Sudah satu jam aku duduk terpekur di ruang tengah menatap bosan dua orang yang tengah menatap layar televisi sembari memegang stik PS di tangannya. Pertandingannya dari tadi begitu sengit. Aku menghembuskan napas sedikit kasar memandang dua cowok itu. Emang bener game lebih asik sampe cewek secantik dan seimut aku aja dicuekin. Aku bangkit dari duduku. Rasanya tenggorokanku sedikit kering.
Mendengar deritan sofa, Iqbaal mengalihkan pandangannya menatapku. "Kemana? Udah ngantuk yah?" tanyanya masih dengan stik PS ditangannya.
Aku tersenyum menggeleng. "Haus mau minum. Kamu mau aku ambilin?" tanyaku bersedekap dada.
"GOL!" teriak Mas Owen disusul tawanya yang menggema di ruangan.
Iqbaal menatap kakak laki-lakiku. "Ah! curang banget lo mas! Lagi ngobrol juga."
"Itu namanya strategi. Sapa suruh ngobrol?" ucapnya menepuk punggung Iqbaal sambil terkekeh.
"Kamu mau ke dapur dek?" lanjutnya menatapku.
Aku menganggukkan kepala mengiyakan.
"Bikinin indomie pake telor dong. Lo mau juga gak Baal?" katanya menyenggol lengan Iqbaal.
Aku membulatkan mataku. "Yaampun Mas? Itu perut apa karet? Bukannya Pizza dari Iqbaal hampir semua Mas Owen yang makan?"
Iqbaal terkekeh. "Perut cowok emang beda Bi." katanya menatap Mas Owen lalu ber-high five ria.
"Aku juga deh mau. Kuah yah? Bosen goreng mulu." lanjutnya menatapku terkekeh.
Aku menghembuskan napas pelan lalu berdeham dan berlalu dari hadapan mereka. Sebelum kakiku benar-benar memasuki dapur aku menatap punggung kedua cowok itu. Ternyata langsung fokus lagi menatap layar. Aku menggelengkan kepala heran. Apa asiknya si main PS?
Aku menuangkan air ke dalam gelas untuk aku minum sendiri sebelum melakukan acara masak-masakku.
Aku mengikat rambutku yang tergerai dengan gelang hitam yang melingkar di pergelangan tanganku. Sepertinya aku sudah siap melakukan acara demo masakku.
Ceklik! api menyala begitu aku putar knop kompor. Air di panci yang aku panaskan mulai mendidih. Aku dengan cepat memasukkan mie ke dalam sana. Memasaknya sesuai keinginan dua cowok kesayanganku yang tengah bertanding sengit. Aku jadi ingat ucapan Mas Owen, mungkinkah kakakku itu akan menang melawan Iqbaal? Sesuai ucapannya tempo lalu? Entahlah. Kita tunggu saja nanti!
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY CODA [IDR]
Fanfiction[SELESAI] "Bukan ngelukis pake kuas Maisha Lubi. Kalo itu si gue yakin lo gak bisa. Senyuman lo yang dua hari ini udah ngelukis hidup gue. Kehadiran lo di Yogyakarta ini yang udah ngelukis memori yang gue rasa paling manis di hidup gue. Makasih yaa...