Assalamualaikum dan selamat pagi!
Maaf menunggu lama untuk epilog ini.
Selamat membaca!
Jangan lupa vote dan komen yaaa
***
Pernikahanku dan Abra tak terasa sudah berjalan lebih dari satu tahun. Alhamdulillah. Banyak hal yang mewarnai perjalanan kami. Perdebatan, perselisihan serta bibit-bibit pengganggu terkadang masih mengintai, tapi kami sudah tahu bagaimana cara menyikapinya.
Diawal cerita, aku sudah mengatakan bahwa kisahku mungkin tak se-spektakuler kisah pasangan lain. Aku hanya seorang Axelia, perempuan masa kini yang jauh dari kata sempurna dan yang menjadi pasanganku adalah seorang Abra—yang meski kata orang-orang adalah pria terbaik yang mampu kudapatkan di dunia, dia tetap manusia yang terkadang punya salah dan alpa. Kami hanya berusaha untuk berbuat sebaik mungkin setiap harinya hingga malaikat menjemput di napas terakhir kami.
Satu hal lagi yang menjadi sumber kebahagiaan kami adalah kehadiran makhluk kecil di dalam perutku yang kini berusia lima bulan. Aiman kami. Begitu Abra menamainya begitu hasil USG menunjukkan jenis kelaminnya yang ternyata laki-laki. Nama yang terinspirasi dari salah seorang sahabat Nabi itu menjadi pilihan karena Abra menyukainya. Aku tak masalah, siapapun nama calon bayi kami, aku percaya bahwa nama itu akan menjadi doa terbaik untuknya.
Eyang dan Papa menjadi orang yang paling antusias dengan kehamilanku. Sejak aku diketahui hamil, mereka langsung meminta aku dan Abra untuk kembali tinggal di mansion dan kami dengan senang hati menurutinya karena masa kehamilanku yang terbilang sulit. Kami tak mau mengambil resiko. Oleh sebab itu, aku juga terpaksa break sementara dari rumah sakit.
Bersiap memiliki bayi sendiri membuatku sentimental. Bayi yang dulu kulihat di perut para pasienku kini juga berada di perutku. Rasanya luar biasa, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Abra tak pernah absen memijat punggung dan kakiku setiap malam, memastikan aku dan calon anaknya nyaman dan baik-baik saja.
Semua orang hidup dengan baik, atau setidaknya begitulah dari yang bisa kulihat. Almeera sudah melahirkan bayi pertamanya yang diberi nama Adam dan permasalahanku dengan Roy juga sudah terselesaikan dengan baik. Saat ini, si mantan playboy itu sedang sibuk memantaskan diri untuk meminang gadis pujaannya. Aku tak akan bercerita banyak karena bukan kapasitasku untuk berbicara panjang lebar tentangnya disini.
Begitulah. Hidup terus berjalan. Selagi nyawa masih dikandung badan, maka usaha harus terus dilakukan. Kunci hidup sejatinya hanya ikhlas dan ketaatan, maka syurga yang dijanjikan Allah akan menanti di depan.
Aku Axelia Gianna Adyastha. Ini kisahku, semoga kalian mengambil pelajaran!
__________________________
End.
Cerita ini tamat di Wattpad yaa. Nggak gantung dan happy ending. Terima kasih sudah setia bersama JBA dalam suka dan duka, menjadi readers yang baik hati dan bijaksana, yang selalu kasih support ke aku saat rasa malas kadang-kadang datang tanpa diminta. You guys awesome!
Emm, sebenarnya ada satu konflik lagi di cerita ini, tapi aku keep exclusive buat buku dan ebook sadja. So, buat yang nanya bagaimana kelanjutan cerita ini, benar, JBA akan dibukukan. Sudah ada penerbit yang menawarkan dan harga buku nanti juga akan sangat affordable. Aku akan infoin lebih lanjut nantinya di akun ini (jangan hapus cerita dari library) dan juga di instagram (follow akun ig neliysa_wattpad).
Btw, Langit Diatas Langit sudah aktif update mulai hari ini ya? Aku udah post chapter disana tadi, jadi silakan baca bagi yang berminat. Bagi yang nggak berminat, paksain aja baca, siapa tau nanti jadi jatuh cinta. Ciaaaahhh
Sedikit info sebagai perkenalan (tak kenal maka tak sayang), LDL (Langit Diatas Langit) berlatar di pesantren modern yang mempertemukan sosok Langit dengan seorang gadis desa cantik bernama Wiya yang sombongnya luar biasa. Diawal cerita, mereka--eh, kok malah spoiler?!#$%*^%
Makanya, jangan tunggu lama, langsung aja kesana baca. Lihat ceritanya di profilku ya, yang covernya abu-abu muda itu loh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH By Axelia (SELESAI)
EspiritualKonsep pernikahan yang diimpikan Axelia adalah hidup yang Islami, penuh kasih sayang dan canda tawa. Gadis berusia duapuluh delapan tahun itu menginginkan seorang pendamping yang bisa mengimbangi sifat gila dan plin-plannya. Tapi, saat Eyang Bramast...