"Gimana Lubi? Suka sama gudegnya?" tanya Bude antusias."Yoo pasti enak ya cah ayu?" sambar Pakde ikut nimbrung.
Aku mengangguk sambil mengunyah nasi gudeg yang memenuhi mulutku. "Enak Bude ini Lubi mau nambah lagi. Hehehe." ujarku dengan sendok yang siap mengambil Gudeg di mangkok besar.
Mendengar jawabannku raut muka Bude seperti gembira begitu pula dengan Pakde. Hatiku pun menghangat melihatnya. Ternyata benar bahagia itu kita yang buat. Bahagia itu sederhana. Seperti ini misalnya.
Tak terasa aku sudah menghabiskan satu hariku di rumah bude. Satu hari kemarin, aku habiskan jalan-jalan bersama bude dan pakdeku.
Cahaya matahari yang masuk lewat kisi-kisi jendela menandakan hari sudah pagi. Aku sudah bersiap untuk mengelilingi kota Yogyakarta pagi ini. Inner hitam ditemani outer warna cream yang melekat di badanku terlihat begitu selaras dengan celana kotak-kotak coklat susu milikku. Rambut yang biasanya tercepol jedai kubiarkan tergerai dan ku beri kesan manis dengan menaruh jepit rambut seperti di rambutku.
"Lubi itu pacarnya udah dateng." Ujar Bude mengetuk pintu kamarku.
'pacar?' gumamku dalam hati. Sejak kapan aku punya pacar? Bude ngaco banget. Aku mengambil beberapa barang yang perlu dibawa dan ku masukan dalam slingbagku. Aku melangkah keluar kamar, hingga akhirnya gerakanku terhenti mengingat apa yang di ucapkan Bude tadi. Pacar yang dimaksud Bude pasti Iqbaal. Ku kira pemuda itu bercanda semalam saat menoleponku dan bilang akan menjemputku untuk menghabiskan waktu liburanku dengannya. Aku melanjutkan langkahku memastikan apakah yang ada di pikiranku itu memang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY CODA [IDR]
Fanfiction[SELESAI] "Bukan ngelukis pake kuas Maisha Lubi. Kalo itu si gue yakin lo gak bisa. Senyuman lo yang dua hari ini udah ngelukis hidup gue. Kehadiran lo di Yogyakarta ini yang udah ngelukis memori yang gue rasa paling manis di hidup gue. Makasih yaa...