Dengan tekad yang kuat, Prilly membawa alamat pemberian Amalia. Prilly tidak mau menikah dengan Pria brengsek itu, emangnya dirinya barang bisa ditukar dengan kekayaan. Prilly masih mempunyai harga diri sebagai perempuan, Prilly tak ingin dianggap pelakor yaitu perebut suami orang.
Prilly menatap rumah yang cukup mewah, apakah disini Ibunya tinggal? Dilihat-lihat seperti tak ada orang, Prilly melangkahkan kakinya kemudian bertanya pada satpam yang berjaga didekat gerbang.
"Pak ada Bu Amalia nya?"
"Dari siapa?"
"Saya Prillyan adryna."
Satpam yang bernama Toyo santoso dilihat dari name tag nya, melihatnya dari atas sampai bawah. Apakah penampilannya mencurigakan? Padahal Prilly tidak seburuk itu dalam berpakaian.
"Bu Amalia ada, kamu bisa tunggu diteras depan." Titah Toyo.
Suasana rumah ini begitu asing, Amalia dengan sangat teganya menukarkannya dengan sejumlah harta. Dan rumah ini, hasilnya.
"Bu ini ada tamu."
Prilly berdiri menatap Amalia yang baru saja datang, penampilan Ibuny berbeda. Sangat fasionable, bahkan Prilly tidak lagi mengenali Ibunya sendiri. Prilly menatap tak percaya kearah Amalia, Amalia dengan teganya menyetujui pernikahan gila itu tanpa sepertujuan dirinya sendiri.
"Kenapa Ibu tega?"
Amalia hanya diam memerhatikan putrinya, peduli apa dirinya dengan Prilly. Prilly hanya tameng untuk ia mendapatkan harta yang sangat banyak, dengan sangat mudah tentunya.
"Kenapa Ibu tega menyetujui pernikahan gila itu? Aku enggak mau Bu jadi istri kedua dia hiks.. Ibu tega, Ibu ngorbanin Putri Ibu buat harta yang tak seberapa."
Prilly memegang hatinya yang terasa sangatlah perih, haruskah ia rela menikah dengan Pria yang sudah beristri? Apa kata orang nanti, dirinya akan semakin dijauhi banyak orang. Prilly hanya ingin menikah dengan Pria yang sangat ia cintai, karena menurutnya pernikahan itu sekali seumur hidup.
"Kau harus menikah denganku, bagaimanapun kau menolaknya. Pernikahan akan tetap dilaksanan."
Suara itu.
Suara yang sangat Prilly benci, Prilly mendongak dan bertemu dengan pemilik mata elang yang sangat tajam. Prilly menunjuk Ali dengan amarahnya.
"Gara-gara anda, hidup saya semakin rumit hiks.. kenapa anda harus hadir dikehidupan saya hiks.. kenapa anda memilih saya untuk jadi istri kedua anda, diluar sana masih banyak wanita yang dengan anda. Kenapa harus saya hikss.."
Ali tersenyum sinis, ia melihat kearah Amalia dengan anggukan singkat. Tanpa ekspresi, Amalia mengangguk. Ali meraih tangan Prilly membuat Prilly meronta-ronta agar dilepaskan. Namun nyatanya tenaganya kalah banding dengan tenaganya Ali.
"Ibu kenapa diem aja hiks.. lepasin sakit! Hikss... Ibu tolong aku hiks.." teriak Prilly memanggil Amalia.
Namun tampaknya Amalia menulikan telinganya melihat ia dibawa kelantai atas, Ali membuka pintu kemudian menghempaskan tubuh Prilly ke ranjang. Prilly menangis ketakutan, apa yang akan dilakukan oleh Pria ini. Prilly mundur ketika Ali menghampirinya.
"Jangan mendekat!!!"
Ali merangkak mendekatinya, Prilly menepis tangan Ali yang memegang bahunya. Pria ini mau melakukan apa? Prilly tidak ingin kesuciannya ternodai oleh Pria brengsek ini, Prilly merasa tubuhnya melemas ketika Ali memegang lehernya.
"L---lepas!!!"
Cup
"Aa-hhh.." desah Prilly.
Ali mencium lehernya membuat warna merah terlihat jelas dilehernya, Prilly sekuat tenaga tidak mendesah. Pria ini membuat Prilly semakin membencinya, Ali semakin mencium leher Prilly membuat sebuah tanda kepemilikan disana.
Bug
"Brengsek! Hikss.."
Ali terjengkal kebelakang, Prilly menutupi lehernya yang merah akibat perbuatan Ali. Prilly menangis merasa ternodai oleh Ali, walau tak sampai berbuat yang membuat kesuciannya hilang.
"Anda mau apa? Kenapa anda membuat hidup saya seperti ini, anda meminta kepuasan? Anda punya istri kenapa harus saya hiks... saya bukan pelacur yang bisa anda sentuh seenaknya!!!" Sentak Prilly.
Ali berdiri kemudian memperbaiki kemejanya yang berantakan, bukan maksudnya melakukan ini semua pada Prilly. Namun, ini jalan satu-satunya agar Prilly mau menikah dengannya, wanita ini terlalu keras kepala.
"Kau harus menikah denganku!!!"
"Apa dengan saya menikah dengan anda? Semua itu tidak akan menyakiti hati banyak orang? Keluarga anda akan tersakiti begitu juga dengan istri anda! Harusnya anda mikir, mereka pasti tersakiti termasuk saya hhfffttt--"
Cup
Lagi-lagi Ali mencium Prilly, Ali melumat bibir tipis Prilly yang membuatnya tidak bisa menahan hasratnya. Prilly mengepalkan tangannya kuat, dia tak bisa berbuat apapun. Ketika Ali berada diatasnya.
"Hfftthaha.. mereka gak akan tersakiti, kau harus menikah denganku!!!"
Brak
Setelah berkata demikian, Ali melenggang pergi bersamaan dengan pintu terbanting dengan keras. Prilly mengusap bibirnya secara kasar, sungguh Pria itu membuat Prilly semakin membencinya. Apa dirinya tidak mempunyai otak? Apakah Pria itu tidak mempermasalahkan citra nya sebagai milyader sekaligus pengusaha no 1 diasia.
"Kamu harus menikah dengannya!"
Amalia datang membuat Prilly langsung berdiri menatap tajam kearah Amalia, Ibu nya sangat gila harta. Namun, kenapa harus dirinya yang menjadi korban keserakahannya. Prilly bisa membayar semua hutang maupun bunga Ibu nya, semua itu butuh waktu. Prilly tidak mau menyakiti banyak orang.
"Ibu tolong hiks... aku enggak mau menikah dengan Pria yang sudah beristri, hiks... Ibu tolong jangan terima harta dia!" Pinta Prilly sambil bersujud dihadapan Amalia.
"Keputusan Ibu sudah bulat, Ibu capek hidup kayak gini terus. Ibu pengen kayak orang lain yang bisa beli ini-itu dalam waktu singkat, Ibu gak mau lagi hidup susah."
"Aku janji Bu akan giat cari uang, asal Ibu membatalkan pernikahan ini Bu. Hati aku sakit Bu hiks... aku gak mau jadi istri kedua diaa hiks.."
Amalia menepis tangan Prilly yang memegang tangannya, keputusannya sudah bulat. Amalia akan tetap dengan pendiriannya, menikahkan Prilly dengan Pria kaya itu. Membuat hidupnya tidak akan susah seperti yang lalu.
Prilly menyeka air matanya yang keluar tanpa ijin, Prilly berlari kearah Amalia yang keluar dan langsung menguncinya dikamar ini.
"IBU BUKA hiks... AKU ENGGAK MAU DISINI BU hiks... AKU ENGGAK MAU MENIKAH SAMA DIA hikss... KENAPA IBU TEGA!!" Teriak Prilly sambil menggedor-gedor pintu. Namun Amalia menulikan telinganya, ia berjalan menghampiri Ali sambil tersenyum manis.
"Saya pastikan dia akan mau jadi istrimu, liat saja nanti. Persiapkan semuanya oke?"
"Hmm.."
Tubuh Prilly merosot, haruskah ia menerima pernikahan ini? Prilly tidak mau dianggap pelakor oleh orang-orang, sudah cukup ia dijauhi oleh mereka. Prilly ingin hidup tenang, bukannya semakin rumit. Nama saja yang sangat bagus, namun kelakuannya sangat bejat. Bagaimana bisa pengusaha no 1 itu melakukan hal yang bisa merusak citra baik perusahaannya.
"Dia benar-benar sudah gila!!!"
Rabu, 15 April 2020
Tetap stayhome
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR [PROSES PENERBITAN]
RomancePrilly Adryna tak pernah menyangka di dalam hidupnya akan dipaksa menikah dengan pengusaha bernama Ali Khalif Atmajaya, hanya karena uang dan paksaan ibunya. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus cerita yang tertuang dalam kisah mereka.