Hari itu, halaman SMA Garuda dipenuhi oleh kendaraan roda dua juga beberapa mobil yang terpaksa harus parkir di luar karena tidak bisa parkir di halaman dalam, terlihat lebih ramai dari biasanya.
Sejak beberapa hari lalu para staff sudah mempersiapkan panggung, dekorasi, serta bangku-bangku untuk para tamu undangan yang hari ini datang untuk menghadiri acara wisuda SMA Garuda. Tak terkecuali Bagaskara bersaudara yang datang lima belas menit sebelum acara dimulai, Kala yang lebih dulu turun dari mobil berdiri mematung di samping pintu mobil sambil menghela nafas berkali-kali merasa ada yang mengganjal dalam hatinya. Perasaan sesak dan ingin menangis yang sedapat mungkin ingin dia redam.
"Jangan murung gitu." Dylan tiba-tiba saja menepuk bahu saudaranya, berdiri bersisian dengan Kala. "Langit pasti sedih kalo liat muka lo kayak gini di hari kelulusannya." Dylan meremas bahu Kala, meski dia sendiri berusaha menyembunyikan kesedihannya, dia pernah berjanji akan pulang untuk datang ke acara kelulusan Langit. Ya, dia memang pulang, pulang untuk menepati janjinya. Sayangnya, sudah tidak ada Langit di sini untuk dia beri ucapan selamat secara langsung. Tidak ada lagi yang bisa dia peluk dan ucapkan betapa bangganya dia pada adik sepupunya itu.
Kala akhirnya memaksakan sebuah senyum di wajah, lalu menyusul yang lain yang sudah lebih dulu masuk. Kelima nya berjalan dengan kemeja dan rambut yang di tata rapi. Hari ini hari istimewa bagi adik mereka, jadi mereka berusaha berdandan serapi mungkin termasuk Kala dan Xavier yang biasanya tidak terlalu memperhatikan apa yang keduanya pakai.
Kedatangan Bagaskara bersaudara di sana jelas saja mengundang banyak tanda tanya, meski beberapa desas-desus sudah beredar luas mengenai Langit yang ternyata adalah salah satu cucu dari pemilik Bagaskara Grup sekaligus adik sepupu Satya, alasan mengapa keluarga Bagaskara menutupi keberadaan Langit. Semua isu tersebut menyeruak kepermukaan akibat kejadian antara Christian, Gama dan Langit yang berujung naas.
Kelima bersaudara itu memasuki ruangan aula, mereka tidak bisa menyangkal kegugupan yang tiba-tiba melanda ketika semua mata seakan tetuju pada mereka yang mencoba berjalan setenang mungkin ke kursi yang sudah di sediakan, Satya sendiri sudah mengatur agar kelima saudaranya mendapat tempat duduk di barisan tengah, berhadapan langsung dengan panggung.
"Bang, you okay?"
Garda yang duduk di sebelah kanan Xavier menyentuh paha sepupunya, dia bisa melihat wajah Xavier yang nampak tegang dengan mata yang masih sembab. Entah sudah berapa kali lelaki itu menangis lagi diam-diam.
Xavier menganggukan kepala pelan, "Gue enggak apa-apa, kok."
Garda tahu Xavier berbohong, mereka semua berbohong dengan saling mengatakan mereka baik-baik saja. Nyata nya, kehilangan seseorang yang begitu berarti untuk mereka tidak pernah membuat perasaan mereka baik-baik saja.
Acara dimulai beberapa saat kemudian, Satya berdiri di barisan para guru yang ikut menghadiri acara itu. Bagi Satya, bisa jadi ini adalah momen terakhir untuknya mengikuti acara ini karena selepas ini dia akan berada di tempat yang lain. Mengambil tanggung jawab yang sama besarnya. Acara berlangsung dengan khidmat, meski kesedihan sempat terasa saat kepala sekolah memberikan kata sambutannya sembarinmenyebutkan insiden yang baru-baru ini terjadi dan menjadi salah satu catatan kelam SMA Garuda.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi wisuda, dimana para siswa yang telah dinyatakan lulus di panggil satu persatu untuk diberikan ucapan selamat, pengalungan medali serta penyerahan sertifikat wisuda.
Lalu tiba saatnya nama Langit di panggil, ruangan tiba-tiba serasa senyap. Xavier seakan bisa mendengar degup jantungnya sendiri yang berpacu. Xavier berdiri dari tempat duduknya, Garda sempat menepuk bahu Xavier memberinya semangat, sementara saudara-saudaranya yang lain berusaha memberi Xavier kekuatan lewat pandangan mata mereka yang saling bertemu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bagaskara's : Nebula ✔
Teen Fiction[ Lokal Fiction Series ] Seperti ada kabut yang menyelimuti keluarga BAGASKARA. Kabut yang membungkus masalah yang terjadi di dalam nya dan hanya membuat orang berpikir bahwa mereka adalah keluarga yang sempurna. Tetapi, saat kabut itu perlahan...