32

5K 399 59
                                    

Ali melangkah lebar untuk menemui Nadya, Ali akan benar-benar akan mengakhiri pernikahannya bersama Nadya. Ali benar-benar tak tenang jika Nadya selalu bersamanya, Ali mencengkram map perceraiannya. Ali menatap tajam pada Nadya yang sedang bercengkrama dengan Dira serta Wisnu.

Prak

Nadya kaget mendengar Ali menghentakkan map diatas meja kaca, Wisnu menatap Ali dengan tatapan penuh selidik. Serta Dira yang menatap Ali dengan tatapan kagetnya.

"Apa-apaan kamu!!" Bentak Nadya.

"Aku mau kita pisah!"

Deg

Nadya berdiri, menatap Ali dengan air mata yang sudah luruh. Apa gara-gara benalu itu, Ali meminta cerai dengannya. Takkan Nadya biarkan benalu itu mengambil Ali darinya, Ali akan menjadi miliknya selamanya.

"Aku gak mau, aku enggak mau pisah sama kamu Li. Aku cinta sama kamu, Li, apa kamu tega ninggalin anak kita Li hiks. Aku gak akan pernah mau pisah sama kamu Li!" Teriak Nadya.

Plak

Dira menampar pipi Ali, anak ini benar-benar membuatnya marah. Dira tak habis fikir pada Ali, mencampakkan Nadya demi benalu sampah keluarganya itu. Ali menatap Dira tak bergeming, semua ini sudah Ali duga. Mereka takkan membiarkannya berpisah dengan Nadya.

"Dasar anak kurang ajar, kenapa kamu mau cerai sama Nadya? Apa kurang dia hah! Apa gara-gara benalu itu hah! Mama harus kasih dia pelajaran biar benalu tidak lagi ganggu keluarga kamu," sentak Dira.

"Gak ada sangkut pautnya sama Prilly Ma, aku benar-benar gak tahan lagi sama Nadya Ma. Stop, urus keluarga aku lagi Ma. Aku udah dewasa," balas Ali sengit.

"Aku gak akan pernah cerai sama kamu Li, toh pengadilan pun akan keberatan jika aku sedang hamil!"

Ali tersenyum sinis, lalu melemparkan beberapa foto pada muka Nadya. Nadya syok melihat lembaran foto itu, kenapa Ali mempunyai foto telanjangnya bersama pria lain. Nadya benar-benar berada diambang perceraian, Nadya melakukan semua ini agar Ali tetap berada disampingnya.

"Dia bukan anakku, kau sama saja seperti pelacur. Bahkan lebih dari pelacur, pergi dari rumah ini. Aku sudah muak melihat mukamu!"

Tanpa diminta, Nadya memeluk kaki Ali agar tidak mengusirnya. Nadya benar-benar tak ingin pergi dari kehidupan Ali, Nadya melakukan hal itu benar-benar terpaksa. Nadya hanya ingin Ali bertahan disisinya.

"Jangan usir aku Li, hiks. Foto itu editan Li, mana mungkin aku khianatin kamu hiks. aku cinta sama kamu Li. aku enggak mau cerai sama kamu," ujar Nadya.

Ali menghentakkan kakinya, membuat Nadya terjungkal. Nadya benar-benar tak ingin berpisah dengan Ali, Nadya menatap Dira yang sudah menatapnya dengan tatapan yang begitu sulit untuk ditebak. Ali berjalan keatas, lalu kembali dengan koper berisi pakaian Nadya.

"Cepat tanda tangan, dan pergi!"

"Aku mohon Li, itu semua editan. Itu bukan aku Li, ini darah daging kamu Li. Bahkan kamu ngelakuin hal itu sama aku Li, please Li. Aku enggak mau cerai Li!"

"Hehh! Kau sudah aku percaya, dan kau teganya mengkhianati anakku sendiri. Dasar pelacur, pergi dari rumah ini. Jangan pernah kau dekati anakku lagi, pelacur," teriak Dira.

Nadya terpaksa menandatangani surat perceraian ini, Nadya menatap Ali lalu berdiri dan meraih kopernya.

"Kamu akan menyesal Li, kamu akan menyesal sudah menyia-nyiakan aku Li." Setelah berkata seperti itu, Nadya pergi. Meninggalkan Ali, Dira, serta Wisnu.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang