"Nadya?"
Prilly tak percaya apa yang dirinya lihat, matanya melihat dengan seksama Nadya yang bersimbah darah sudah tak lagi bergerak. Apa semua ini hasil perbuatan Ali? Prilly mundur, bau anyir menyeruak seketika. Tolong katakan semua ini hanyalah mimpi?
"Apa Kak Ali yang melakukan ini?"
Langkahnya mendekati Nadya, disini banyak sekali serpihan kaca. Bagaimana Nadya bisa masuk dan berakhir mengenaskan seperti ini, Prilly bisa melihat urat nadi Nadya terputus, serta darah yang berceceran. Bahkan mulut Nadya mengalir darah.
"Nadya?"
Tangannya menyentuh pundak Nadya, Nadya benar-benar sudah meninggal. Prilly mendekap mulutnya, apa mungkin Ali yang melakukan hal ini? Membunuh Nadya.
Jika benar, kenapa Ali sekeji itu. Apakah dia tidak mengingat jika Nadya orang yang pernah mengisi hatinya, bahkan Nadya orang yang selalu ada untuk Ali. Prilly tak habis pikir jika semua itu memanh benar adanya, Prilly menggelengkan kepalanya.
Katakan semua ini hanyalah mimpi belaka untuknya?
Prilly melangkah mundur, dirinya benar-benar tak mau lagi melihat begitu mengenaskannya Nadya. Prilly segera berlari turun dari lantai 4, dirinya benar-benar syok setelah apa yang dirinya lihat. Prilly memegang ujung pembatas tangga, tangannya gemetar serta wajahnya pucat.
Hiks.
Isakan kecil mulai terdengar darinya, Prilly benar-benar syok setelah apa yang ia lihat. Amalia yang mendengar isakan Prillypun menghampiri Prilly, Prilly yang melihat Amalia menghampirinya dan memeluknya. Tentunya muncul tanda tanya besar, kenapa dengan Prilly?
"Kenapa hmm?"
"Na----dya Bu hiks. Na----dya."
Amalia langsung melepaskan pelukan Prilly lalu menatap Prilly dengan serius, ada apa dengan Nadya?
"Dia nyakitin kamu lagi?"
Prilly menggelengkan kepalanya, Prilly bahkan tak percaya ada mayat Nadya berada di Rumah ini. Bahkan Prilly merasa semua ini mimpi baginya, yang menjadi tanda tanya besar adalah kapan Nadya datang kerumah ini? Selama ini, dirinya tak mendengar suara apapun dari lantai atas, lalu kenapa Nadya tiba-tiba berada dilantai 4.
"A--ada mayat Nadya Bu."
Deg
Amalia melepaskan tangannya yang berada dipundak Prilly. Mayat Nadya, bagaimana bisa Nadya bisa ada di Rumah ini. Amalia menatap Prilly lagi dengan serius, pasti semua ini ada keterkaitannya dengan Ali.
"Telepon Ali, bagaimanapun dia harus tau. Ibu yakin dia tau semua ini."
Prilly mengangguk, dirinya sangat yakin jika Ali sudah tau tentang ini. Namun, kapan kejadian yang merenggut nyawa Nadya itu terjadi? Untuk saat ini, Prilly berusaha tenang. Mencoba untuk menunggu kedatangan Ali, serta menyuruh kepercayaan untuk menguburkan jenazah Nadya tanpa ada yang tau.
"Kenapa semua ini begitu mengejutkan," batin Prilly.
Amalia menuntun Prilly kedalam kamarnya setelah menyuruh kepercayaan Ali untuk segera membawa jenazah Nadya pergi. Amalia mengambil ponsel Prilly, lalu menempelkan ponsel itu pada telinganya.
"Dia tidak akan aktif untuk sekarang Bu, Kak Ali lagi dalem pesawat," ujar Prilly lemas.
Amalia merenggut, bagaipun kasus ini harus segera selesai. Amalia tak ingin nama baik Ali menjadi tercemar.
***
Ali menginjakkan kakinya dibandara Soekarto-hatta dengan perasaan lega, akhirnya kerinduannya akan segera terlaksanakan. Ali jadi tak sabar untuk menemui Prilly, bahkan Ali sedikit menyesal baru saja menikah. Ia harus segera ke jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR [PROSES PENERBITAN]
RomancePrilly Adryna tak pernah menyangka di dalam hidupnya akan dipaksa menikah dengan pengusaha bernama Ali Khalif Atmajaya, hanya karena uang dan paksaan ibunya. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus cerita yang tertuang dalam kisah mereka.