9. Bintang Jatuh

373 34 0
                                    

Iqbaal memutar kepalanya sembilan puluh derajat begitu Rinrin menepuk punggungnya dari belakang, mengagetkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbaal memutar kepalanya sembilan puluh derajat begitu Rinrin menepuk punggungnya dari belakang, mengagetkan.

"Bay!"

"Kemana aja lo? Gibah sama minon dulu pasti? Lumutan gue nunggunya. untung ada temennya. Kalo gak, udah gue tinggal dari tadi."

Rinrin memutar bola matanya malas. Ia menutup kedua telinganya dengan kedua tangan miliknya. Cewek itu mendengus kesal.

"Bawel lo! Biasa juga lo yang ngaret. Makasih yah udah nemenin si Ibay?" ucapnya menatapku setelah duduk di samping Iqbaal.

Aku mengulum senyum menjawab perkataan Rinrin. Akhirnya aku bisa lihat muka anak SFS 2014 dari deket. Dari dengerin albumnya karakter suara Rinrin emang paling oke dan bagus. Lagu 'Nada Terbaikku' aja yang dinyanyiin sama dia aku ulang-ulang saking bagusnya. Sampai akhirnya apal sendiri.

Kulihat gadis itu memukul bahu Iqbaal. "Bay minum dulu deh sebelum cabut! Haus ni abis gibah."

Iqbaal mendengus pasrah. "Sana, gue juga mau air mineral aja tapi."

"Lo mau pesen apa?" tanya Rinrin menatapku.

Aku menggelengkan kepala. "Gak, gue udah tadi." jawabku sambil melirik jus strawberry yang tinggal seperempat.

Rinrin mengangguk dan mengangkat dua jempolnya lantas melangkah pergi memesan. Tidak sampai lima menit gadis itu sudah kembali dengan nampan yang sudah terisi pesanannya.

"Buset! Ini Rin yang namanya minum?" tanya Iqbaal setelah melihat nampan Rinrin yang berisi nasi ayam, batagor, dan dua minuman milik Iqbaal dan miliknya tentunya.

Rinrin nyengir lebar. "Naga dalam perut gue minta makan. Ntar kalo gak dikasih gue gak bisa nyanyi."

Iqbaal berdecak ringan lalu meraih botol air mineral di meja, membukanya, lantas meminumnya perlahan.

"Lo mau nyicipin batagor? Nih ambil aja." tawar Rinrin padaku.

Belum aku memberi jawaban cewek berambut keriting itu sudah membuka suaranya kembali.

"Btw, si Ibay udah cerita banyak tentang lo, tapi dia gak kasih tau nama lo siapa. Gue Tarapti Ikhtiar Rinrin, panggil aja Rinrin atau apa terserah. Hahaha." kekehnya menatapku lalu meraih piring berisi nasi dan ayam.

Iqbaal melotot ke arah Rinrin. Ia menyenggol bahu cewek itu pelan.

"Apa si Bay? Orang benerkan?" tanya Rinrin sambil mengedipkan kedua kelopak matanya.

Rinrin menatap ke arahku menunggu jawaban. "Gue Maisha Lubi. Panggil Lubi aja." kataku tersenyum tipis.

"Unik banget namanya! Gak kaya orang di sebelah gue pasaran dimana-mana ada."

Aku hanya terkekeh.

Iqbaal yang merasa tersinggung lantas menatap Rinrin memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri.

HAPPY CODA [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang