Assalamu'alaikum dan selamat sore!
Abra dan Axel update lagi! Buat bacaan di malam Ahad, mwehehe
Semoga sehat ya semuanyaa...
Happy weekend!
Lagi pada ngapain nih? Masih adakah yang kerja di hari Sabtu?
Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen yang banyak!
Aku turun dari ranjang begitu suara azan shubuh terdengar dari masjid. Sebenarnya aku sudah bangun sejak tadi—saat Abra bersiap-siap berangkat ke masjid, tapi merasa sangat malas turun dari ranjang karena udara yang dingin.
Kuseret langkah turun menuju ke bawah, tapi terhenti sejenak saat melihat dua koper yang tergeletak disamping tangga. Apakah permintaanku untuk pulang ke Jakarta adalah hal yang benar?
Sudahlah. Lagipula Ibu juga sudah setuju, jadi buat apa lagi aku harus ragu? Setelah mandi dan menunaikan sholat shubuh, aku melanjutkan acara leyeh-leyeh di kasur sambil membaca beberapa dzikir subuh yang kuhapal. Setengah jam berlalu, Abra tak kunjung pulang. Apa doanya hari ini lebih panjang dari biasa? Atau jangan-jangan, dia kembali bertengkar dengan Dieng? Aku mulai khawatir.
Ck, kenapa keluarga mereka sepertinya senang sekali buat rusuh? Ayu, Dieng, besok-besok siapa lagi? Untung saja kami akan segera pulang ke Jakarta, jadi kemungkinan untuk bertemu dengan keluarganya yang lain pasti sangat tipis. Kecuali jika—
"Axel! Axel!!"
Aku tersentak begitu mendengar suara samar Ibu memanggilku. Aku mulai panik, apakah tebakanku bahwasanya Abra kembali berkelahi dengan Dieng benar adanya? Secepat kilat aku membuka balkon kamar dan mendapati Ibu dibawah sana mengetuk pintu kamarku dengan keras.
"Bu? Ada apa?" tanyaku waswas.
Ibu mendongak. "Ya Allah, ayo turun, Nak! Ada yang mencarimu di depan!"
Dengan perasaan yang tak menentu, aku kembali masuk ke kamar dan mengganti baju dengan kaos panjang dan kulot lebar. Tergesa-gesa aku menuruni tangga dan membuka pintu, tapi ternyata Ibu sudah kembali ke rumah utama.
"Ada apa, Bu?" aku bertanya begitu aku mendapati Ibu duduk di ruang tamu dengan seorang perempuan muda yang tak kukenal. Apakah dia salah seorang saudara? Atau jangan-jangan salah seorang keluarga Ayu lagi? Tapi ada apa bertamu pagi-pagi seperti ini?
Gadis berambut panjang itu mendongak. Aku mendapati kepanikan di matanya.
"Ini Murni, perawat di puskesmas. Mau minta tolong katanya." Ibu menjelaskan.
"Maaf, pertolongan apa yang kira-kira bisa saya berikan ya?" aku bertanya pada gadis itu.
"Mbak Axel dokter kandungan kan ya?" tanyanya langsung.
"Ya, benar."
Ada apa ini sebenarnya? Aku mulai penasaran dan menduga-duga.
"Apa bisa tolong kami di puskesmas, Mbak? Ada salah seorang warga sini sedang hamil tua dan barusan dia jatuh di kamar mandi saat mau mengambil wudhu. Ketubannya pecah dan pendarahan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH By Axelia (SELESAI)
EspiritualKonsep pernikahan yang diimpikan Axelia adalah hidup yang Islami, penuh kasih sayang dan canda tawa. Gadis berusia duapuluh delapan tahun itu menginginkan seorang pendamping yang bisa mengimbangi sifat gila dan plin-plannya. Tapi, saat Eyang Bramast...