I HOPE YOU ARE ENJOYING WITH PART 8
" Bisakah aku menjalani hidup tanpa keharusan dan keterpaksaan seperti ini ?"
Park SunnyDansae memberhentikan kudanya di tempat Sunny latihan beladiri sendiri.
Seperti biasa, matanya menangkap seorang gadis cantik dengan wajah yang tampak imut namun nyatanya garang , tengah berlatih memanah menggunakan kudanya.
Dengan kening yang digernyitkan Dansae berjalan menghampiri Sunny yang asik sendiri.
" Sunny, tolong berhenti dulu" sergahnya.
Sunny menoleh malas kearah Dansae dan memberhentikan kudanya.
" Untuk apa ?"
" Turun saja dulu !" Dansae sedikit naik nada.
Sunny membolakkan matanya malas mengeluarkan sedikit ujung lidah untuk menjilat bibirnya yang kering.
Ia langsung meloncat dari atas kuda tanpa hati hati. Hingga Dansae yang menyaksikan itu melongo dibuatnya.
Karena memang tak ada wanita se kuat Sunny yang pernah ia temui selama hidupnya.
" Sekarang aku sudah turun dan apa yang ingin kau bicarakan padaku ?" tanya Sunny.
" Ibu menyuruhku memanggilmu " singkat Dansae.
Sunny menganga tak mengerti.
Hatinya bertanya tanya dan mulai berprasangka buruk." Untuk apa ibu memanggilku ?" tanyanya heran.
" Entahlah, aku juga tidak tau persis apa tujuan ibu memanggilmu " jelas Dansae.
" Kalau aku tidak mau dipanggil bagaimana ?" Sunny berkacak pinggang seperti menantang kakaknya itu.
" Ya... kau harus pergi, kata ibu, dia ingin menyampaikan sesuatu yang penting mengenai masa depanmu ".
" Masa depan ?, hidup yang aku jalani sekarang adalah masa depanku lalu masa depan apalagi yang akan dikatakan ibu padaku?" Sunny masih terus melawan kakak yang hampir 10 tahun lebih tua darinya itu.
" Aku mohon Sunny.... tolong, ibu sangat perlu mengatakan hal ini padamu... tolonglah jadi anak perempuan yang patuh untuk sekali saja " Dansae berlutut memohon kepada Sunny dengan mata berlinang.
Dalam sejarah kekaisaran, baru kali ini ada seorang pangeran mahkota yang mau berlutut di depan adik perempuannya.
Sunny diam sejenak, dia hanya menatap kakaknya dengan santai, tanpa rasa iba apapun.
Ia memajukan bibir mungilnya untuk berfikir. Perlahan ia mengehela nafas dengan kasar dan berkata
" Fiuhhhh.... baiklah, lagipula aku kasihan melihatmu berlutut seperti budak yang tak berdaya" ucap Sunny santai sambil mengangguk
Dansae langsung bangkit dengan wajah berseri ,karena anggukan Sunny adalah fenomena yang sangat langka.
Karena terlalu bahagia, sang kakak memeluk Sunny erat.
" Terimakasih adikku Sunny" tukasnya bahagia.
" Ohh.... bisakah kau melepaskan pelukan ini, karena aku tidak suka dipeluk, apalagi seerat ini !" omelan Sunny membuat Dansae langsung melepasakan pelukan.
" Ya.... maafkan aku Sunny" .
Tanpa menghiraukan maaf dari kakaknya Sunny langsung berjalan dan menaiki kuda dengan cekatan.
" Aku pergi !" Singkatnya sembari melecuti kuda kesayangannya itu.
" Sunny tunggu aku !....." teriak Dansae yang tertinggal jauh.
Tanpa ubrisan apapun, Sunny bersegera menemui ibunya.
Tak butuh waktu yang lama untuk Sunny sampai di kekaisaran untuk menemui ibunya.
Seperti biasa, ia menuruni kuda kesayangannya itu dengan cekatan.
Lalu kemudian berjalan menyusuri koridor panjang kekaisaran dengan nafas yang memburu, seakan akan dia dikejar sesuatu.
" Apakah kau melihat ibu ?" tanyanya kepada salah seorang pelayan.
" Ohh aku melihatnya putri , dia ada di taman belakang dekat kolam sekarang " jelas pelayan.
Tanpa senyuman sedikitpun, Sunny langsung berlari.
" Ibu !" sapaan Sunny membuat Sora yang sedang duduk menatap kolam itu terperanjat.
" Akhirnya Sunnyku pulang ..." Sora memeluk putri cantiknya itu.
" Mengapa ibu memanggil aku ?" kening Sunny berkerut.
Sora tersenyum lebar dan memegang kedua tangan Sunny dengan tatapan bahagia dan harap.
" Putriku.... sebentar lagi kau akan menikah dengan seorang kaisar muda dari kekaisaran BOKGUNG " ucap Sora.
Hati Sunny langsung patah mendengar berita yang memang berhasil membuat hatinya panas dan otaknya mendidih.
" MENIKAH ? Ibu .... yang benar saja.... aku masih 18 tahun dan belum patut untuk menikah..." lirih Sunny.
Sora menggeleng gelengkan kepalanya. Putrinya itu sepertinya tidak mengerti dengan aturan yang telah ditetapkan.
" Putriku Sunny.... dalam aturan kekaisaran..... setiap wanita yang sudah berumur 18 tahun harus segera menikah dengan laki laki pilihan orang tuanya"
" Tapi bu... aku masih ingin menikmati indahnya hidup di masa masa ini, aku ingin tertawa lepas dan berbuat sesukaku, bukan menjadi seorang permaisuri yang hidupnya akan dikekang waktu " Sunny masih tidak terima, matanya merah dan berair.
" Tapi ini harus sayang.... ibu dulu juga begitu, lagipula ayahmu juga sudah berjanji dengan Kaisar Bokgung yang baru meninggal satu bulan lalu ".
" AKU TIDAK MAU IBU ! AKU TIDAK MAU ! AKU TIDAK MENGENAL CALON SUAMIKU ! AKU TIDAK TAU SIFATNYA SEPERTI APA ? LALU BAGAIMANA AKU BISA MENCINTAI DAN MENIKAH DENGANNYA ? KEKAISARAN INI KEJAM ! AKU BENCI , KALIAN MERENGGUT KEBAHAGIAANKU!" teriak Sunny sambil berlari dan terisak.
" pputriku .." panggil Sora dengan rasa bersalah karena baru kali ini dia melihat Sunny menangis sekencang itu.
" Maafkan ibu sayang... ibu tidak bermaksud membuatmu kehilangan masa remaja, tapi ini sudah suratan nak..." batin Sora yang dihantui rasa bersalah yang amat besar.
Writernim : Arifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Past [END]
Fantasy⚠CERITA INI MURNI KARYA AKU SENDIRI JANGAN COPAS/PLAGIAT/TIRU APAPUN YANG BERSANGKUTAN CERITA INI ! KARENA ITU MELANGGAR HAK CIPTA YANG AKU MILIKI ATAS CERITA INI ! SIAPA YANG COPAS AKU DOAIN HIDUPNYA GAK TENANG SAMPE KAPANPUN ! AWAS AJA NTAR ! KALO...