Awal

935 110 10
                                    

Hi 🥱

Di sebuah ranjang, tampak lah seorang pria yang kini tengah terbaring. Perlahan mata mono eyelid bulat besar miliknya itu terbuka dan mengerjap beberapa kali.

Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati Sunny tengah tertidur di tepian ranjang tanpa selimut atau apapun. Hansung tersenyum sangat simpul, ia tak menyangka Sunny merawatnya dengan sangat baik.

"Ternyata dia masih peduli denganku" lirih Hansung.

Hansung pun duduk seraya menanggalkan kompresan yang masih menempel di keningnya lalu meletakkannya di atas nakas.

Matanya juga melotot di saat dia membuka selimutnya. Pakaiannya telah diganti. Hansung menyeringai sambil menatap Sunny lekat.

"Rupanya dia juga telah melihatku dengan tubuh polos HHAHHAAH!" ucap Hansung dengan tawa berderai sambil membayangkan ekspresi Sunny ketika itu.

Perlahan pria itu menuruni ranjangnya. Dia mengangkat Sunny dan merebahkannya di atas kasur dengan penuh kehati hatian.

Namun sepertinya Sunny sangat peka dengan segala sesuatu, gadis itu membuka matanya, manik mereka beradu cukup lama.

Hansung mengelus pipi Sunny dengan perasaan cinta yang menjadi jadi. Sementara Sunny hanya terpaku akibat ketampanan suaminya yang tiada tara.

Jujur, baru kali ini dia bisa menyadari betapa tampannya suami yang ia campakkan selama ini.

"Aku tak tau, ketika aku terbangun semua pakaianku sudah terganti, apakah kau tau siapa yang menggantinya ?" tanya Hansung dengan wajah berpura pura tidak tau.

Sunny gugup, ia tak tau harus jawab apa. Tak mungkin permaisuri itu mengaku bahwa dialah yang mengganti pakaian pria itu.

"Ohh... itu tadi pelayan di pondok ini yang menggantinya".

Hansung terbahak bahak. Sorot matanya sangat mengintimidasi hingga Sunny ketakutan.

" HAHHAHAHA !Setauku.... di pondok ini hanya ada kita berdua...".

Pria itu menempelkan hidungnya ke hidung Sunny, memandangnya semakin intens.

"Ataukah kau yang mengganti pakaianku ?" bisik Hansung horor.

Sunny menggeleng, wajahnya merah padam, deru nafasnya kini sudah tak teratur. Pertanyaan Hansung membuatnya tak bisa berkutik.

"Tidak... tidak.... tadi kau bangun dan menggantinya pakaianmu sendiri".

Hansung semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sunny.

"Omong kosong ! kau sudah melihatku tanpa busana Sunny dan itu berarti aku juga harus melihatmu tanpa...."

"Tidak... tidak... tidak.. ! aku mengganti pakaianmu sambil menutup mataku rapat rapat, jadi aku tak lihat !" potong Sunny secepat mungkin.

"Itu mustahil ! kau telah menelanjangi suamimu sendiri" goda Hansung.

"Aku menelanjangimu karena kau demam dan kedinginan Hansung !" omel Sunny.

Gadis itu tak tau harus pakai bahasa apalagi untuk menjelaskan semuanya padanya.

Hansung pun menjauhkan wajahnya dari Sunny. Entah mengapa saat saat seperti ini sangat membahagiakan baginya. Dia berharap bisa terus berada di pondok ini berdua dengan Sunny.

"Sunny...." panggil Hansung dengan suara beratnya.

Dia kembali mendekatkan wajahnya kepada Sunny yang sedari tadi hanya diam di atas ranjang tanpa perlawanan apapun.

"Apa ?!".

"Mari kita buat anak bersama sekarang...".

Jderrrrr!

Ucapan Hansung bagaikan sambaran petir di tengah badai salju ini. Pikiran suaminya sangat kotor dan Sunny merasa aneh mendengarnya.

Dengan sekuat tenaga Sunny mendorong Hansung hingga terhempas dari atasnya.

"Apa yang kau ucapkan barusan!" dengus Sunny.

"Arghhh.... dadaku arghhh.... sepertinya aku akan mati...." ringis Hansung memegangi dadanya sangat dramatis.

Sunny langsung bangun dan mengecek keadaan suaminya. Hansung meletakkan tangan mungil Sunny di dadanya.

"Detak jantungmu sangat kencang aku akan membuatkan obat lagi untukmu Hansung...".

Hansung menyengir, Sunny telah termakan bualannya.

"Tidak perlu.... coba kau rasakan detak jantungku ini, jantungku berdetak dua kali lebih cepat jika bersamamu dan itu artinya kaulah pemilik ku".

Sunny tertegun, perasaan apa ini ?
Entahlah ia tak tau. Dadanya berdesir ketika Hansung mengucapkan kata kata itu.

Apakah ini cinta ?

Apakah dia sudah jatuh cinta dengan Hansung ?

Apakah orang yang ia juluki sebagai kaisar bodoh itu telah meluluhkan hatinya yang sekeras batu ?

Tolong bantu Sunny menjawabnya kawan kawan.

Hansung pun duduk tanpa melepaskan tangan Sunny dari dadanya. Ia pun mendekatkan mulutnya pada telinga Sunny.

"Ayo kita membuat anak !".

Sunny tersadar dari lamunannya. Gadis itu langsung terperajat dan spontan mendorong Hansung kembali.

"Sunny...."

"Diam kau di sana ! dasar pria kurang ajar!" omel Sunny.

"Kau mencintaiku kan ?" tanya Hansung.

Sunny berusaha mengulum senyum seraya memperlihatkan ekspresi biasa biasa saja.

"Sudah! kau diam di sana, aku akan buatkan makan malam untukmu!"

Sunny segera berlari keluar kamar.

"Akan kita lihat, sampai kapan kau bisa menghindar dari suami tampanmu ini"


❤️ Omaigat

Bye bye all
arifa_24

Beri satu pendapat kalian tentang part ini

Writernim: Arifa

Love In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang