37

4.5K 413 58
                                    

Hari ini, hari pernikahannya bersama Reza. Prilly putus asa untuk mencari keberadaan Ali. Mulai sekarang, Prilly akan berusaha mencintai Reza serta melupakan Ali. Walau semua itu tidak mudah untuknya, namun apa boleh buat. Semua ini sudah jalan Takdir yang harus Prilly tempuh, melupakan cinta pertamanya.

Putus asa.

Prilly benar-benar putus asa untuk mencari keberadaan Ali demi Kayleen, biarlah waktu yang mempertemukannya dengan Ali dengan kondisi yang berbeda. Bukan dengan cintanya, melainkan rasa yang sudah tergantikan oleh rasa kebencian.

"Illy, apa lo yakin?"

Prilly menganggukan kepalanya pada Sarah, Prilly sudah benar-benar pasrah untuk menikah bersama Reza. Lelaki yang sangat baik untuknya, Prilly menghapus airmata. Sarah menarik Prilly untuk memeluknya, Sarah tau, Prilly pasti sangatlah berat untuk melupakan si brengsek yang sudah membuat Prilly seperti ini.

"Aku yakin, Sar. Aku akan mencoba menyayangi Reza, sepenuh hatiku Sar. Karena dia Pria baik untukku serta untuk Kayleen," balas Prilly meyakinkan Sarah.

"Gue tau, hati lo rapuh," batin Sarah.

Semua ini keputusan Prilly, Sarah tidak berhak mencampuri keputusan itu. Sarah hanya mampu mendoakan Prilly agar bahagia bersama pilihannya, terlebih melihat raut wajah Reza yang menurutnya pantas untuk Prilly.

Prilly merapikan kebayanya yang sedikit kusut, rambutnya disanggul dengan indah. Serta make up yang anti luntur, Prilly benar-benar cantik untuk sekarang. Bahkan Sarah mengakui Prilly sangatlah cantik.

"Apapun keputusan lo, gue selalu ada dibelakang lo. Lupain masalalu lo itu, dan memulai kembali kehidupan lo sama Reza," ujar Sarah.

"Iya, Sar. Aku akan melupakannya."

Sarah mengambil bedak, lalu mencoba merapikan make up Prilly. Prilly merasakan perasaan tak enak terhadapnya, seperti akan ada kejadian yang tak pernah Prilly inginkan. Namun apa?

"Semoga tidak akan terjadi apapun, dan semoga saja hari ini lancar," batin Prilly.

Rombongan Reza masih lama, membuat Prilly hanya bertugas menunggu saja. Prilly tersenyum melihat Amalia datang  bersama Kayleen, Kayleen masih saja tertidur. Seperti tak mau melihat Bundanya menikah lagi, Prilly mengelus pipi Kayleen dengan pelan. Takut mengganggu tidurnya.

"Mari lupakan Papa Kay," batin Prilly.

"Kayleen mirip lo," celetuk Sarah.

Prilly mengangguk, orang-orang banyak mengatakan jika Kayleen memang mirip dengannya. Namun, kenyataannya Kayleen reinkarnasi darinya dan Ali. Prilly berusaha menahan airmatanya agar tidak runtuh, Prilly akan mencoba mengikhlaskan semua ini.

Tiba-tiba saja Amalia menyodorkan amplop pada Prilly yang entah apa isinya, Prilly menerimanya dengan kerutan didahinya. "Tadi ada tukang pos nganterin ini, katanya buat kamu.  Ibu keluar lagi ya, Sarah? Kamu juga harus keluar," ujar Amalia pada Sarah.

Sarah mengangguk, lalu ikut bersama Amalia keluar kamar Prilly. Prilly perlahan membuka amplop ini, ternyata sebuah surat.

Apa kabar?
Apakah kau baik-baik saja tanpaku
Maaf sudah membuatmu mencariku
Bahagialah dengan kebahagiaanmu tanpa kehadiranku yang membuatmu menderita. Aku akan selalu mencintaimu, Prilly. Karena kau adalah cinta pertamaku, Ibu dari anakku.

ada yang harus kau tau
Ayahmu bukan aku yang membunuhnya, aku hanya menyaksikan Ayahmu sudah tergeletak bersimbah darah oleh seorang laki-laki berpakaian hitam. Aku ikhlas jika kau membenciku seumur hidupku. Karena aku tak pantas dicintai oleh wanita sempurna sepertimu.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang