9

5.1K 397 2
                                    

Hari ini adalah hari kepulangannya kerumah, bukan ke kontrakan melainkan kerumah Ibu. Rasanya ingin memberontak, namun Prilly tak kuasa membantah semua perkataan Ibunya. Prilly hanya didampingi oleh Amalia serta bodyguart yang diutus Ali, Prilly tidak tau keberadaan Pria itu.

"Kamu harus bersiap-siap, pernikahanmu akan diselenggarakan minggu depan!"

Pernikahan bodoh itu membuatnya hancur seketika, Prilly bahkan pusing memikirkan siapa istri Ali?

Sesampainya dirumah Amalia, Prilly segera kekamar daripada harus mendengar ocehan Amalia yang memaksanya untuk menikah denhan Ali. Walau dirinya sebenarnya tak mau, namun mengingat pilihan yang Ali buat. Membuatnya bingung seketika, disatu sisi Prilly tak ingin menikah dengan Pria yang sudah beristri. Disisi lain, Prilly tak ingin Ibunya mendekam didalam penjara. Bagaimanapun dia tetap Ibunya.

Semua ini menjadi teka-teki untuknya, Prilly memijit pelipisnya yang pening seketika. Harus bagaimana memecahkan teka-teki yang menurutnya lebih sulit daripada soal TTS? Mencoba mencari semua jawaban itu, Prilly berjalan kearah laci-laci yang berada dikamarnya.

Satu persatu Prilly membuka laci itu, tak ada barang sama sekali didalam sana. Prilly membuka laci berikutnya, Prilly menemukan sebuah anting berbentuk bunga. Hanya satu pasang, Prilly mengambilnya dan mulai menelitinya.

"Apa ini milik istrinya?"

Sejumlah pertanyaan mulai bertengger dikepalanya, Prilly meneliti lebih lanjut. Kemudian menyimpannya disaku pakaiannya, Prilly kembali mencari barang yang memungkinkan itu milik istrinya Ali.

"Kau cari apa?"

Deg

Hampir saja jantungnya hampir copot, Prilly menoleh dengan wajah datarnya. Disana ada Ali yang menatapnya datar juga, Prilly menghadap kearah Ali kemudian berusaha menyembunyikan kegugupannya karena hampir ketahuan oleh Ali.

"Saya tidak mencari apa-apa!!"

"Apakah pernikahan ini tetap berlangsung walau saya menolak anda beberapa kali?" Lanjut Prilly.

Ali mengangguk, Prilly harus mengendalikan amarahnya. Jangan sampai ia drop kembali, apakah tidak ada pilihan lain selain menikah dengan Pria ini? Apakah Pria didunia ini hanya dia seorang? Prilly tak menyangka hidupnya akan seperti ini. Penuh akan drama!

Tiba-tiba saja Ali menghampirinya, kemudian mengambil sesuatu didalam sakunya. Membuat mata Prilly melebar, jadi Ali sudah tau ia mengambil anting didalam laci.

"Jangan ambil sesuatu yang bukan milikmu!" Ali berkata tegas.

"I---itu pasti milik istri anda kan? Beritahu saya siapa istri anda?"

Ali tersenyum misterius, kemudian melangkahkan kakinya selangkah mendekati Prilly. Prilly hanya diam, ingin tau apa yang akan dilakukan oleh Pria ini. Tepat dihadapannya Ali berkata.

"Jangan terlalu formalitas. Kita akan menjadi suami-istri bukan?"  Lagi-lagi Pria ini mengalihkan pembicaraan membuat Prilly emosi saja.

"Terserah Om!"

"Lohh kok Om sih!"

"Iyaa Kak Alii.."

Ali berdeham kemudian tersenyum tipis, Prilly menunduk. Apa yang baru saja ia katakan? Kak Ali. Biarlah saja, salah sendiri tak ingin dipanggil Om padahal usianya sudah kepala tiga, dan pastinya jauh dengan umurnya yang baru berusia 21 tahun.

"Diluar ada orangtuaku, temuilah mereka. Jangan berdiam diri dikamar, pernikahan ini akan segera dilaksanakan."

Deg

Orangtuanya. Rasanya belum siap, namun Prilly bersorak dalam hati. Ini kesempatannya untuk mencari tau tentang siapa istri Kak Ali. Prilly jadi kegelian mendengar sendiri dirinya memanggil Ali dengan Kak Ali. Prilly mengangguk, kemudian berjalan dibelakang Ali. Rasanya tak sabar menemui istri Ali kemudian memintanya agar membatalkan pernikahan konyol ini.

Baru saja Prilly menampakkan kakinya diruang keluarga, tatapan tak suka ia dapat yang Prilly duga adalah Mamanya Ali. Prilly menunduk ketakutan, namun rasanya ada yang menggenggam tangannya. Prilly mendongak, ternyata Ali yang menggenggam tangannya.

"Apa motif kamu menikahi anak saya? Apa kamu tidak memikirkan nasib istrinya." Sentak Dira, Mama Ali.

Prilly duduk dihadapan Dira, disampingnya ada Ali. Disamping Dira ada suaminya, yakni Wisnu. Papanya Ali yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, Dira memang tidak menyetujui putranya menikah lagi dengan wanita miskin ini. Dira menyayangkan semua kehendak putranya.

"Tanya saja pada putra anda, saya tidak tau kenapa putra anda memaksa saya untuk menjadi istri keduanya. Saya menolak keras permintaan Kak Ali, namun Kak Ali tetap memaksakan kehendaknya dengan iming-iming memberikan sebagian hartanya pada Ibu."

Dira sudah tau alasan Ali menikahi gadis miskin ini, namun Dira masih belum suka akan Prilly yang notabenya dari kalangan rendah. Dira juga tidak suka pada Amalia yang seakan-akan memeras harta putranya. Dira hanya bisa berdiam, tak bisa berbuat apapun. Semua itu kehendak Ali sendiri.

"Sudahlah Ma!"

Genggaman itu tak lepas, Prilly pun merasa tak nyaman digenggam oleh Ali. Rasanya gatal untuk menanyakan siapa istri Ali yang selama ini membuatnya resah. Pernikahan ini harus dibatalkan, Prilly tidak mau menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Dan menurutnya, pernikahan itu hanya sekali seumur hidupnya.

"Siapa istri Kak Ali?"

Dira menatap Wisnu yang sama-sama kaget dengan pertanyaan Prilly, Dira tak yakin untuk menjawab pertanyaan Prilly. Mengingat Ali pernah melarangnya untuk mengatakan semua itu sebelum pernikahan ini dilaksanakan, Ali tau sebenarnya Prilly sudah sangat penasaran. Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan semua ini pada Prilly.

Tak ingin menjawab pertanyaan Prilly. Dira mengambil tasnya kemudian pergi, Wisnu tersenyum tipis sangat tipis pada Ali tidak pada Prilly. Ternyata Ali dingin keturunan Wisnu yang tampak jarang berbicara, Prilly melepaskan tangannya yang Ali genggam.

"KENAPA ANDA INGIN MENIKAHI SAYA?" Teriak Prilly tepat didepan wajah Ali sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu tak harus tau!!!"

Prilly menghilangkan panggilannya untuk Ali, kembali berkata formalitas. Prilly tiba-tiba menangis dengan tubuh yang luruh kelantai, Ali hanya terdiam membiarkan Prilly menangis sesuka hatinya agar bisa membuatnya tenang.

"Kenapa harus saya!!!" Prilly berkata lirih.

"BERITAHU SAYA SIAPA ISTRI ANDA! BIAR SAYA MINTA PADA ISTRI ANDA UNTUK MEMBATALKAN PERNIKAHAN KONYOL INI!!!" Teriak Prilly menggebu-gebu.

Beruntungnya tak ada Amalia dirumah, hanya ada pembantu-pembantu yang tampak menulikan teriak Prilly. Ali hanya terdiam, tak mampu untuk menjawab semuanya. Semua ini belum waktunya, bukan waktunya Prilly tau semua hal yang bersangkutan dengan pernikahan. Pernikahan ini harus segera dilaksanakan, Ali sudah menyiapkan semuanya. Dari menutup media agar tidak membocorkan semua ini, agar image nya tetap terjaga.

"Jika kau ingin tau, terimalah pernikahan ini!"

Uhh ada yang gereget?

Siapakah istri Ali?

Kasian ya Prilly?

Komen yang banyak, biar kaii enggak down dan idenya ngalir setiap hari?

Rabu, 29 April 2020

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang