Aku menatap ponselku, menunggu balasan dari pesan singkat yang sudah lama kukirim kepadanya.
Tadi aku tidak sengaja mengabaikan pesan Iqbaal. Aku tak tau ada pesan dari cowok itu karena aku terlalu asik berbelanja hadiah untuknya. Jadi aku baru membalas pesannya sepulang dari mall dan sampai sekarang jam sembilan malam aku duduk terpekur di kamar, cowok itu tetap tak mengabariku lagi. Padahal biasanya Iqbaal langsung membalas pesanku walaupun kadang-kadang aku lama membalas pesannya karena ketiduran. Kemanakah perginya Iqbaal? Kenapa cowok itu menghilang? Sesibuk itukah dia sampai lupa untuk mengabariku?
Aku memghembuskan napas pelan. Meraih ponselku, mengirim pesan singkat yang ke sepuluh kalinya pada Iqbaal. Berharap pesan yang ke sepuluh ini akan cowok itu balas, tapi nyatanya yang awalnya centang dua sekarang jadi centang satu. Aplikasi whatsapnya sudah tidak aktif. Apa Iqbaal baik-baik saja? Aku menatap langit malam yang hitam legam tak berbintang. Bertanya tentang keadaan Iqbaal, tapi dia cuma diam. Aku menghembuskan napas sedikit kasar. Hatiku jadi mendung mirip langit malam ini. Aku resah dan khawatir tentang keadaannya.
Baiklah, daripada galau-galau tidak jelas lebih baik aku melanjutkan acara menulisku di kertas warna-warni yang sudah berlangsung sejak minggu lalu. Kertas itu ku isi dengan kata-kata yang berkaitan dengan cowok itu lalu nanti akan ku gulung dan ku taruh dalam botol kaca berukuran sedang. Semoga saja cowok itu suka ketika membacanya.
Setelah acara tulis-menulisku selesai. Aku melanjutkan aksiku yang lain. Menghias box yang nantinya akan menjadi tempat aku meletakan hadiah-hadiah itu. Aku mulai menempeli box hitam itu dengan tulisan Happy Birthday dibagian dalam tutupnya. Jadi ketika nanti Iqbaal membuka hadiahnya, tulisan itu akan menyambutnya. Aku juga menambahkan pita di ujung tutup yang lain supaya lebih meriah.
Box sudah selesai! Aku tinggal menyusun benda-benda yang kubeli ke dalam box. Setelah benda-benda itu tersusun rapi aku menutupnya dengan kertas kecil-kecil berwarna merah agar barangnya tidak kelihatan. Aku tersenyum puas melihat box berisi hadiah yang ada di depanku.
Hampir saja lupa. Ini bagian cukup penting. Aku belum menulis kartu ucapan untuk cowok itu. Akupun bangkit dari karpet, menuju meja tempat biasa aku menulis. Aku meraih pulpen dan kartu ucapan yang baru kubeli tadi. Mataku melirik ke kanan memikirkan harapan dan doa untuk cowok itu. Pulpenku mulai menari di kartu ucapan yang masih kosong. Perlahan kartu ucapanku terisi penuh dengan harapan dan doaku untuk cowok itu. Semoga saja Tuhan mengabulkan.
Aku mengerjapkan mataku begitu cahaya lembut mentari menerpa mukaku. Aku sedikit mengingat-ingat apa yang mebuatku tidur dalam posisi duduk begini? Ah ya! Selepas menulis kartu ucapan untuk Iqbaal aku duduk termenung masih menunggu balasan pesan cowok itu. Tapi kenyataan tak sejalan dengan yang kupikirkan. Tak ada satupun balasan darinya. Mungkin juga pesanku tak ia baca. Sampai akhirnya malam yang sudah larut tambah larut. Mataku sudah tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya kemarin malam aku tertidur dengan ponsel yang masih berada dalam genggaman.
Mengingat itu aku buru-buru mengecek ponselku. Ternyata kosong tak ada apapun. Aku berdecak sebal lalu menenggelamkan kepalaku di kedua siku. Heran dengan kelakuan Iqbaal yang tidak seperti biasanya. Karena sesibuk-sibuknya Iqbaal, cowok itu akan mengabariku. Tapi kali ini? Dia berbeda. Ada apa dengan cowok itu?
Percuma aku memikirkan jawaban karena yang bisa menjawab tanda tanya besar di kepalaku ya cuma Iqbaal seorang. Tapi cowok itu menghilang. Mungkin dengan membuka instagram, itu akan membantuku menemukan jawaban yang ku cari dari kemarin. Karena biasanya di instagram ada fanbase yang sangat update sekali tentang apa yang sedang Iqbaal lakukan. Mungkin itu akan membantuku menemukan klu, kenapa cowok itu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY CODA [IDR]
Fanfic[SELESAI] "Bukan ngelukis pake kuas Maisha Lubi. Kalo itu si gue yakin lo gak bisa. Senyuman lo yang dua hari ini udah ngelukis hidup gue. Kehadiran lo di Yogyakarta ini yang udah ngelukis memori yang gue rasa paling manis di hidup gue. Makasih yaa...