Assalamualaikum dan salam subuh semuanya...
Apa kabar bangun tidur hari ini? Sehat? Mimpi indah kah?
Atau gak bisa tidur gara2 nunggu Axel gak kunjung update padahal vote udah lebih 1k?
Mudah2an enggak yaa...
Selamat membaca dan semoga bermanfaat!
Jangan lupa vote, komen dan share nya yaa ...
WARNING : PART INI DIDEDIKASIKAN BUAT KALIAN YANG KEMARIN UDAH SPAM KOMEN :D
Btw juga, aku beberapa hari ini belajar bikin ini. Kata adek onlen yang ketemu gegara wattpad, namanya banner, trus doi ajarin bikin ini. Ternyata gak susah-susah amat. Emang dasar gaptek, kupikir bikin ginian harus ngotak atik photoshop. #aku nyerah sama photoshop sejak SMU.
Trus si Emak teriak : Astaghfirullah naak, nak. Apa sih asik pegang hape mulu? Tadi janji mau bantu nyari contoh rpp 1 lembar di gugel. Kapan, kapaaaan?
Suasana dining hall Primaganda Hotel pagi ini cukup sepi. Pasca acara pernikahanku dengan Abra tadi malam, seluruh anggota keluarga menginap disini karena acara baru benar-benar selesai hampir pukul duabelas malam. Tapi, belum tampak tanda-tanda mereka akan turun dari kamar masing-masing.
Jam masih menunjukkan pukul enam pagi saat aku dan Abra turun dari kamar untuk sarapan. Meski tubuhku luar biasa lelah karena acara semalam, aku tak bisa melanjutkan tidur setelah sholat subuh seperti biasanya karena kebisingan yang dibuat Abra. Dia memutar murottal dari ponsel dengan suara cukup keras, lalu mondar-mandir di kamar entah mengerjakan apa sembari bibirnya mengikuti alunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan syekh—yang kata Abra namanya adalah Raad Al-Kurdi—dengan tartil. Aku hanya menatap gelagatnya dari atas kasur sambil bermalas-malasan. Memperhatikan Abra mengecek iPad dan beberapa buku bersampul hitam berkali-kali, menaikkan kacamata baca yang bertengger di hidungnya, dan sesekali mengerutkan kening begitu menyadari hafalannya keliru karena tak sesuai dengan bacaan syeikh Raad tersebut.
Apa memang begitu kebiasaannya setiap pagi? Jadi kedepannya waktu tidur pagiku akan sirna?
"Lecek amat mukanya, Mbak?" Adel yang entah datang dari mana tiba-tiba saja sudah duduk di sampingku dan meletakkan piringnya diatas meja. Wajahnya tampak segar dan ceria, sepertinya sudah mandi karena dia berpakaian rapi sekali. Setelan blouse dan celana panjang berwarna silver dipadukan pashmina navy dengan aksen beberapa kristal kecil diatas kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH By Axelia (SELESAI)
SpiritualeKonsep pernikahan yang diimpikan Axelia adalah hidup yang Islami, penuh kasih sayang dan canda tawa. Gadis berusia duapuluh delapan tahun itu menginginkan seorang pendamping yang bisa mengimbangi sifat gila dan plin-plannya. Tapi, saat Eyang Bramast...