Chapter 16

11.8K 2.2K 264
                                    

Rumah utama keluarga Bagaskara itu ada di daerah Pondok Indah, lumayan jauh dari kantor juga rumah mereka. Andra harus pulang ke rumah dulu buat jemput Dylan baru jalan ke rumah oma, sebetulnya Dylan udah bilang bisa berangkat sendiri biar abangnya nggak mondar-mandir, tapi Andra menolak. Dia mau mereka dateng sama-sama, syukur aja sore itu jalanan nggak terlalu macet, mereka memasuki salah satu komplek perumahan elit tepat pukul setengah setengah delapan malam dan langsung berhenti di salah satu rumah besar dengan pagar besi hitam menjulang dan ujung yang runcing. Tak lama pagar terbuka otomatis, Andra memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan mobil sedan putih yang familiar untuknya.

Mobil ayahnya.

Dylan keluar dari mobil setelahnya, menghela nafas pelan. Akhir-akhir ini rasanya terlalu berat buat dia, Dylan bahkan hampir tidak mau menyentuh ponselnya karena pasti dia akan sibuk mencari tahu update berita tentangnya yang tidak-tidak, belum lagi komentar negatif yang dia dapatkan dari media sosial juga grup kampus. Semua itu terasa membebaninya, disaat seperti ini dia menyesal menyandang nama Bagaskara.

"Lan..." panggilan abangnya membuat Dylan terperanjat, segera cowok itu menyusul Andra masuk ke dalam rumah.

Melewati beberapa pelayan yang membungkuk menyapa mereka berdua, Dylan yang biasa membalas sapaan mereka kini mengacuhkannya. Pikirannya malah terfokus pada suara seseorang di ruang tengah yang terdengar penuh emosi dan kemarahan.

Suara oma mereka.

"Oma." Andra menyapa wanita usia enam puluh tahunan dengan pakaian putih sederhana dan rambut beruban yang dicepol duduk di sofa panjang, sementara ayah dan ibu nya duduk di sofa seberang.

"Duduk." Anita, wanita yang menjadi pilar utama di keluarga itu bersuara, seakan memberi perintah pada Andra dan Dylan yang langsung menurut. Tatapannya mengintimidasi kedua cucunya yang saling duduk bersebelahan itu, tak bisa wanita itu sembunyikan kemurkaannya.

Dylan diam-diam melirik ibunya yang duduk agak jauh dengan sang ayah, lagi-lagi menghela nafas tak terdengar. Semua ini karenanya, orang tuanya ikut terkena imbasnya karena Dylan. Cowok itu tak hentinya menyalahkan diri sendiri.

"Dylan."

Dylan mengangkat wajahnya, menatap langsung pada neneknya yang memandangnya dengan penuh kekesalan. Dylan ingat terakhir kali dia diomeli Oma waktu umurnya tujuh belas tahun, itu pun untuk menutupi kesalahan Kala. Ceritanya panjang, Dylan enggan mengingatnya. Tapi yang jelas, sepertinya setiap kalo Oma marah marahnya selalu saat Dylan harus menanggung kesalahan yang tidak diperbuat olehnya.

"Kamu keterlaluan, betul-betul sudah mencoreng nama baik keluarga Bagaskara!"

"Maaf, Oma." Dylan menjawab pelan seperti gumaman, menundukan kepalanya lagi dalam-dalam.

"Bikin malu!" Anita lagi-lagi bersuara, suaranya kian meninggi dan terdengar penuh kemarahan, matanya tak lekat menatap pada salah satu cucunya itu.  "Mau taruh dimana muka keluarga ini,Dylan?! Gimana oma bisa ngadepin kolega-kolega kita sekarang?!" 

"Ma...udah,nanti jantung mama kambuh." Utami, ibu dari Andra dan Dylan itu berusaha menenangkan mantan ibu mertuanya. Wanita itu sendiri sangat terguncang saat pertama kali mendengar berita tentang anak bungsunya itu, apalagi Utami mengetahui hal itu dari salah satu temannya sendiri.  Wanita itu ingin sekali merengkuh anaknya, Dylan nya yang dulu selalu memeluk dan bermanja-manja dengannya, sekarang harus melewati cobaan seberat ini. Namun, nalurinya sebagai ibu berkata bahwa anaknya tidaklah mungkin melakukan itu. Dia tahu bagaimana Dylan, bahkan saat keluarga mereka mengalami kuhancuran akibat perceraiannya dengan sang mantan suami, Dylan yang paling menguatkannya. 

"Dua kali," Anita kembali bicara, kali ini dia menatap pada Aryo anak tengahnya.  "Dua kali keluarga kamu mencoreng nama baik kita, Aryo!" Anita mengungkit kembali perkara itu. Sewaktu Aryo dan Utami memutuskan untuk berpisah, bercerai tak lagi melanjutkan biduk rumah tangga yang telah mereka arungi. Itu,  adalah skandal pertama keluarga Bagaskara yang terbongkar ke publik.  "Sekarang anak kamu ini mau nerusin jejak kamu?  Mau buat Keluarga kita malu juga?!"

The Bagaskara's : Nebula ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang