47. Epilog

531 35 6
                                    

Aku tersenyum menatap pantulan diriku di cermin begitu polesan di wajahku selesai. Rasanya dia yang berada di cermin bukan diriku. Dia terlalu cantik. Lihat alisnya terbingkai dengan sempurna. Bibir merah merona. Kelopak mata berwarna. Pipi dihiasi semburat berwarna jingga. Rambut yang biasanya dikucir asal pun berubah jadi sanggulan khas orang jawa. Baju yang biasanya kaos oblongpun berubah jadi kebaya berwarna peach lengkap dengan kemben jaritnya. Rasanya aku sudah mirip putri Kraton Yogyakarta. Aku terkekeh memikirkan itu.

Aku keluar dari kamarku. Ternyata suasana diluar berbanding terbalik dengan suasana di kamarku. Banyak kerabat datang. Dari kemarin mereka semua sibuk dengan tugas masing-masing. Aku tersenyum melihat keributan kecil itu. Rasanya senang karena akhirnya bisa berkumpul dengan keluarga besar secara lengkap di rumahku.

Aku berjalan menuju ke bawah bergabung bersama mereka. Ah rasanya rumahku jadi beda sekali dari kemarin pagi. Begitu ramai,begitu sibuk, dan begitu banyak orang berlalu-lalang keluar masuk. Sudut-sudut tembok ruangan dan pegangan tangga yang biasanya polos kini juga penuh dengan dekorasi yang menghiasi. Bunga-bunga bernuansa putih dan peach tertempel di sana, beberapa juga ada yang diletakan di dalam vas yang berisi air agar selalu segar.

"Udah siap Bi?" tanya Budeku.

Aku tersenyum mengangguk.

"Oiya buket bunganya udah di mobil. Ibu kamu sama yang lain udah di sana. Kamu nanti duduk di mobil kedua yah sama Iqbaal? lima menit lagi kita berangkat ke gedung." tukas Bude.

Aku tersenyum mengangguk. Rasanya cepat sekali hari berlalu. Aku tak pernah membayangkan semua ini akan terjadi. Moment bahagia yang aku dan keluargaku tunggu.

Mataku menangkap Iqbaal yang ternyata sedang tersenyum menatapku lima langkah di depanku. Lihat dia juga tampak lebih gagah dengan balutan beskap di badannya, kain jarit yang menutupi kakinya, juga keris hiasan di belakang badannya, dan blangkon yang menutupi rambutnya. Ah lelaki itu rasanya mau diapakan juga karismanya tetap terpancar.

Aku berjalan kearahnya, menyadari itu Iqbaal langsung menghampiriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan kearahnya, menyadari itu Iqbaal langsung menghampiriku.

"Pangling ih. Udah kaya putri kraton aja Ubiku."

"Kamu juga udah kaya pangeran kraton." balasku.

Cowok itu terkekeh. "Malam midodareni beneran ada yah ternyata. Aku sampe pangling loh liat kamu saking cantiknya."

Aku memukulkan dompet kecil ke paha cowok itu. "Ngawur banget!Bercandanya mulai! Peres nih! Udah ah yuk? Jangan gombal mulu. Resepsinya sejam lagi masa kita belum ke gedung? Tamunya udah dateng masa kitanya belum? kan aneh."

Iqbaal membawa lenganku, melingkarkannya di lengan kiri cowok itu. Aku menatapnya sambil menaikan alis.

"Ke mobil sambil sekalian latian jalan di resepsi."

Aku memutar mataku dan menuruti kemauan cowok itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY CODA [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang