi teman kencan sementara Kala.

Karena cowok itu Sekala Bagaskara.

"Lo beneran diajak nge-date sama Kak Kala?"

Dylan, tidak sengaja mendengar pembicaraan salah satu anak jurusannya ketika keluar dari perpustakaan.  Mendengar nama Kala membuat Dylan berhenti di tempat, dia tidak mungkin tidak peduli jika itu menyangkut keluarganya. Apalagi soal Kala. Jadi, cowok itu diam-diam menguping dari balik pintu perpustakaan.

"Iya, bener." cewe itu terlihat senang.

"Tapi lo tahu, kan, Kak Kala tuh terkenal playboy banget di sini. Paling juga dia cuma main-main sama lo."

Bener, tuh. Dari pada lo sakit hati mending tolak ajakan Kala. Dylan membatin dari balik pintu.

"Gue tahu, kok. Tapi please deh,  gue diajak ngedate seorang Sekala Bagaskara!" cewe itu seolah menahan jeritan senangnya. "Udah pinter, ganteng, tajir pula!  Kalau gue bisa jalan sama dia pasti status sosial gue jadi naik, apalagi nanti gue bisa pamerin kalau gue jalan sama cucunya yang punya Bagaskara Grup. Pasti langsung banyak yang follow instagram gue."

Dari balik pintu, Dylan bisa melihat cewe yang akan diajak Kala jalan itu senang luar biasa. Sementara Dylan harus menahan kekesalan nya, meremas buku yang baru saja di pinjamnya untuk menyalurkan emosinya pada cewe itu.

"Lagian, ya. Gue yakin tuh kak Kala nggak ngerti arti hubungan yang sebenernya kayak gimana. Orang kerjaannya cuma bikin cewek-cewek baper." cewe itu masih melanjutkan pergosipannya.

"Eh, hati-hati. Entar lo kepincut beneran." temannya menasehati.

"Uh,  sori, ya. Gue nggak bodoh-bodoh banget, lagi. Gue malah berharap suatu hari ini dia kena karmanya."

Kemudian kedua cewek itu pergi, sambil tertawa-tawa dan masih bergosip tentang hal lain.

Dylan keluar dari tempat persembunyian nya, berbanding terbalik dengan apa yg dirasakan nya tadi sekarang Dylan justru merasa sedih. Sedih karena banyak orang yang salah paham mengenai Kala, sedih karena banyak orang yang mungkin diam-diam mengutuki Kala. Berharap saudaranya itu menerima karma nya.

Mereka tidak tahu seperti apa Kala sebenarnya. Dulu Kala nggak seperti ini, dulu Kala...hanya melihat pada satu orang saja. Sejak kapan, ya, Kala jadi berubah seperti ini?  Dylan tidak tahu apa yang membuat Kala bisa berubah begini.

Mungkin...karena Kala pernah ditinggalkan

***

Kala, mengemut lolipop rasa lemonnya seperti biasa sambil duduk di lantai aula setelah dia dan anak-anak teater lainnya selesai melakukan gladi resik untuk pentas mereka. Aula sudah disulap sedemikian rupa oleh tim dekor untuk pentas mereka besok. Beberapa orang sudah pamit pulang sementara Kala masih menunggu gebetan barunya datang sambil Mengecek isi dm instagramnya yang rata-rata penuh sama cewek-cewek yang sekedar say hi,  atau komentarin snapgram nya. Atau kalau ada yg lebih berani lagi malah langsung minta id line nya. Termasuk gebetan baru Kala ini, berawal dari si cewek yang bernama Arina itu nge-dm Kala duluan. Berbasa-basi bilang kalau mereka satu kampus berakhir dengan Arina yang langsung minta id line Kala. Kala sih senang-senang aja, dari foto profilnya lumayan juga. Karena itu Kala hari ini berniat untuk mengajaknya jalan.

The Bagaskara's : Nebula ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang