Assalamualaikum dan selamat siang...
Gimana puasanya? Lancar?
Tanah Bengkalis diguyur hujan sejak tadi, gak lebat sih tapi cukup membuat basah.
Tapi Alhamdulillah...semoga apapun cuaca kita saat ini, tetap dilimpahi berkah, aamiin...
Yang rindu Axelia mana suaranya? Apakah ada?
Haha...gak mungkin rindu dong yaa, kan baru dua hari gak update...
Well, selamat membacaaaa...
Jangan lupa vote dan komen yaaa...
***
Chyntia Kristova menjemput kami di kafe. Dia menelponku dan berjanji akan tiba di menit tigapuluh lima dari kami mulai duduk di kursi kafe, dan ternyata dia benar-benar menepati ucapannya.
Setelah selesai makan dan membayar, aku, Aldrich dan Almeera menghampiri Chyntia yang katanya sedang menunggu di dekat mobil. Dari jauh aku melihat seorang gadis muda berambut pirang menatap kami ragu-ragu dan aku langsung menyunggingkan senyum lebar dan berjalan kearahnya. Aku langsung mengetahui dia adalah sosok yang kami cari karena ia sudah mengirimi foto dirinya lewat email.
"Chyntia?" aku bertanya penuh keyakinan saat jarakku dan dia hanya tinggal beberapa langkah. Aldrich menggandeng Almeera berjalan kearahku.
"You...Axel?" tanyanya ragu dengan bahasa inggris yang kaku. Matanya menatap dari kepala sampai ujung kakiku dengan tatapan aneh. Mungkin saja merasa aneh dengan pakaianku yang membalut seluruh tubuh tanpa cela. Aku tak memperdulikan tatapannya, hanya mengangguk penuh semangat dan langsung memeluknya. Tubuh Chyntia menegang dan aku terkekeh. Aku sendiri juga tak tahu entah atas dasar apa aku langsung memeluknya begitu saja, yang jelas, aku sudah menyukai gadis ini dari pandangan pertama.
Bagaimana tidak? Chyntia adalah gadis yang sangat manis dengan rambut pirang keemasan dan mata biru tua yang tampak cerdas dan berbinar. Aku lebih tinggi darinya sekitar lima sentimeter. Wajah polosnya yang melongo saat kupeluk membuatku gemas dan langsung mengklaim gadis berkulit putih pucat ini adalah adikku mulai saat ini.
"Nice to meet you, Chyntia..." Almeera mengulurkan tangan dan ikut memeluk Chyntia singkat. Aku meringis begitu Aldrich menatapku tajam, mungkin dia geram dengan kebiasaanku yang suka memeluk orang asing. Kelakuanku tadi jelas membuat Chyntia heran dan...mungkin menganggapku orang aneh? Haha...biarlah!
"My name is Almeera, and this is my husband, Aldrich..."
"Hello..." Aldrich mengangguk dan tersenyum lebar. Chyntia juga melakukan hal yang sama. Aku mengerutkan kening, kupikir tadi Chyntia menantikan pelukan dari Aldrich seperti dia yang mendapatkan pelukan dariku dan Almeera. Tapi ternyata tidak!
"Welcome to Russia!" Chyntia menyapa kami dengan salah tingkah. Ia buru-buru membuka pintu mobil dan meminta kami masuk. Aku duduk di depan, Aldrich dan Almeera duduk di tengah. Tapi sebelum aku sempat menutup pintu mobil, Aldrich menyentil keningku.
"Kepalamu itu!" katanya.
Aku mengusap dahi kesal, tapi begitu melihat wajah gemas Aldrich, aku langsung tertawa. Ternyata dia sadar tadinya aku sempat menantikan hal yang tak mungkin akan terjadi. Sepertinya Aldrich tak mungkin lagi memeluk perempuan lain selain aku dan Almeera meskipun dalam keadaan accident.
***
Aku langsung bisa menyimpulkan Chyntia adalah gadis yang ramah meskipun baru beberapa saat bertemu. Awalnya memang agak sedikit malu-malu, tapi begitu aku mulai cerewet bertanya ini itu, gadis itu akhirnya ikut terbawa suasana dan Almeera sesekali menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH By Axelia (SELESAI)
SpiritualKonsep pernikahan yang diimpikan Axelia adalah hidup yang Islami, penuh kasih sayang dan canda tawa. Gadis berusia duapuluh delapan tahun itu menginginkan seorang pendamping yang bisa mengimbangi sifat gila dan plin-plannya. Tapi, saat Eyang Bramast...