Semua tamu undangan sudah memenuhi gedung. Lampu sorot yang warna-warni berpendar-pendar menyoroti tiap sudut ruangan. Iqbaal, Rinrin, dan Agy berkali-kali mengintip melihat situasi. Senyum rekah di wajah mereka merayakan kelahiran anak pertama Bandnya. Siapa sangka yang berawal dari iseng-iseng aja malah jadi luar biasa begini. Semoga kelahiran anak pertama band mereka bisa membawa kebahagiaan, ketenangan, dan makna untuk banyak orang.
Aku duduk di sebelah Abuy dan Bu Mamut, memperhatikan mereka yang kelihatannya cukup grogi. Kulihat Iqbaal beberapakali menghembuskan napas pelan, menenangkan dirinya sendiri.
"Gih kasih semangat ke Ibay." kata Abuy tersenyum menyenggol lenganku.
Menyadari ucapannya, aku menengok ke arahnya. "Lo gak Buy? Bareng aja yuk! kasih semangat mereka, biar makin mantep manggungnya." kataku meraih lengan Abuy mengajaknya mendekat ke arah Iqbaal, Rinrin, dan Agy.
Menyadari kedatanganku dan Abuy, mereka bertiga refleks menatap kami berdua.
"Mau ngapain lo berdua deket-deket?" tanya Rinrin mentapku dan Abuy.
"Buset Rin! Sewot bener?" tanya Abuy.
"Jelaslah! Apalagi sama sebelah lo nih, seminggu ngilang. Dateng-dateng cengar-cengir lagi. Bukannya bantuin hajatan kita malah ngilang ke planet mars." ucapnya dibuat sok marah-marah.
"Ya sorry Rin. Lo kan tau sendiri, tugas numpuk gak bisa diganggu gugat. Gue gak mau ya dateng ke sini terus di kepala gue isinya tugas-tugas." ucapku dengan raut muka bersalah sambil memegang tangannya.
"HAHAHA. Bercanda Bi! Uuu sini peluk dulu. Makasih yah udah dateng di hajatan anak gue." kata Rinrin menarik leherku, memelukku gemas.
"Kasian itu Lubinya Rin! Lo meluk kenceng banget! Kaya seabad aja gak ketemu." tukas Agy sambil menyisir rambutnya ke belakang.
Rinrin melepas pelukannya lalu menatapku. "Emang iya Bi?"
Aku nyengir lalu mengangguk. "Sesek, dikit. Hahahah. Tapi gapapa kok. Gue tau lo excited banget. Selamat ya atas debut albumnya!" kataku tersenyum menatap vokalis Svmmerdose ini.
Rinrin tertawa lalu menaruh tangan kanannya di dada.
"Rinrin aja nih gue gak?" tanya Agy bersedekap dada.
Aku tertawa. "Lo juga Gy udah jadi bapak. Yang bener urusin anak lo! jangan mainan rambut mulu. Rambut lo udah badai kok. Pokoknya nanti harus totalitas! Biar makin banyak yang cinta sama anak lo a.k.a album baru band kalian!" gurauku menatapnya.
Cowok itu terkekeh pelan lalu menunjukan dua jempolnya menyetujui apa yang aku katakan.
"Lo ngapa Buy? Diem aja kaya patung?" tanya Agy melihat Abuy yang diam saja.
"Mau ngomong, tapi apa yang mau gue omongin udah disampaikan sama nyonya Lubi tercinta. Jadi gue nyimak aja deh. Hehehhe."
Semua menyemburkan tawa mendengar jawaban polos cewek rambut sebahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY CODA [IDR]
Fanfiction[SELESAI] "Bukan ngelukis pake kuas Maisha Lubi. Kalo itu si gue yakin lo gak bisa. Senyuman lo yang dua hari ini udah ngelukis hidup gue. Kehadiran lo di Yogyakarta ini yang udah ngelukis memori yang gue rasa paling manis di hidup gue. Makasih yaa...