17. Knock Knock Jokes

384 32 7
                                    

Napasku menderu tak beraturan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napasku menderu tak beraturan. Peluh menempel membasahi pelipis dan kaos yang aku pakai. Rasanya capek sekali setelah sekian lama tidak joging memutari komplek rumah. Aku menundukkan badan memegang lutut. Yaampun! ini baru dua putaran, tapi rasanya satu Indonesia sudah aku kelilingi. Aku menatap punggung Mas Owen dan Mbak Eca yang masih lari di depanku.

"Mas? mbak? Lubi nyerah deh! Udahan ya? Aku pulang duluan. Haus mau minum."

Kedua Kakakku menghentikan acara lari pagi mereka lalu menengok ke arahku, menghembuskan napas pelan.

"Cemen! Baru juga dua puteran? Kamu mah jagonya cuma lari dari kenyataan sama ngejar-ngejar Iqbaal!" teriak Mas Owen.

"Biarin yang penting dapet wlek!" Balasku menjulurkan lidah.

"Dapet apaan. Fanszonenan doang aja bangga."

Mbak Echa cuma geleng-geleng kepala, mengerti kelakuan kedua adiknya yang suka sekali ribut.

"Yaudah gih sana pulang! tapi Mbak Echa sama Mas Owen bikinin jus yah?" katanya menatapku sambil menaikan alis.

Aku berdecak pelan. "Baik ada maunya. Yaudah nanti Lubi bikinin deh. Gak enak, aku gak tanggung jawab." kekehku.

"Harus enak! Kalau gak Mbak Echa sama Mas Owen gak bagi uang jajan. Harus bikin sendiri, jangan minta Bi Onah yang buatin!" ucap keduanya lalu melanjutkan aktivitas mereka lagi.

Aku cuma mengangguk dengan malas. Sebelnya jadi adik terakhir gini. Sukanya disuruh-suruh. Ambilin ini, ambilin itu, bikinin ini, bikinin itu, dan banyak lagi. Tapi gak papa deh! demi dapet uang jajan tambahan dari para kakakku yang sudah bisa menghasilkan uangnya sendiri.

Aku masuk ke dalam rumah langsung menuju dapur. Kubuka lemari pendingin, mataku menyisir isi kulkas mencari buah yang ingin aku jadikan jus. Sepertinya buah apel pilihan yang tepat. Aku mengambil tiga butir apel dan satu botol besar air dingin juga gula. Sebelum aku mulai membuat minuman itu, aku mengambil gelas lalu menuangkan air putih untuk aku minum sendiri karena sudah haus bandel.

Jus sudah jadi tepat dengan kepulangan kakakku.

"Jusnya mana dek?" tanya Mba Echa yang melihatku menaiki tangga.

"Meja makan. Ati-ati Lubi kasih racun" kekehku.

"Ngasih racun kok bilang-bilang, aneh." sambar Mas Owen yang melangkah di belakang kakak perempuanku.

Aku cuma menjulurkan lidahku lantas melanjutkan langkah menaiki anak tangga menunuju kamarku di atas, mengambil handuk dan pakaian. Rasanya aku ingin cepat-cepat mandi. Badanku sudah lengket dan bau. Kan enak rebahannya kalau udah wangi.

Aku sudah mandi. Acara rebahanku siap dimulai. Sebelum itu, aku mengambil ponselku yang sedang dicharge di nakas. Ponselku mati total waktu aku bangun tidur, jadilah sebelum joging kuisi dulu. Supaya waktu pulang tinggal dipakai.

HAPPY CODA [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang