"Bawa apa itu dek?" tanya Kak Omen pada Abuy yang kini berdiri di depan kami.
"Alat tempur! Tadi abis kelas kak, langsung ke sini, gabut di rumah." ucapnya nyengir lebar sambil menaruh totebag warna putih miliknya ke meja depan sofa.
"Bapak mana bu?" lanjutnya sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
"Gak ikut. Lagi ada pemotretan. Berdiri mulu! Gak pegel itu kaki. Sini gabung duduk, ada temen baru." katanya sambil menepuk ujung sofa yang masih kosong lalu menatapku dan Abuy bergantian.
Aku yang di tatap Bu Mamut, refleks menatap Abuy tersenyum dan menganggukan kepala sopan menyambutnya. Ku lihat cewek itu membalasku, kemudian melangkah duduk di ujung sofa yang artinya duduk di sebelahku. Cewek itu mengulurkan tangannya mengajakku berkenalan. Aku menyambut uluran tangannya ramah.
"Zidny, tapi panggil Abuy aja biar akrab kaya yang lain." katanya sambil tersenyum manis. Sekarang aku tahu kenapa Iqbaal bisa jatuh hati pada cewek di hadapanku ini. Lihat dia begitu supel dan ramah. Senyumnya manis, badannya putih, suaranya lucu sedikit lembut, ah rasanya aku minder bersebelahan dengannya. Stop Lubi! Berhenti membandingkan! Kamu keren dengan apa adanya kamu.
Aku tersenyum menatapnya. "Lubi."
"Nama lo unik, jarang gitu denger nama Lubi." kekehnya menatapku.
"Lo juga unik Buy." balasku.
"HAHAHA bisa aja si ibuk."
Hening menyelimuti ruangan. Kak Omen dan Bu Mamut pergi keluar. Katanya ingin jalan-jalan cari udara.
Aku bingung mencari bahan obrolan. Lagi pula cewek itu juga sedang asik dengan ponselnya. Aku takut kalau mengajaknya mengobrol akan mengganggunya. Jadi lebih baik diam dulu dan mencari aktivitas lain, mungkin mendengarkan musik pilhan yang tepat. Aku memasang salah satu earphone ke telingaku. Musik mulai berdentum memenuhi telingaku. Aku mulai menikmatinya mengangguk-anggukan kepala sesuai irama dan bersenandung pelan.
Tanpa aku sadari Abuy memperhatikanku. Ia menipis jarak melirik lagu yang aku dengarkan.
"Suka The 1975 juga?"
Aku mengangguk antusias. "Lo juga?"
Cewek itu mengangguk lebih antusias dariku. Aku mengulurkan satu earphone-ku menawarkannya untuk mendengarkan juga. Ia langsung meraihnya dan memasangnya di telinga kirinya dengan semangat. Sambil mendengarkan lagu 'Sincerity is Scary' milik the 1975, Abuy mulai bercerita lagu-lagu yang ia sukai dari band pop rock asal inggris ini. Sesekali mendebatkan makna-makna dari video klip mereka yang kadangkala bikin mikir dua kali biar ngerti maksudnya.
Agy menyenggol lengan Iqbaal sambil tersenyum jahil. Ia menatap Iqbaal bergantian dengan melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Iqbaal yang diperlakukan seperti itu mengikuti arah pandang Agy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY CODA [IDR]
Fanfiction[SELESAI] "Bukan ngelukis pake kuas Maisha Lubi. Kalo itu si gue yakin lo gak bisa. Senyuman lo yang dua hari ini udah ngelukis hidup gue. Kehadiran lo di Yogyakarta ini yang udah ngelukis memori yang gue rasa paling manis di hidup gue. Makasih yaa...