35

5K 390 23
                                    

Tap

Tap

Tap

Derap langkah kaki terdengar dilorong Rumah Sakit dekat ICU, wanita itu menutupi wajahnya dengan syal berwarna hitam. Matanya memicing melihat bodyguart sedang menjaga ruang ICU, bagaimana ia harus masu? Jika ruangannya pun dijaga.

"Apa yang harus aku lakukan?" batin wanita itu.

Wanita itu menghampiri bodyguart itu, lalu mengatakan pada bodyguart itu jika ada yang mencarinya. Awalnya bodyguart berwajah sangar itu tak percaya dengan perkataannya, tetapi wanita itu meyakinkan bodyguart hingga bodyguart itu pergi meninggalkan ruang ICU.

"Yes berhasil, aku datang, Kak Ali."

Wanita itu Prilly.

Prilly membuka pintu ruang ICU, sebencinya apapun pada Ali. Ali tetap orang yang sudah menyelamatkannya, sudah 2 bulan Ali terbaring koma, walau sempat sadar namun tak lama kemudian Ali kembali koma akibat tembakan itu mengenai organ vitalnya.

"Assalamualaikum?"

Prilly duduk disisi Ali, Prilly memakan pakaian steril. Matanya sedikit ngilu melihat masih ada kabel-kabel yang menempel ditubuh Ali, kapan Kak Ali nya akan bangun.  Prilly meletakkan bunga diatas meja, lalu menatap lekat Ali.

"Kakak kapan bangun? Sebentar lagi baby akan melihat dunia Kak, Kakak sayangkan sama aku? Kakak enggak mau kan aku keluyuran lagi terus diculik sama Thalia? Aku mohon Kak, Kakak harus bangun, buat aku diam dirumah Kak," ucap Prilly.

"Sebentar lagi juga hiks. aku akan menikah dengan Reza, Kakak harus bangun ya? Kakak harus saksiin pernikahan aku sama Reza."

Anggap saja dirinya benar-benar jahat, namun semua ini sudah takdir. Prilly tidak bisa memutuskan jalinan bersama Reza, dia sudah baik padanya, serta keluarga Reza menerima baik keberadaannya.

"Mungkin kita tidak bisa ditakdirkan bersama, Kak. Tetapi, Kakak akan tetap menjadi Ayah Anakku," batin Prilly.

Prilly meneteskan airmatanya, Prilly beranjak. Rasanya Prilly ingin buang air, Prilly keluar dari ruang ICU. Tak ingin memakai toilet yang berada didalam ruangan Ali, tanpa Prilly sadari. Ada orang memasuki ruang ICU.

"Ahhh leganya." Prilly mengelus perutnya, Baby sejak pagi tadi mendesak ingin keluar. Walau hanya sesekali saja, Prilly melangkahkan kakinya menuju ruang ICU.

"Loh ada apa ini?" batin Prilly.

Prilly menutup wajahnya dengan syal kenapa bodyguart-bodyguart Kak Ali sepertinya panik, apakah terjadi sesuatu akan Kak Ali? Prilly menghampiri salahsatu bodyguart kepercayaan Kak Ali.

"Nyo--nya Prilly."

"Ada apa dengan Kak Ali?"

Perasaannya benar-benar tak enak, apakah terjadi sesuatu akan Ali. Prilly menggigit bibir bawahnya, kontraksi itu kembali datang. Namun, Prilly tetap berusaha menahan semua ini. Prilly ingin tau ada apa dengan Ali.

"Tuan tiba-tiba menghilang Nyonya, bahkan kami tidak bisa menemukan jejaknya sama sekali, Tuan menghilang secara misterius. Bahkan kami sudah mengecek CCTV, namun CCTV tiba-tiba tidak berfungsi. Semua CCTV di Rumah Sakit tidak berfungsi."

Deg

Tangannya menyangga tubuhnya yang akan roboh, Prilly terduduk dilantai. Kemana Ali? Apakah ini hasil perbuatan Thalia?

"Aaak!"

Prilly meringis ketika merasakan kram pada perut serta sakit pada pinggangnya, bodyguart kepercayaan Ali itu panik. Lalu berteriak pada suster agar mengantarkan Prilly yang sepertinya akan melahirkan.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang