Bagian 18

157 11 0
                                    

Saat setelah kejadian di mall. Aca sekarang berada di dalam kamarnya dia mengurung diri sejak semalam. Bahkan, Bagas pun tak dapat masuk ke dalam kamarnya.

"Ih dasar cowok gak tau diri. Cowok kurang ajar. Huaaaaa...... Hiks... Hiks..." Tangisan Aca.

Sang mama dan papa nya pun bingung ada apa dengan anaknya. Semalam anaknya pulang dengan keadaan yang tak baik-baik saja. Muka pucat, mata sembab, hidung merah dan rambut yang acak-acakan.

Saat terakhir ujian kemarin Bagas mengendarai mobil ke sekolah sehingga ketiga nya bisa pergi ke mall menggunakan kendaraan milik Bagas.

Itu sebab nya penampilan Aca bisa berantakan karena di dalam mobil sepanjang perjalanan pulang Aca menangis tak karuan. Bagas tak bisa menenangkan Aca nya ketika sedang kalut seperti itu. Jadinya ia hanya bisa membiarkan Aca meluapkan semua rasa kesedihan nya itu. Bagas pun belum menceritakan hal ini kepada orang tua Aca, sehingga membuat orangtua Aca kebingungan dibuatnya.

Tok... Tok... Tok... (Suara ketukan pintu kamar Aca, yang di ketuk oleh sang adik)

"Kak, sarapan yuk...." Ucap Ara di balik pintu.

Tak ada jawaban dari Aca "kak,,,, mama sama papa udah nunggu kakak loh" ucapnya lagi.

Ara mencoba membuka pintu kamar Aca namun, ternyata di kunci.

"Kak ayo dong keluar dulu. Kakak kenapa?" Ucap Ara lagi yang masih sama belum ada balasan apa-apa dari dalam.

Ara cemas dengan keadaan sang kakak. Sebab, ketika semalam Ara sudah berada di kamarnya sehingga tak tau sedang terjadi apa dengan kakaknya.

Akhirnya Ara memutuskan untuk ke ruang makan dan melaporkan ini kepada kedua orang tuanya.

"Ma, kakak gak jawab udah Ara panggil, Ara ketuk-ketuk kamar nya. Tapi gak ada balasan dari kak Aca" ujar Ara seraya duduk di kursi sebrang sang mama.

"Itu anak ada masalah apa ya kok sampai segitunya. Semalam si Aca pulang-pulang keadaannya gak baik-baik aja tuh anak. Padahal kelar ujian, kenapa ya Ra? Mama juga gak tau" ujar mama.

Mama memberikan sepiring nasi goreng kepada papa "yasudah makan dulu nanti kita tanyakan sama anaknya, atau nanti kamu coba minta tolong sama Aga, semalam dia pulang sama Aga kan" ucap papa seraya menyuruh Ara untuk meminta penjelasan kepada Aga.

🍁🍁🍁

Saat ini Aga sedang berada di depan pintu kamar Aca. Ia diminta oleh Ara untuk membujuk Aca agar keluar kamar.

Ketukan yang terus diketuk oleh Bagas tak mampu membuat Aca keluar dari kamarnya "ada apa sebenarnya sama Aca?" Tanya papa

"Biasa pa, urusan anak muda hehe" balas Bagas dengan cengiran kudanya.

"Ulah siapa? Sampai Aca kayak gini? Kamu ya gas?" Tanya papa lagi.

"Eits..... Enak ajah pa. Sebelumnya maaf ini panggilnya Aga ajah deh dari pada gas, gas, gas ya kan gak enak didengernya" ucap Bagas "hmm itu pa, Aca diselingkuhi" bisik Bagas.

Sebelum papa angkat bicara lagi Bagas sudah angkat bicara duluan "jangan kasih tau Aca. Papa pura-pura gak tau ajah yaa. Biar ini Bagas yang selesaikan" ucap Bagas dengan bangga. Sedangkan papa merespon dengan mengangguk kan kepalanya, papa percaya anaknya pada Bagas.

"Aca.... Gua pen curhat nihh. Besok masa gua dinikahin sama ayah" teriak Bagas dari luar kamar, padahal dia bohong kalau akan dinikahkan. Membuat papa Aca menatap Bagas dengan terkejut dan meminta penjelasan. Sedangkan Bagas hanya menganggukan kepalanya.

"Aca.... Beneran nih soalnya kan udah kelar ujian. Calon bini gua nih ada mau gua kenalin ke lo" teriak Bagas lagi, padahal dia berbohong.

Aca yang sedang berada di dalam kamar sejenak menghentikan tangisannya itu. Menghapus jejak air matanya, dia melihat seisi kamarnya. Kamarnya yang sudah terlihat seperti kapal pecah.

Aca berdiri dari tempat tidurnya. Bergegas segera membukakan pintu tanpa merapihkan penampilannya yang sudah tak karuan bentuknya.

Ceklekk....

Semua orang yang berada di depan pintu kamar Aca sedikit terkejut dengan penampilan Aca yang tak bagus untuk dilihat sama sekali.

"Ca... Kamu baik-baik aja kan?" Tanya papa yang langsung mengelus rambut Aca yang berantakan.

Aca tak menjawab pertanyaan papa nya, ia menatap ke arah Bagas "mana calon bini Lo?" Tanya Aca. Namun, Bagas hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Aca.

Aca yang mendapat perlakuan itu langsung membalikkan tubuh untuk masuk ke dalam kamarnya. Namun, sudah keduluan ditarik tangannya oleh Bagas.

Bagas memegang kedua bahu Aca "Gak baik memendam semuanya sendiri. Buat apa ada gua kalau lo luapin semuanya sendiri? Gua tau Lo ngerasa hancur, tapi gak gini caranya. Cowok brengsek kayak dia gak pantes ditangisin kayak gini" jelas Aga dengan lembut.

Perlakuan Bagas tak luput dari penglihatan mama, papa dan Ara. Mereka bertiga yang menyaksikan merasa terharu dengan kelembutan Bagas.

"Ma, Pa, Aga ijin nenangin Aca ya" ucap Bagas yang langsung dianggukan oleh keduanya.

Aga menuntun Aca masuk ke dalam kamarnya, lalu mendudukan Aca di sofa kamarnya.

"Kenapa hm??" Tanya Bagas yang seraya menyelipkan rambut Aca ke belakang telinganya. Seketika Aca langsung menangis sampai tersedu-sedu, Aca menutupi wajah nya dengan kedua telapak tangannya.

"Heyy... Kenapa sih ca?" Tanya Bagas lagi yang melepaskan tangan Aca dari wajahnya.

"Hiks... Dia jahat... Hiks... Dia keterlaluan..." Jelas Aca dengan tangisannya.

Bagas membawa tubuh Aca bersandar pada bahunya seraya mengelus puncak kepala Aca.

"Udah yah gak usah nangis. Jelek tau" ucap Bagas.

"Beruntung kamu tau dari sekarang kalau cowok itu gak baik buat kamu. Dia mempermainkan kamu, dia memanfaatkan kamu. Jangan sedih kayak gini, gak ada untungnya buat kamu. Kamu nanti malah sakit karena terlalu mikirin dia. Cowok kayak gitu bagusnya kamu taroh di lembar masa lalu. Udah yah jangan sedih lagi. Ada gua disini, gua selalu ada buat Lo okay" jelas Bagas dengan lembut.

"Gua bodoh banget, disaat ada pria baik kayak dia tapi gua gak pernah sadar dan gua malah cari cowok yang ternyata gak ada baik-baiknya" gumam Aca dalam hati seraya menatap Bagas dari sisi samping.

"Udah yah, lupain yaa dia pantes buat lo taroh di masa lalu" ucap Bagas.

"Gua janji gak akan biarin dia deket-deket sama Lo okay" katanya lagi, Aca mengangguk dan menghapus jejak air matanya.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang