25

5.2K 480 82
                                    

Sungguh morning sickness ini benar-benar menyiksanya, sudah beberapa kali Prilly memuntahkan cairan bening. Prilly menyandarkan tubuh mungilnya pada sofa yang berada dikamarnya, Ali baru saja berangkat bekerja. Membuat Prilly harus menahan ini sendirian.

Tok tok tok

Prilly membuka matanya, sambil menghela nafasnya. Prilly sangat malas untuk berdiri, rasanya lemas menyerangnya. Prilly berusaha berdiri, lalu membuka pintu kamarnya. Ternyata Nadya.

"Ada apa?"

Tanpa permisi, Nadya memasuki kamar Prilly dan menatap sekelilingnya. Semua kebutuhan Ali berada dikamar ini, membuat Nadya iri pada Prilly yang berhasil mengambil perhatian Ali.

"So, aku cuman mau ngasih tau soal ini aja. Aku hamil anak Ali," kata Nadya sambil menatap Prilly meremehkan.

"Lalu?"

Prilly sama sekali tidak terkejut, untuk apa ia terkejut jika Nadya sedang mengandung. Toh itu haknya, bukan haknya juga. Prilly tak ingin mengambil pusing lagi tentang Nadya yang benar-benar membenci keberadaannya.

"Heh. Harusnya kamu mikir? Lebih baik kamu pergi dari kehidupan Ali, dirumah ini hanya ada Anakku bukan Anakmu. Lebih baik pergi bukan,  dari pada hatimu tambah sakit!" Nadya menunjuk Prilly.

Prilly hanya diam tak berkutit, dirinya harus tegar menghadapi pernikahan ini. Bertahan dengan cinta, namun menyakitkan itu adalah hal yang tidak mudah untuk Prilly. Namun, dengan adanya ini, Prilly akan menjadi wanita kuat.

"Apa hak Kak Nadya?"

"Aku istri Ali, kamu hanya penghancur pernikahanku. Benalu dalam keluargaku, kamu harusnya pergi? Ketika semua orang menyuruhmu pergi, kenapa kamu malah tetap bertahan hah! Kamu benar-benar wanita gilaaa harta," sentak Nadya menggebu-gebu.

Prilly hanya diam membiarkan Nadya mengeluarkan emosi sesaatnya, biarlah Nadya berkata apapun. Prilly sudah lelah menangis dan menangis, lebih baik diam.

"Ketika semua orang menyuruhku untuk pergi, hanya satu Kak yang menyuruhku untuk bertahan? Yaitu Kak Ali, dia yang menyuruhku untuk bertahan disisinya. Apapun yang akan terjadi, aku akan bertahan. Namun, kesabaranku sudah habis. Aku akan pergi dari kehidupan Kak Ali, selamanya!"

Nadya terdiam, lalu pergi begitu saja. Prilly hanya menatap nanar punggung Nadya yang sudah menghilang dibalik pintu, Prilly duduk disofa. Lalu mengambil ponselnya.

Sarah

Online

Aku harus apa Sar?

Pergi ill, lo enggak pantes hidup disana. Gue akan bantu lo ngurus bayi lo, gue mohon lo pergi dari sana. Lo enggak bahagia, lebih baik lo pergi. Cari kebahagiaan lo sendiri

Dilihat

Kesabarannya memang benar-benar sudah habis, Prilly menangis, sungguh nasibnya yang buruk menerpanya sekarang. Prilly benar-benar ingin pergi dari kehidupan Ali, semua ini menyakitkan untuknya. Cintanya yang tak terbalas, dan juga Prilly merasa tak ingin semua orang terus-terusan membencinya.

Semua itu menyakitkan.

Sarah

Online

Berat sar, rasanya aku berat meninggalkan Kak Ali. Dia cinta pertamaku, dan dia ayah dari calon anakku

Rasa bisa pergi ill, seiring
Berjalannya waktu. Lebih baik
Lo pergi dari kehidupan dia,
Kalo lo tetap bertahan dengan kondisi
Yang menyakitkan. Semua itu akan berimbas sama janin lo ill

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang