Bagian 12

162 12 0
                                    

Sekolah tinggal beberapa hari, Minggu depan anak kelas 12 sudah tak masuk sekolah karena hari tenang menjelang ujian.

Saat ini Aga dan Aca mengikuti mata pelajaran seperti biasa. Aca yang masih mengabaikan Aga. Aga yang masih diam dengan sikap Aca.

Aga menoleh ke arah Aca "gua mau dijodohin ca" bisik Aga yang masih setia memegang pulpen di tangannya.

Aca membelalakkan mata nya menatap Aga seakan tak percaya "serius ca. Tanya sama ayah gua dah. Gua mau putusin Farah" bisik Bagas lagi menyambung ucapannya yang belum selesai.

Plak....

Satu pukulan mendarat di lengan Aga, dipikir mutusin cewek semudah itu. Enteng banget omongannya. Bagas merespon dengan cengiran kudanya.

Bagas senang mendapat respon Aca, refleks senyum Bagas mengembang. Aca langsung melanjutkan untuk fokus belajar nya.

Jam istirahat Aga mengajak Aca ke halaman belakang sekolah. Aca yang ditarik oleh Aga tak bisa menolak.

Saat sudah sampai di halaman belakang sekolah Aca melepaskan pegangan tangan Aga.

"Arghhh, sakit ogeb" kesal Aca.

"Ca nih gua serius ca!!!" Ujar Aga. Aca mengernyitkan dahi nya menandakan bahwa dia bingung

Nafas Aga yang masih memburu akibat kelelahan menyeret Aca ke halaman belakang sekolah.

"Gua tuh gak bisa ca diginiin terus sama Lo!! Hampa hidup gua. Dan ini yang gua rasain!!" Ujar Bagas.

"Pliss ca jangan abaikan gua, gua mohon sama Lo" ujar Bagas lagi. Aca tersenyum, sebenarnya dalam hati nya senang sekali. Aga yang tak bisa jauh-jauh darinya, tak bisa diabaikan oleh nya.

"Beneran deh ca, hampa hidup gua tanpa ocehan lu" ucap Bagas lagi.

Sejenak Aca terdiam. Dipikir-pikir apa gunanya mendiamkan Aga kemarin. Apa gunanya menjauhkan Aga. Apa gunanya mengabaikan Aga. Hanya menuruti permintaan Yuda, sampai-sampai Aca mengacuhkan Aga beberapa hari. Aca juga bingung kenapa dia nurut sekali dengan Yuda.

Aca tersenyum "Hahahahahahahah" tawa Aca.

Bagas terheran mengapa Aca malah tertawa dan Bagas menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Aga mengacak rambut Aca "kenapa malah ketawa sih ca?" Tanya Bagas.

"Gpp lucu ajah ternyata Bagas Raditya cowok cool, ganteng dan juga di kagumi para kaum hawa ini lemah juga kalau gua diemin" tutur Aca yang masih dengan tawa renyahnya.

"Serius nih ca!!!" Ucap Bagas dengan rengekannya.

Aca menganggukkan kepalanya beberapa kali "oke, oke. Sorry kalau gua mengabaikan Lo beberapa waktu lalu. Gua bener-bener gak tau harus gimana. Yuda minta gua buat jauhin Lo. Kata Yuda hubungan kita gak wajar. Hubungan kita itu katanya pasti ada apa-apa nya" jelas Aca.

Aga mendengarkan dengan baik penjelasan dari Aca. Saat Aca mengabaikan Aga, mood nya memang tak baik-baik saja. Sering melamun dan terlihat sangat sedih. Terkadang Farah sampai kesal dibuatnya.

Flashback on

Aca berada di kelas tidak beranjak ke kantin karena memang dia tak minat. Sebenarnya masih dalam misi menjauhi Aga.

Saat ini Aga sedang bersama sang kekasih dimana sang kekasihnya tak berhentinya mengoceh. Tidak ada respon sama sekali dari Aga.

"Sayang ih kenapa sih setiap aku ngomong kamu gak pernah dengerin aku" omel Farah.

Semenjak Farah menjadi kekasih Aga, dia menjadi lebih posesif dan Aga tidak menyukai itu sama sekali.

"Apa sih ra" balas Aga.

"Aku tuh tadi ngomong sama kamu. Tapi kamu gak dengerin. Sakit tau rasanya dicuekin. Kamu mikirin siapa sih? Mikirin si Aca lagi dan lagi? Iyaaa???" Omel Farah lagi yang membuat aga jengah.

Bagas berdiri dari tempat duduk nya dan meninggal Farah. Farah pun mengejar kepergian Bagas.

Farah mencekal tangan Bagas "tunggu aku belum selesai ngomong sama kamu" tutur Farah.

"Mau ngomong apalagi?"

"Harus emang nya semua yang kamu pikirkan itu selalu tentang Aca, Aca, Aca dan Aca?" Ucap Farah meninggikan suaranya.

Bagas melihat lekat wajah Farah "kalau kamu gak suka yaudah tinggalin aku saat ini juga!!!" Balas Bagas yang sukses membuat Farah terkejut.

Sejak saat itu hubungan Farah dan Bagas tak baik-baik saja. Bagas yang lebih memilih Aca daripada Farah. Kehilangan Farah menurut nya tak membuat masalah dalam hidupnya namun, kehilangan Aca membuat dunianya akan hancur.

Flashback off

Aca menatap lekat mata milik Aga "hubungan kita wajar aja kan ga???" Tanya Aca.

"Bilang sama gua kalau kita ini cuma sahabatan kan ga! Gak lebih kan ga! Iya kan ga?" Ujar Aca lagi.

Sebenarnya dalam hati Bagas ingin sekali mengatakan "ini lebih dari rasa sahabat" ucap Bagas dalam hati. Namun, ia tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan itu semua. Dia takut Aga akan dijauhkan oleh Aca karena perasaannya ini.

"Iya ca iya. Kita sahabatan, gak ada yang bisa pisahin kita sekalipun itu pasangan kita ca. Kalau emang pasangan kita gak suka sama hubungan kita itu tandanya dia gak pantes ada di hidup kita ca. Kita kecil sampai dewasa seperti ini sama-sama ca" jelas Bagas seraya terus menatap mata Aca.

"Ah lucu Lo. Ya kalau kita udah punya pasangan masing-masing, hidup lah bahagia dengan pasangan masing-masing nanti kita jodohin deh anak kita, hahahahaha" ucap Aca disusul dengan tertawa, Aga pun ikut tertawa seraya mengacak rambut Aca.

"Jadi kita damai?"

"Sejak kapan kita perang Aga?" balas Aca seraya mencubit pinggang Aga.

"Ya gak perang sihhh, tapi Lo kan diemin gue cuma gara-gara cowok tengil ituuu" ucap Aga menirukan gaya-gaya tengilnya.

Aca mencabikkan bibirnya tanda tidak setuju dengan pendapat Aga. Aca hanya terlalu termakan dengan ucapan Yuda. Sekarang Aca akan mengacuhkan Yuda, biarin saja Yuda mau marah Aca sudah tak memperdulikan lagi. Mengacuhkan Yuda berarti tak akan menghiraukan apa yang Yuda inginkan.

Membuat Bagas merasa gemas kepada Aca. Ini adalah momen yang ia rindukan ketika Aca mengabaikannya. Padahal hanya beberapa hari saja, sudah dapat membuat Aga seperti bukan menjadi dirinya. Dirinya yang selalu lengkap karena Aca.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang