Bagian 19

149 12 0
                                    

Sabtu malam atau biasa disebut dengan malam Minggu. Memang ketika Yuda dan Aca resmi berpacaran mereka selalu berkencan setiap malam Minggu.

Saat ini Yuda sedang menunggu Aca keluar dari rumah. Namun, Yuda melihat di sebrang rumah Aca ada seseorang yang Yuda kenal orang itu adalah Bagas Raditya.

Bagas jalan menuju gerbang rumah milik Aca, niatnya Bagas akan mengajak Aca nongkrong di angkringan.

Bagas menghampiri Yuda dengan senyum ramah "hai sob apa kabs nih lama gak jumpa ya?" Ucap Bagas sok akrab padahal tak ada kata akrab di antara keduanya.

Bagas yang mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, namun tak di balas oleh Yuda. Bagas pun menarik lagi tangannya yang diacuhkan.

Memang setelah kejadian hari lalu Aca tidak langsung memutuskannya. Aca akan pura-pura tak tau padahal Aca tau semuanya.

Aca yang ditunggu oleh Yuda pun keluar gerbang rumahnya. Menyapa Yuda dengan ramah dan memberikan senyum kepada Bagas.

"Hai honey" sapa Yuda, Aca tersenyum kecut.

"Hai. Oiya Yud sebelum jalan aku pengen ungkapin sesuatu ke kamu. Pertama, aku gak jadi kuliah di tempat yang kamu inginkan. Kedua, mulai detik ini kita GAK ada hubungan apa-apa lagi, kita PUTUS!!!" Ucap Aca dengan tegar padahal hatinya sangat rapuh.

Bagas yang melihat kejadian itu terlihat bahagia wajahnya. Melihat ekspresi Yuda yang kaget membuat Bagas ingin terbahak sekarang juga.

"Lohh ca. Kenapa?? Kenapa putus? Kita saling sayang kok" balas nya seraya memegang tangan Aca.

"Buat apa mertahanin cowok yang cuma mau manfaatin gua!!! Ditambah Lo itu jadiin gua selingkuhan Lo!!! Padahal Lo udah punya PACAR kan???" Ucap Aca meninggikan suaranya.

Yuda menggelengkan kepalanya "gak bener kayak gitu sayang. Kamu punya bukti apa?" Tanya Yuda.

Lalu Aca mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukkan foto Yuda bersama cewek lain "masih mau ngelak? Sehabis selesai ujian katanya mau jemput, tapi Lo ngerayain Annive jadian Lo sama cewek ini kan?" Ucap Aca yang sepertinya sudah mulai meluap rasa marahnya.

Yuda terdiam, tak bisa menjawab apa-apa "mau ngelak apa lagi hm?" Tanya Aca

"Bodoh nya gua gak pernah sadar kalau orang yang gua sayang malah nyakitin gua kayak gini. Bodohnya lagi gua tangisin orang kayak Lo yang gak pantes gua tangisin sama sekali!!!" Bentak Aca. Sedangkan Bagas hanya menatap ke arah mereka berdua, Aca yang sedang bergelut dengan emosinya dan Yuda yang tak tau harus merayu Aca seperti apa lagi.

"Kamu salah liat sayang. Aku gak mungkin jadiin kamu selingkuhan aku. Kamu satu-satunya" ucap Yuda yang muka nya dibuat sedih.

"Bulshit!!!" Bentak Aca.

Sudah tak tahan lagi dia mulai terbawa suasana emosi "okey iya gua emang jadiin Lo selingkuhan. Gua emang cuma pengen numpang tenar sama Lo yang pinter. Lagian buat apa Lo dijadiin cewek satu-satunya dalam hidup gua kalau Lo nya ajah jadi simpen cowok ini" ucap Yuda seraya menunjuk ke arah Bagas. Aca yang mendengar kata-kata dari Yuda sudah tak tahan menahan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Bugh...

Satu Bogeman mendarat pada bagian wajah Yuda, bagi Bagas ini sudah kelewatan. Jelas-jelas dia telah menyakiti Aca ditambah dengan kata-kata nya itu.

Aca sudah tak sanggup lagi untuk berbicara, tangisnya sudah pecah malam itu lagi. Ketika ia sudah membuka hati perlahan untuk seseorang tetapi dibuat kecewa.

Bugh...

Satu tonjokan mendarat pada pipi Bagas yang membuat darah segar di sudut bibirnya mengalir. Aca yang melihat itu sudah tak tahan lagi.

"Apa-apaan maksud Lo yud? Belum puas bikin hati gua sakit hah? Ko malah nyakitin dia yang gak salah apa-apa!!!" Ucap Aca yang masih dengan isakkan tangisnya. Membiarkan Yuda di luar gerbang rumah milik Aca.

Lalu Aca membawa Bagas masuk ke dalam rumahnya. Menuntun dengan hati-hati dan membawa ke teras rumah Aca.

"Bentar ya" ucap Aca seraya meninggalkan Bagas untuk mengambil alat P3K.

Saat Bagas sedang menunggu Aca yang datang tetapi bukan Aca yang datang "eh ca cepet amat perasaan baru masuk" ucap Bagas yang seraya memegangi lukanya dan meringis.

"Loh kamu kenapa? Tawuran dimana malem-malem Aga??" Tanya mama yang khawatir.

Bagas tersenyum "depan komplek ma" balas Bagas, kemudian Aca datang membawa kotak P3K.

Aca langsung mengobati luka yang ada pada sudut bibir Bagas "kenapa Aga bisa kayak gini ca?" Tanya mama kepada Aca.

"Shhh.... Pelan-pelan dong ca. Biasa ma anak laki" ucap Bagas seraya meringis kesakitan karena sedang diberi obat merah pada lukanya.

"Kenapa sih ca? Coba kasih tau mama" ucap mama lagi.

"Mama kepo deh" balas Aca.

"Ih kamu mah, mama tanya bener-bener nih. Tuh kamu juga jelek banget abis nangis?" Ucap mama meledek.

"Tadi Yuda kesini terus Aca putusin eh dia gak terima gitu" jelas Aca.

"Ouh jadi pacar kamu Yuda. Bagus deh kalau udah putus. Mama juga gak menarik sama namanya apalagi orang nya. Lagian kalian kenapa gak pacaran aja coba? Terus kalian nikah deh" ujar sang mama, membuat Aca berhenti dengan kegiatannya sedangkan Aga menunduk dan tersenyum.

"Mama apaan sih!" Balas Aca.

"Ya kan mama cuma nanya ca. Lagian kalian udah kenal dari kecil jadi gak salah dong" ucap mama lagi.

Aca berdiri dari duduknya dan menghentikan untuk mengobati luka Aga yang sudah terobati sedikit "Aca permisi tidur" ucap Aca seraya meninggalkan mereka berdua.

Setelah kepergian Aca mama duduk di kursi yang tadi sempat di duduki oleh Aca. Mama melirik ke arah Bagas.

"Gimana ceritanya?" Ucap mama mengintrogasi.

Lalu Bagas menceritakan apa yang terjadi dengan anak dan mantan kekasih nya itu "makanya mama gak pernah suka sama cowok manapun yang deketin anak mama, cuma Aga yang mama bisa percaya" ucap mama lalu Bagas tersenyum.

"Makasih ma, udah percaya sama Aga buat jagain putri mama" ucap Bagas seraya berpamitan untuk pulang ke rumah.

Niat ingin ke angkringan tak jadi akibat terjadinya pertumpahan darah yang tak terlalu banyak. Namun, membuat seseorang kembali bersedih lagi. Aca nya yang belum seceria hari biasanya.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang