22

5.2K 450 82
                                    

"Ingat kata-kata ku, tetaplah bertahan apapun yang akan terjadi."

Tangisannya tak bisa dibendung, Prilly membalikkan tubuhnya menghadap Ali yang menatapnya datar, sudah biasa untuk Prilly. Prilly meraba wajah tampan Ali, air matanya Prilly biarkan mengalir. Ali menyeka air mata Prilly dengan ibu jarinya.

"Jika Kakak meminta aku untuk pergi, aku akan pergi Kak. Sesuai permintaan Kakak. Jika Kakak memintaku untuk bertahan, aku akan tetap bertahan disisi Kakak, apapun yang akan terjadi," kata Prilly.

Prilly memejamkan matanya, tak kala Ali mengecup keningnya. Walau dirinya tak tau alasan apa yang Ali gunakan untuk menikahinya, Prilly akan tetap bertahan dalam pernikahan ini. Pernikahan yang menumbuhkan cinta untuknya.

"Kak, malam ini Kakak tidur disini ya? Aku kangen Kakak," pinta Prilly.

Tak kuasa melihat tatapan teduh Prilly, Ali mengangguk lalu memeluk Prilly dengan sangat erat, seperti tak ingin kehilangan Prilly.

Dibalik pintu, Nadya mendengarkan percakapan mereka. Hatinya sakit, apalah arti dirinya bagi Ali. Kenapa dia dengan begitu mudahnya, mempermainkan perasaannya. Nadya mengepalkan tangannya, Nadya merasa terinjak-injak oleh Prilly yang notabenya adalah istri kedua suaminya sendiri.

Prilly membuka matanya, dirinya berada dipelukan Ali. Prilly menatap Ali seksama, apa dirinya harus memberitahukan semua ini pada Ali. Jika dirinya sedang mengandung benihnya, Prilly membuka mulutnya. Namun, Ali mengecup bibirnya secara singkat.

Cup

"Tidurlah!" Kenapa dia bisa tau dirinya belum tidur.

Keesokan paginya, Prilly membuka matanya, namun Prilly tidak menemukan Ali berada dikamarnya. Prilly tersenyum mendengar gemercik air didalam kamar mandi.

Ting

Prilly mengambil ponselnya, dan melihat siapa yang mengiriminya sebuah pesan.

Nomor pribadi

Online

Darah harus dibayar dengan darah

Apa kau siap dengan permainan ini.

Dilihat

Prilly menghempaskan ponselnya begitu saja kesisi ranjang, siapa yang mengiriminya pesan seperti itu. Prilly takut orang itu berniat jahat padanya, Prilly mengelus perutnya. Prilly tidak akan membiarkan orang itu menyakiti janinnya.

"Kenapa?"

"Ada yang meneror lagi Kak."

Ali mempercepat langkahnya, kemudian menyambar ponsel Prilly. Rahangnya mengeras, siapa yang beraninya mengganggu keluarganya. Ali menghampiri Prilly kemudian membawanya kedalam dekapannya.

"Aku takut Kak!"

"Tenanglah ada aku."

Tanpa mereka ketahui, Nadya mengintip bagaimana perlakuan Ali terhadap Prilly. Tangannya mengepal lalu Nadya memasuki kamar mereka tanpa sepertujuan mereka sendiri, Prilly terperangah melihat Nadya lalu melepaskan dekapan Ali.

"Kamu meminta aku untuk bertahan dalam hubungan ini, tapi, kamu berbuat semaunya kamu Li." Sentak Nadya, Prilly menunduk tak kuasa menatap Nadya.

"Aku berusaha adil, Nadya," balas Ali.

"Adil kamu bilang? Harusnya kamu tidur sama aku, bukan sama benalu  itu." Sahut Nadya menggebu-gebu.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang