41. When You Love Someone

343 40 11
                                    

Lubi benar-benar menghilang dari hidup Iqbaal selama hampir setengah bulan, semenjak kejadian Iqbaal memutuskan untuk break dengan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lubi benar-benar menghilang dari hidup Iqbaal selama hampir setengah bulan, semenjak kejadian Iqbaal memutuskan untuk break dengan gadis itu. Cewek itu bahkan tidak pernah mencoba mengirim pesan untuknya. Akun instagramnya pun tak pernah mengunggah foto atau kegiatan kesehariannya. Dia benar-benar pergi tertelan bumi.

"Le? Mandi dulu jangan langsung tidur." tukas Bunda melongokan kepalanya dari balik pintu menatap Iqbaal yang tengah duduk di tepi kasur.

"Iya Nda, bentar. Masih capek."

"Inget mandi yah! Jangan sampe gak!" tukas Bunda menutup pintu kamar Iqbaal kembali.

Iqbaal kira karena kesibukannya promo film Milea yang akan tayang Februari nanti bisa membuatnya lupa akan sosok Lubi. Tapi ternyata dugaannya salah, gadis itu tetap tak bisa enyah dari pikirannya. Lebih-lebih rasa bersalah yang ada di hati Iqbaal. Tak seharusnya kata itu meluncur dari mulutnya malam itu. Sebenarnya Iqbaal tak ingin mengatakan semua itu, tapi egonya dan amarahnya memaksanya mengeluarkan kalimat jahat itu. Kalimat yang membuat Lubi pergi dari hidup Iqbaal. Iqbaal benar-benar menyesal telah mengatakannya.

Iqbaal pikir ia sudah ingkar janji pada Tuhan, dirinya sendiri, Lubi, Bunda, Mas Owen, dan semua orang yang menyayangi cewek itu. Iqbaal telah mengecewakan mereka. Kalian tahu? Bahkan sampai saat inipun Iqbaal belum berani mengatakan pada Bundanya kalau ia dan Lubi sedang break. Cowok itu selalu mencari alasan ketika Bunda bertanya kenapa Lubi jarang main? Kenapa Iqbaal jarang sama Lubi? Semua alasan sudah dipakainya. Untungnya Bunda tidak curiga. Tapi karena itu rasa bersalahnya jadi dua kali lipat selain mengecewakan Bunda, ia juga membohonginya. Maaf Bunda! Iqbaal terpaksa melakukan ini.

Teriakan Bunda terdengar di telinga Iqbaal. "Le mandi! Udah makin malem! Gak baik buat badan!"

Iqbaal menghembuskan napasnya pelan. Bangkit dari duduknya; mengambil handuk, kaos, dan training untuk dipakainya tidur.

Bau mint menguar di ruangan begitu Iqbaal masuk kembali ke kemar. Cowok itu mengelap rambutnya yang sedikit basah sambil menatap cermin di depannya. Pandangannya teralihkan pada foto boxnya bersama Lubi tiga bulan lalu yang terpajang di sisi cermin. Tangannya meraih foto itu. Ia mengusap wajah gadis itu yang tengah memanyunkan bibirnya.

Melihat foto itu, ia jadi teringat kado dari Lubi yang belum ia buka sama sekali dan ia biarkan selama setengah bulan tergeletak di pojok kamar. Mungkin kotak itu sudah berdebu saking lamanya ia cueki. Iqbaal pun meraih kotak hitam yang berada di pojok kamar. Membawanya ke tepi kasur.

"Apa ini?" ungkap cowok itu menemukan sebuah kartu di atas box hitam hadiah Lubi.

"Apa ini?" ungkap cowok itu menemukan sebuah kartu di atas box hitam hadiah Lubi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY CODA [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang