28. Mengusir Sendu

345 30 3
                                    

Aku dan Iqbaal sampai rumah kurang lebih setengah jam lalu. Aku memilih taman belakang sebagai tempat cowok itu menumpahkan semua keluh kesah yang ada dalam hati dan kepalanya. Kita berdua memilih duduk di ayunan kayu yang terletak di sebelah kolam ikan. Kupikir tempat ini pilahan yang tepat. Disana ada banyak tanaman, gemercik air kolam yang menenangkan, dan langit luas yang dapat kita pandang membantu mengusir sendu yang menghadang.

Kulihat Iqbaal menarik napas dalam lalu menghembuskan napasnya pelan. Cowok itu menatapku. "Aku takut Bi kalau kejadian ini buat svmmerdose keteteran. Kita kehilangan gitaris kesayangan kita semua. Yang awalnya apa-apa bertiga sekarang jadi berdua. Aku takut kalau nantinya kita ngecewain fans kita karena ada komposisi yang berubah. Aku juga gak tega buat kasih kabar ini ke mereka. Terutama yang suka sama Agy. Apa tanggapan mereka nantinya? Apa mereka bakal tetep suport aku sama Rinrin? Atau menyalahkan aku? Dan pergi meninggalkan kita berdua?" tanya Iqbaal sambil menutup mukanya dengan ke dua tangannya, frustasi.

Aku diam sejenak memikirkan kata-kata yang cocok untuk menenangkan cowok itu. Aku menghembuskan napasku pelan. Kutarik dengan lembut kedua lengan Iqbaal, menyingkirkan tangannya yang menutupi mukanya lalu kugenggam salah satu tangannya, menyalurkan ketengan.

"Aku tau ini keliatannya berat tanpa Agy Baal, tapikan ini belum dijalanin. Itu semua cuma bayangan kamu bukan realita. Jangan takut bayangan sebelum kita jalanin semua itu. Jangan biarkan bayangan jelek dan ketakutan menyelubungi diri kamu. Terkadang sesuatu yang kita takutin itu gak terjadi. Intinya kita itu harus selalu berpikir positif dan berprasangka baik pasti semuanya juga bakal berjalan dengan baik, bahkan terkadang dikasih lebih dari yang kita rencanakan." ungkapku menatapnya lalu mengelus punggung tangan cowok itu.

Iqbaal diam tersenyum menatapku. Ia mengangguk. "Kamu bener, gak seharusnya aku gini. Harusnya aku lebih semangat supaya bisa kasih yang terbaik buat mereka! Gak seharusnya aku tenggelam dalam kecemasan yang belum tentu bakal terjadi."

"Nah ini baru Iqbaal yang aku kenal. Selalu penuh energi positif! Selalu optimis sama keadaan seberat apapun. I know you can do it! Kamu pasti bisa lewatin ini semua bareng Rinrin walaupun tanpa Agy. Aku yakin ga ada yang bakal ninggalin kalian. Mereka pasti bakal dukung kalian dan dukung Agy walaupun kalian udah beda jalan. Kamu ingat gak kejadian dulu Babas ninggalin coboy junior? Apa comate pergi ninggalin kalian? Gak! Mereka tetap ada dan dukung kalian dengan sepenuh hati. Bahkan sampai saat ini. Sampai boyband kalian udah gak ada lagi. Kamu tau? Aku termasuk salah satu dari mereka." kataku menatapnya lagi.

"Kamu ngerti gak? kenapa itu semua bisa terjadi?" tanyaku menatap cowok itu.

Iqbaal menggeleng. Aku tersenyum menatapnya.

"Karena mereka selain mendukung kalian dengan sepenuh hati juga mencintai karya kalian dengan begitu tulus. Rasa tulus itu yang membuat mereka susah pergi dari kalian karena udah terlanjur jatuh hati dari pertama kali kanal kalian. Begitu juga berlaku sama svmmerdose yang menurutku kualitas musiknya bagusnya luar biasa. Dari suaranya Rinrin yang mantap jiwa, iringan basis kamu, dan gitarnya Agy yang ngebuat musik band kalian jadi lebih hidup. Mana ada si orang yang gak jatuh hati abis dengerin musik band kalian?" tanyaku menatapnya.

"Tapi sekarang udah gak ada Agy." jawabnya kembali murung.

Aku terkekeh pelan lalu tersenyum menatap cowok di depanku. Lucu sekali melihat mukanya yang begitu. "Orang lain kan bisa mainin gitarnya. Gak harus Agy kan? Rinrin juga bisa main gitar. Terus temen kamu juga banyak yang bisa main gitar. Kamu bisa minta tolong ke mereka buat bantuin waktu mau manggung. Bukannya biasanya ada yaa gitaris lain dari svmmerteam juga?"

Muka Iqbaal cerah kembali. Cowok itu tersenyum. "Oh iya. Kenapa aku gak kepikiran sampai sana." ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Aku tertawa pelan. "Soalnya pikiran kamu lagi gelap. Isinya rasa panik semua. Gimana mau ketemu solusi?" ucapku terkekeh menatapnya.

HAPPY CODA [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang