Gadis Gila !

2.4K 238 10
                                    

Hope you are happy with this chapter

"Pertemuan pertama membuat aku frustasi dan jujur ! Aku membencinya !"
HansungSunny

Hari ini Hansung dan ibunya permaisuri Hami sedang melakukan perjalanan panjang menuju kekaisaran Gyeonggui dengan tujuan melamar Sunny.

Hansung dengan gagahnya mengendarai kuda hitam seraya memimpin pasukan.

Sementara itu, Hami berada di dalam tandu yang berjalan tepat dibelakang Hansung yang dijaga dengan begitu ketat.

Di dalam hatinya, Hami tidak senang kalau dia dan Hansung harus melamar putri dari Gyeonggui karena ia telah berjanji dari dulu akan menikahkan Hansung dengan putri Song Dong sang perdana menteri licik kepercayaannya.

" Huh kalau bukan karena janji dengan suamiku, aku sudah pasti tidak akan pergi melamar putri Gyeonggui itu dan tidak akan memaksa Hansung menikah dengannya, jujur aku merasa tidak enak dengan Dong yang selalu membantuku " celotehnya.

Sementara itu, Hansung selalu saja tidak bisa fokus menunggangi kudanya, pikirannya kemana mana, tatapannya kosong, dan ia tak tau akan berbuat apa lagi setelah lamaran tersebut.

" Jujur saja aku sangat gelisah dengan lamaran ini .... Bagaimana nanti aku bertemu dengan putri Gyeonggui dan keluarganya ? Apa yang akan aku katakan ? Apakah aku sudah sanggup kiranya untuk meminangnya secepat ini ? Ohh sungguh , jangan sampai aku membuat putri mereka kecewa" batin Hansung yang kemudian terus memacu kudanya.

5 jam telah berlalu, Hansung merasa jarak Kekaisaran Gyeonggui sudah semakin dekat.

Mereka terus melakukan perjalanan melewati hutan yang bisa dikatakan pencahayaannya cukup, karena memang matahari dengan jelas terpampang dan cahanya bisa lewat melalui celah celah dedaunan dengan mudah.

Tiba tiba telinga Hansung mendengar sesuatu yang melesat dari kejauhan, lebih terdengar seperti suara anak panah yang benar benar dibidik.

Shhhhhhhh.......itttt.....shiiiit......

Dan ternyata benar, matanya menangkap sebuah anak panah yang melesat semakin dekat mengarah ke kepalanya.

Hansung membulatkan matanya dan merunduk untuk menghindari lesatan anak panah itu.

Anak panah yang menusuk sebuah apel ranum itu tertancap pada sebatang pohon jati yang terletak tepat disamping Hansung berhenti.

Tiba tiba keadaan menjadi gaduh, Hansung berteriak kepada seluruh pasukannya agar memperketat keamanan untuk ibunya.

" SEMUANYA LINDUNGI IBUKU !"
titahnya.

Dia langsung mengeluarkan pedangnya. Rasanya ia benar benar sudah terpancing.
Mata sipit miliknya berubah menjadi sangat tajam dan melayang ke seluruh penjuru dengan garangnya.

" SIAPA YANG BERANI MENYERANG KAMI ? TOLONG TUNJUKKAN WAJAHMU DAN HADAPI AKU !" teriaknya namun tak ada respon apapun.

Drapp .... Drappp.. Drapp..
Drapp....

Dari kejauhan telinganya mendengar derap seekor kuda yang dipacu dengan kecepatan tinggi semakin dekat.

" SEMUANYA SIAPKAN PANAH KALIAN DAN BIDIK KE ARAH SUARA !" teriak Hansung.

Namun bidikan itu langsung lemah akibat Hansung dan bala tentaranya melihat seorang gadis muda yang tak lain adalah Sunny yang memakai pakaian seperti kesatria keluar dari balik semak dengan kudanya.

Seketika, mata Hansung yang dari tadi menatap tajam tiba tiba membulat menyaksikan Sunny dengan santai mengambil busurnya tanpa basa basi lalu hendak pergi tanpa menoleh.

" HEI ORANG GILA TIDAK TAU SOPAN SANTUN !" teriak Hansung.

Sunny membalikkan badannya menoleh dengan tatapan tajam.

" APA MAKSUDMU MENERIAKI AKU DENGAN UCAPAN KONYOL ITU ?" balas Sunny.

" KAU SUDAH HAMPIR MEMBUATKU MATI DENGAN BUSURMU ITU DAN KAU HANYA ACUH LALU PERGI !" Lanjut Hansung.

" Ohh .... Kau hampir mati ya ? sebelumnya maaf karena aku tidak sengaja " ucap Sunny santai.

Hansung naik pitam, baru kali ini ada orang yang berbicara remeh dan sesantai itu padanya.

" Berani beraninya kau berbicara seperti itu dengan kaisar sepertiku !".

Sunny hanya menyungginggkan salah satu sudut bibirnya dengan tatapan mengejek.

"Aku tidak peduli kalau kau seorang kaisar ataupun dewa sekalian ! dasar sombong !".

Hansung bertambah emosi, tangannya mengepal akibat ucapan gadis itu.

" Kurang ajar sekali Kau ! aku tidak akan segan segan memenggal kepalamu detik ini juga !" ancam Hansung.

" Penggal saja kalau sanggup !" Sunny menuruni kudanya hendak menantang.

Terpancing, Hansung langsung turun dan mengeluarkan Pedangnya.

Clat.... Clat.... Clat.....

Suara pedang beradu sangat kuat. Pedang mereka beradu membentuk X, wajah mereka pun dekat walaupun penuh amarah, mata dan hidung mancung mereka saling beradu.

Sunny memanfaatkan situasi ini dengan menendang pusaka Hansung.

"ADUH !" Hansung berteriak sembari memegang pusakanya ia meringis kesakitan membuat Hami keluar dari tandu untuk mengecek kondisi putranya.

" Apa yang kau lakukan dengan putraku ?" Hami menatap Sunny lekat.

" Aku hanya memberi dia pelajaran sedikit dan maaf ... aku harus pergi !" Sunny membalikkan badannya menaiki kuda.

" Oh iya ini untukmu !" Sunny melempar apel yang tertusuk oleh panahnya tadi kearah Hansung.

" Dasar kurang ajar awas saja nanti, aku akan buat dia menyesal dengan perbuatannya" marah Hansung yang kemudian menaiki kudanya perlahan.

Witernim: Arifa

Love In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang