17

5.2K 399 23
                                    

Prilly beringsut untuk berdiri, membiarkan darahnya berceceran dilantai. Dengan sisa tenaganya, Prilly keluar dari kamar yang menurutnya sangatlah mencekam. Namun, matanya terperangah melihat sosok bayangan dibalkon sana. Ingin rasanya kesana, namun Prilly tau itu sangatlah membahayakan.

Dilantai ini hanya ada 2 kamar, hanya lantai tengah yang sangatlah besar. Karena jiwa penasarannya yang sangatlah tinggi, Prilly menyeret kedua kakinya menuju balkon itu. Prilly harus memastikan, apa disana ada orang. Prilly menggeser pintu kaca. Prilly mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru balkon. Tak ada siapa-siapa, lalu siapa orang yang berada diatas balkon lantai 5.

Bruk

"AAAAAAAAAA..."

Seluruh tubuhnya bergetar, Prilly terhuyung kebelakang. Dadanya turun naik melihat bangkai kucing dihadapannya, Prilly seketika panas dingin. Dengan sisa tenaganya yang ada. Prilly mengambil ponselnya, sungguh bukan keinginannya untuk melihat bangkai itu.

Pertanda apa ini. Prilly mendial nomor Ali, semoga saja Ali segera mengangkatnya. Sungguh Prilly tidak sanggup untuk berjalan sekarang. Prilly tak sanggup lagi berjalan, ingin rasanya pingsan ditempat ini. Tapi, mana mungkin.

"Halo Kak. hiks... tolongin aku Kak,"

"Dilantai atas Kak, please tolongin aku. Aku hiks.. takut,"

"Oke, Kak."

Prilly memutuskan panggilan itu. Sungguh Prilly takut melihat bangkai kucing itu, semoga saja Ali cepat pulang kerumah. Prilly berusaha menggeser pintu kaca ini, namun rasanya susah sekali. Prilly menoleh kemudian menatap kembali pintu kaca ini.

Dorr

***

Ali mempercepat laju mobilnya, setenang apapun dirinya. Tetap saja rasa khawatir menyelimuti hatinya, keadaan ini sangatlah bahaya untuk Prilly. Ali memarkirkan mobilnya asal, kemudian berlari tanpa memperdulikan pelayan-pelayannya yang menatapnya hormat serta aneh pada tuan mereka. Ali berlari dipuluhan anak tangga. Disana, Prilly ketakutan.

Blam

Satu persatu Ali buka pintu kamar, namun tak ada Prilly. Matanya memicing kearah balkon, disana terdapat Prilly tergeletak tak sadarkan diri. Ali berlari dengan perasaan campur aduk. Ali berdecak kesal pada pintu geser ini yang sangatlah tidak bisa dibuka.

Matanya terus menatap Prilly khawatir, Ali sekuat tenaga mendorong pintu geser itu lalu pintu terbuka. Ali menepuk pipi Prilly, matanya melebar melihat bangkai kucing disana. Serta kaca yang sepertinya tertembak.

"Bertahanlah."

Dari mana orang itu bisa sampai kelantai ini, lantai 5 sangatlah curam kebawah. Apakah pria itu mempunyai koneksi dirumah ini, Ali takkan membiarkan Prilly kenapa-kenapa lagi. Ali meletakkan Prilly dimobilnya, kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sungguh Ali kalut dengan keadaan Prilly yang sangat mengkhawatirkan.

Tak lama setelah itu, Ali menggendong Prilly tak peduli banyak pasang mata saat ia menginjakkan kakinya dirumah sakit miliknya ini. Ali meletakkan Prilly dibankar dan Prilly dibawa oleh para suster. Ali menyandarkan tubuhnya ditembok, kenapa dengan perasaannya sekarang yang benar-benar khawatir dengan keadaan Prilly.

Ali berusaha tenang, kemudian mengambil ponselnya untuk menelpon suruhannya untuk mengecek CCTV yang berada dirumahnya. Ali masih heran, dari mana orang yang sudah mencelakai Prilly muncul. Sungguh itu masih menjadi pertanyaan untuknya.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang