Minum Juga Perlu Toleransi Kawan

838 91 3
                                    

"YA! KENAPA KAU LAMBAN SEKALI ? APAKAH KAU SEDANG BERDANDAN SEPERTI WANITA SEKARANG ?!" teriak Kyungseok tepat di depan pintu kamar Hansung hingga pria yang ia teriaki itu langsung keluar dari persemayamannya.

BRAKK !

"Diam kau bodoh !" dengus Hansung dengan lagak sombongnya karena malam ini dia merasa ketampanannya meningkat berpuluh kali lipat.

Kyungseok membolakkan mata tatkala Hansung tak henti hentinya mengibarkan baju kebesarannya itu di depannya.

"Bagaimana ? apakah setelah melihat penampilanku ini kau merasa kalah tampan ?" tanya Hansung dengan wajah mengejeknya.

"Heleh.... penampilan saja tak menjamin kau lebih baik dariku! yang lebih baik itu adalah siapa yang mampu memenangkan hati Sunny nantinya " ucap Kyungseok.

Hansung pun mengelus elus dagunya sendiri seraya berfikir sejenak.

"Mmm... sepertinya kau benar, hanya Sunnylah yang mampu menilai kita nanti, baiklah tunggu apa lagi! ayo kita pergi kawan" gumam Hansung seraya merangkul bahu Kyungseok meninggalkan kekaisaran menggunakan kuda masing masing.

•••

"Apa kau yakin ini tempatnya ?" tanya Hansung pada Kyungseok ketika mereka sampai pada sebuah pondok yang tampak indah dengan dekorasi lilinnya.

Kyungseok pun membuka undangan yang diberikan Sunny kemarin dan mengecek peta yang terdapat disana.

"Aku rasa tempatnya benar ! peta ini menunjukkan bahwa di depan pondok terdapat pohon pulm merah dan itu dia pohonnya" tunjuk Kyungseok.

Hansung mengangguk paham. Mereka telah menemukan lokasinya. Tanpa pikir panjang lagi, keduanya langsung turun dari kuda dan memasuki gerbang pondok itu dengan perasaan berbunga.

"Kau tau Hansung... jantungku berhenti berdetak sekarang!" ungkap Kyungseok.

Hansung mendengus mendengar ucapan sampah pria disampingnya itu.

"Ya! kalau jantungmu berhenti berdetak maka kau sudah mati! dasar bodoh" ejek Hansung seraya mendorong Kyungseok ke samping hingga sedikit terhuyung.

"Ya! kenapa kau mendo..." belum selesai Kyungseok melanjutkan protesnya, sebuah suara malah menghentikannya.

"Kalian berdua, kemarilah !" seru Sunny yang tengah duduk di depan sebuah meja bundar di tengah taman pondok itu dan dihiasi oleh lilin wangi berbau lavender.

Kali ini Sunny tampil begitu berbeda dengan riasan mewah disertai geraian rambut panjangnya yang jarang terlihat, membuat dua sejoli itu langsung terpesona pada pandangan pertama.

"Sangat cantik...." lirih Kyungseok. Mulutnya tak bisa mengatup hingga ludahnya menetes ke tanah.

"Apa aku sedang bermimpi ? mengapa Sunnyku bertambah cantik dengan rambutnya yang digerai seperti itu? jujur... aku belum pernah melihat dia melepas ikatan rambutnya" ucap Hansung sambil mengucek matanya untuk memastikan yang dilihatnya itu adalah benar.

"YA ! KENAPA KALIAN MASIH BERDIRI DISANA ? KEMARILAH!" teriak Sunny yang mulai emosi dengan kelambanan mereka.

"Ah.... dengan segera putri Gyeonggui" ujar mereka bersamaan.

"Duduk !" titah Sunny tanpa kelembutan sedikitpun.

Hansung dan Kyungseok kemudian duduk di kursi yang telah disediakan di sebelah kiri dan kanan Sunny. Jarak mereka berdua dengan Sunny cukup berjauhan. Agar bisa dekat keduanya pun kompak menggeser kursi masing masing secara perlahan tapi pasti.

Sunny yang mendapati kejadian itu pun langsung angkat bicara.

"Jangan mendekat kalau kalian masih ingin acara ini dilanjutkan!" ancamnya.

Love In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang