Tolong hayati membaca ini, bayangkan saja kalian memang benar benar menonton sebuah drama kolosal karya Arifa hhehe....
Kalian mau vote ato enggak, itu terserah yang penting gue udah nyenangun hati kalian dengan cerita yang gue karang ini.
Andai kalian tau bagaimana rasanya diacuhkan begitu saja
Sunny" HEI ! BISAKAH KAU MENDENGARKU ? " Sunny masih setia mengejar sesosok berbaju hitam lengkap dengan cadar itu.
Rasa penasaran telah membuat ia terus mengikutinya dan sembari berlari lari kecil mengejar langkah besarnya.
Tak salah jika dia berjalan sangat cepat, karena kakinya jauh lebih panjang dari kaki Sunny.
" HEI KAU ! TOLONGLAH JAWAB AKU....!" Sunny berusaha menyamai langkahnya dengan orang asing itu.
Alih alih mendapat jawaban, orang itu sama sekali tidak menoleh sedikitpun terhadap Sunny.
Matanya selalu mantap memandang kedepan seolah olah dia tidak punya sendi untuk memutar lehernya.
" DASAR ORANG DINGIN !" ketus Sunny yang kemudian memasang ekspresi cemberut walau dia masih setia mengikutinya.
Tak habis akal, tiba tiba saja Sunny menarik narik pakaiannya dengan sangat kuat, meninju ninju punggungnya, bahkan bergelayut dilengannya.
Namun apa yang Sunny dapatkan. Dia sama sekali tidak merespon apapun yang Sunny lakukan terhadapnya.
Ia masih terus berjalan tanpa ekspresi.
" DASAR ORANG ANEH ! AKU HANYA INGIN BERKENALAN KARENA ILMU BELADIRIMU LEBIH BAIK DARIKU TAPI KAU MALAH TIDAK MENGUBRISNYA! DASAR SOMBONG !" gerutu Sunny yang masih bergelayutan di tangannya.
Baginya omelan Sunny hanyalah terdengar bagai suara nyamuk yang berdengung di telinga. Tidak berarti dan sama sekali tidak penting.
Sunny merasa, dia sudah mengikuti orang itu terlalu jauh karena matanya tidak lagi melihat perkampungan, melainkan sebuah hutan lebat dengan jalan setapak yang semakin sempit menuju jantung hutan.
Itu merupakan hal yang sudah biasa baginya karena dia memang suka berada di hutan jadi dijamin Sunny tidak akan pernah merasa ketakutan walau cahaya matahari yang masuk semakin menipis.
Tapi yang menjadi pertanyaan besar baginya adalah tujuannya memasuki hutan belantara.
" Kenapa dia memasuki hutan ini... padahal kan sebelumnya masih banyak perkampungan, apa dia tidak punya rumah ?" batin Sunny meledak ledak ketika memikirkan apa yang ada di pikiran si berjubah.
Tak terasa sudah 3 jam lebih Sunny berjalan mengikutinya hingga akhirnya sampailah mereka pada sebuah gua yang berbentuk seperti terowongan kereta api.
Sunny takjub melihat keindahan mulut goa yang ditumbuhi bunga bunga indah bewarna merah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
" Wahh.... indah sekali bunga ini, pasti akan sangat bagus kalau aku memetiknya untuk diternakkan di kekaisaran" batin Sunny.
Perlahan tangannya hendak meraih bunga itu. Namun tiba tiba tangan besar milik orang berjubah itu menahannya dengan sangat cepat.
Sunny menatapnya tajam dan dia membalas tatapan Sunny dengan gelengan seolah menegahinya untuk memetik tanaman itu.
" Kenapa kau melarangku memetiknya ? " ketus Sunny karena dia memang tidak suka dicegah.
Namun dia hanya diam, matanya menoleh kesana kemari seperti mencari sesuatu hingga dia mendapati sebuah batu yang kemudian dilempsrkannya kearah bunga indah itu.
Betapa kagetnya Sunny melihat batu tadi seketika berubah menjadi seperti tepung dan untung saja dia tidak jadi menyentuhnya. Akhirnya dia mengangguk serius tanda paham sebab dilarangnya memetik bunga sembarangan.
Setelah kejadian itu, dia terus memasuki gua itu dan berjalan terus Sunny pun menyusul dengan komat kamit yang selalu bertengger di mulut kecilnya.
" Goanya seperti terowongan.... hahah apakah kau suka bermain disini ?".
Pertanyaan Sunny hanya terbawa angin dan membuang buang tenaga. Sekarang dia lebih memilih untuk diam.
Hingga ia terbelalak melihat ujung goa yang tembus menuju padang yang luas dan dipenuhi bunga bunga bewarna kuning.
Betapa takjubnya Sunny dengan ciptaan Tuhan tersebut, ini benar benar yang pertama baginya, ketika ia menyaksikan keindahan tiada tara.
" Indah sekali.... seumur umur aku belum pernah setakjub ini.... bagaimana bisa ditengah hutan yang lebat ini terdapat sebuah padang yang dipenuhi bunga bunga dan rumput rumput rendah bewarna hijau?" gumamnya.
Sunny terhipnotis seketika sampai sampai dia tidak mengetahui orang berjubah tadi meninggalkannya terus berjalan lurus ke depan.
" HEI TUNGGU AKU...." teriak Sunny dengan terengah engah karena darah dilengannya masih keluar.
Beberapa saat kemudian, orang itu berhenti pada sebuah danau jernih yang berada di tengah bunga bunga itu. Anehnya danau itu dikelilingi oleh pepohonan rindang dan airnya berembun hingga terlihat segar.
" Dasar ... main tinggal tinggal saja ...." omel Sunny, matanya masih setia memandang kebawah karena berlari diantara bunga bunga ternyata cukup sulit.
" Wahhhh...." ucapnya ketika matanya kembali disuguhkan ciptaan Tuhan yang amat indah.
Sebuah danau ada didepan matanya." Kau tahu tempat tempat yang indah ya..." Sunny mendorongnya cukup keras.
Lalu dia terus berjalan mendekati bibir danau itu.
Sunny celengak celengok menyaksikan apa yang dilakukannya." Sedang apa dia ?".
Penasaran ya.... lanjutannya...
Kira kira orang itu ngapain ya?Pusying gue selaku author haha....
Oh iya sory banget ya kalo gue telat up, soalnya banyak banget yang harus gue selesein di wattpad yaitu ngebikin part selanjutnya dari "MY GIRLFRIEND IS A FAT sama ngerevisi "AVSL" jadi sory gue kalo telat ya...
Oh iya, kalian tau ngak cerita gue sambung menyambung jadi satu loh... Hahah baik itu fiksi remaja, ff, bahkan cerita ini pasti bakalan sambung memyambung dan punya teori hheheh....
Sebagai contoh, kalian bisa liat aja di cerita AVSL disana si ESEN (pemeran utama) merupakan keturunan dari si Sunny hahah.....
Unik kan ?
Hehhe.... Gue emang selalu beda dari orang lain....Ingat ! Cerita gue ngak pernah ada plagiatan dari cerita lain dan gue pastiin karya gue beda!
By Arifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Past [END]
Fantasy⚠CERITA INI MURNI KARYA AKU SENDIRI JANGAN COPAS/PLAGIAT/TIRU APAPUN YANG BERSANGKUTAN CERITA INI ! KARENA ITU MELANGGAR HAK CIPTA YANG AKU MILIKI ATAS CERITA INI ! SIAPA YANG COPAS AKU DOAIN HIDUPNYA GAK TENANG SAMPE KAPANPUN ! AWAS AJA NTAR ! KALO...